Khairan terus mengajak Aleena untuk pulang, tapi Aleena masih tidak mau. Dia tidak tega melihat Rangga yang tertidur di sana. Apalagi ketika Aleena memakaikan selimut ke tubuh Rangga yang tengah meringkuk. Air matanya ingin menetes. Dia teringat ketika kecil dulu. Di mana Rangga ketiduran di emperan toko hanya karena menunggu hujan reda. Aleena menyeka ujung matanya. Kisah pilu Rangga malah berputar di kepalanya.
"Aku harus jahat ke kamu, supaya kamu selamat dari Kalfa. Aku gak mau kamu terluka karena aku. aku gak mau menjadi beban siapapun."
Axel menatap Aleena dengan begitu dalam yang tengah menatap Rangga dengan begitu khusyuk. Dia tahu bagaimana perasaan Aleena.
"Pulanglah!"
Aleena menggeleng dengan pelan tanpa menoleh ke arah sang bodyguard. Axel masih memperhatikan cucu dari bos ayahnya tersebut sambil menghela napas kasar.
"Kalau begitu Tunggu di mobil saja. Udara di sini sangat amat dingin." Axel mencoba bernegosiasi. Cucu dari Gio dan Ayanda itu akan menjadi sosok keras kepala jika sudah menyangkut keinginannya.
"Aku ingin di sini." Sudan Axel duga Aleena aka menjawab Itu. Akan tetapi, Axel tidak bisa berbuat apa-apa.
Ada rasa tidak suka di hati yang laim ketika Aleena mengatakan itu. Khairan terlihat marah, tapi dia tidak bisa melarang Aleena. Dia tidak memiliki hak apapun. Berkali-kali mengungkapkan isi hatinya kepada Aleena berkali-kali itulah dia ditolak dengan berbagai alasan.
"Kembalilah sebelum mentari nampak. Jangan sakiti tubuh kamu dengan menunggu dia di sini. Saya pastikan dia akan baik-baik saja."
Axel sangat tegas. Dia tidak ingin perempuan yang harus dia jaga sakit. Tugasnya bukan hanya menjaga keselamatan Aleena, tapi menjaga kesehatannya juga. Ini adalah negosiasi yang tepat agar Aleena mau menurut.
"Apa yang dikatakan Axel benar, Na."
Suara Khairan terdengar. Aleena dan Axel pun menoleh. Khairan mencoba untuk tersenyum ke arah Aleena dan terus mbujuk Aleena dengan begitu lembut.
"Besok aku antar ke sini lagi. Aku janji."
Soft sekali perkataan Khairan. Namun, Axel menangkap ada kesakitan dan kekecewaan yang tengah Khairan rasakan. Khairan yang selama ini menyimpan perasaan kepada Aleena, dan berharap akan mendapat balasan perasaan dari perempuan tersebut ternyata hanya sebuah mimpi belaka. Aleena semakin menutup rapat hatinya dan membuang kunci hatinya ke hamparan lautan luas. Sulit untuknya meluluhkan hati Aleena yang sudah seperti batu karang.
Aleena memilih untuk pulang dan menitip Rangga kepada Axel. Sang pengawal hanya mengangguk pelan. Axel mengantar Aleena hingga menuju mobil. Sekarang, Khairan lah yang akan mengemudi.
"Titip Aleena."
Dahi Khairan mengkerut mendengar ucapan dari Axel. Dia merasakan jika Axel mulai menyukai Aleena karena semakin ke sini semakin perhatian kepada Aleena.
"Tanpa lu suruh gua akan jaga Aleena."
Terlihat wajah Khairan nampak ketakutan. Sedangkan Axel hanya memasang wajah datar.
"Gua gak mau Aleena memiliki jodoh sama kayak adiknya, yaitu bodyguard."
Perkataan Khairan membuat Axel berdecih. Kedekatannya dan Aleena banyak yang salah mengira. Padahal Axel tak memiliki perasaan apapun kepada Aleena. Hanya sebatas seorang kakak yang melindungi adiknya.
.
Sebelum mentari terbit, Aleena sudah membangunkan Khairan. Lelaki yang sudah beberapa bulan ini ditugaskan untuk mendampingi Aleena oleh Radit hanya mengerang kesal. Ingin sekali dia melanjutkan tidur, tapi ancaman dari Aleena membuatnya tak bisa melakukan itu.
"Aku bisa pergi sendiri."
"Ya udah."
Begitulah Khairan, dia sangat lemah dengan ancaman Aleena. Itu membuktikan bahwa dia cinta sungguhan kepada Aleena.
"Siapa dia sebenarnya, Na? Kenapa dia dengan mudah meluluhkan hati kamu?"
Pertanyaan Khairan di tengah perjalanan membuat Aleena terdiam. Dia enggan menjawab. Namun, Khairan terus mencecarnya.
"Jujurlah kepadaku, Na."
Hembusan napas kasar keluar dari mulut Aleena. Dia mulai menatap ke arah Khairan yang sekarang fokus pada jalanan.
"Dia adalah teman kecilku."
Hanya itu saja yang Aleena katakan. Khairan tidak memaksa Aleena untuk mengatakan hal lain. Dari jawaban Aleena yang tak mau membeberkan saja pun sudah Khairan tebak sespesial apa lelaki itu di hari Aleena. Sama seperti Kalfa.
Mobil yang ditumpangi Aleena berhenti tepat ketika Rangga keluar dari pemakaman. Aleena segera turun dari mobil dan itu mampu menghentikan langkah Rangga. Namun, keluarnya Khairan dari mobil yang sama membuat hati Rangga kembali pedih..
Rangga dan Aleena saling pandang dan tak menghiraukan Khairan yang ada di sana. Kaki Aleena mulai melangkah mendekat ke arah Rangga. Namun, Aleena menghentikan langkahnya di jarak dua meter antara dirinya dan Rangga. Wajah sendu Rangga membuat mulut Aleena kelu.
"Jika, kamu menginginkan aku untuk pergi ... aku akan pergi, tapi jangan melarang aku jika pada akhirnya aku akan kembali lagi."
Aleena tak bisa berkata. Mulutnya terbungkam sangat rapat. Dia tak tahu harus mengatakan apa. Rangga hanya menatap Aleena sangat dalam hingga dia memejamkan matanya sejenak dan meninggalkan Aleena yang mematung di sana. Ketika Rangga melewatinya, air matanya mulai menetes dan dia tidak berani melihat ke belakang di mana langkah Rangga semakin menjauh.
"Maafkan aku, Ngga. Maafkan aku."
Aleena teringat di mana dia dipertemukan kembali Dengan Rangga di Jepang. Di mana mereka bertemu dan Rangga mengungkapkan semua perasaannya kepada Aleena. Kecupan di punggung tangannya masih mampu Aleena ingat dengan jelas. Namun, Aleena tidak lama berada di Jepang karena harus menemui adiknya yang tengah dilanda cukup besar. Dia harus menemani Aleesa. Hingga pada akhirnya, dia mengingkari janjinya untuk menunggu Rangga di Jepang.
.
Rangga bergelut dengan pikirannya sendiri. Hatinya sakit ketika perempuan yang dia sayangi diantar oleh lelaki lain. Dia belum tahu siapa lelaki itu, tapi sudah jelas dia bukan orang sembarangan sama seperti Axel.
Tibanya di Bandara, Rangga dikejutkan dengan kehadiran Kalfa di sana. Lelaki itu nampak dalam pengaruh alkohol.
"Akhirnya, lu nongol juga."
Wajah penuh dendam terlihat jelas. Kalfa sudah mendekat ke arah Rangga dan tangannya sudah mencengkeram kerah baju Rangga. Kali ini Rangga tak tinggal diam. Dia mendorong tubuh Kalfa hingga terjengkang.
"Anjeeeng!!"
Kemurkaan hadir di wajah Kalfa. Wajahnya sudah merah padam dan hendak menyerang Rangga. Rangga sudah bersiap, tapi ada seseorang yang menghadang serangan Kalfa. Sontak Rangga terkejut.
"Go!"
Wajah orang itu sangat sangar membuat Rangga mengikuti perintahnya. Kalfa terus memberontak dan berhasil mendorong tubuh pria berbadan kekar itu.
"Siapa lu? Jangan ikut campur!"
Senyum tipis terukir di wajah pria itu. Dia sama sekali tidak takut kepada Kalfa. Anak manja yang sok kuat. Anak lemah yang sok jadi jagoan.
"Gak perlu lu tahu siapa gua, tapi gua bisa mindahin kepala lu ke kaki dan kaki lu ke kepala."
...***To Be Continue***...
Komen Dong ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
kendra maulana
semangat kak
2023-03-28
0
Tuti Hermayani
axel anak nya simon ya thor..
2023-02-20
0
Ani Sumarni
terus berjuang bang rangga jangan putus asa semangat
2023-02-18
0