Seorang wanita terkejut sekaligus senang begitu melihat kedatangan gadis yang beberapa bulan ini memutuskan untuk berhenti bekerja di tempatnya.
"Hei, Ara. Akhirnya kau ke sini lagi, sayang."
Benar, wanita tersebut merupakan mami Olin pemilik club tempat Ara bekerja beberapa bulan lalu.
Mami Olin menyambut kedatangan Ara dengan senyum hangat.
"Iya, mami. Maaf ya kalau aku ganggu mami," ucap Ara melihat mami Olin tengah menghitung uang di ruangan khusus wanita itu.
"It's okay, mami tidak merasa terganggu. Sini, sayang. Sini duduk dekat mami."
Mami Olin menarik pergelangan tangan Ara untuk duduk di sofa sebelahnya.
"Ada apa? Kau butuh pekerjaan lagi? Kau mau kembali bekerja di tempat mami? Jadi pelayan lagi atau jadi apa?" tanya mami Olin dengan antusias.
Ara merremmas jemarinya yang sudah mengeluarkan keringat dingin. Pasalnya ia bingung harus menceritakan kejadian itu dari mana. Sebab saat kejadian itu ia memutuskan untuk berhenti bekerja tanpa mengatakan apa sebabnya. Meski demikian, mami Olin tahu dan bisa menebak apa yang telah terjadi pada gadis itu.
"Mami .."
"Iya, sayang. Kenapa?"
"Sebelumnya aku minta maaf karena saat itu aku memutuskan untuk berhenti bekerja secara tiba-tiba. Aku-"
"Tidak perlu di jelaskan, mami sudah tahu apa yang terjadi di malam itu."
Ara menatap mami Olin sedikit terkejut. Apa mungkin karena saat itu mami Olin memergoki dirinya keluar dari kamar itu dalam keadaan tubuh yang terbungkus selimut.
"Mami juga tidak menyangka, sayang. Mami tidak tahu jika kau terjebak di kamar itu bersama pria yang saat itu dalam keadaan mabuk parah. Jika tahu kejadiannya akan seperti itu, mami tidak akan membiarkan kau mengantar pria itu untuk beristirahat di kamar. Mami minta maaf, ya," ucap mami Olin seraya menggenggam erat buah tangan Ara.
Ara mengangguk. "Iya, mami tidak perlu merasa bersalah lantaran itu bukan kesalahan mami. Aku datang ke sini karena aku bingung harus menemui siapa lagi. Sejak malam itu hari-hariku berjalan buruk. Aku selalu di hantui bayangan malam itu. Setelah aku hampir berhasil melupakan bayangan itu, aku bertemu kembali dengan pria itu."
"Benarkah? Dimana?"
"Pria yang merenggut duniaku malam itu datang ke rumahku untuk melamar kakak aku. Sebab dia adalah pacar kakak aku selama dua tahun ini."
Reaksi mami Olin tampak terkejut.
"Apa kakakmu tahu jika kekasihnya itu pernah berhubungan denganmu?"
Ara menggeleng. "Aku tidak pernah menceritakan kejadian malam itu pada siapapun, mami. Dan sekarang aku bingung, aku harus bagaimana. Aku hanya berharap pria itu bertanggung jawab atas kesalahannya meski hanya dengan kata maaf. Setidaknya dia mengakui perbuatannya padaku malam itu. Aku juga khawatir jika suatu hari kakakku tahu jika pria yang di cintainya pernah berhubungan ranjang dengan adiknya sendiri. Aku takut mami. Aku harus bagaimana sekarang?"
Ara kembali menitikan air matanya di hadapan mami Olin.
"Ara, kau tenang, ya. Tenang, sayang. Jangan seperti ini. Ok?!"
"Tapi aku harus bagaimana, mami? Tadi malam kakakku datang ke kamar dan tidak sengaja mendengar apa yang sedang aku ucapkan di dalam emosiku. Kakakku mendengar jika aku bertemu lagi dengan pria yang sudah merenggut duniaku. Beruntung tadi pagi aku berhasil menghindar dari pertanyaan itu. Dan aku yakin kakakku pasti akan terus mempertanyakan hal ini sampai dia mendapatkan jawabannya. Aku bingung harus menjawab seperti apa. Aku tidak ingin di benci oleh kakakku dan juga momy dan daddy jika mereka tahu aku pernah melakukan hal itu dengan pria yang kakakku cintai, dengan pria yang sebentar lagi akan menjadi manantu mereka. Mami masih ingat kan kenapa aku memutuskan untuk bekerja di sini karena apa? Karena aku merasa di anak tirikan oleh kedua orang tuaku."
"Cup cup cup .. Tenang Ara, sayang. Tenang, ya. Ada mami di sini, sayang."
Mami Olin membawa Ara ke dalam pelukannya membelai lembut rambut Ara dan mengusapi punggung gadis itu.
Ara menumpahkan tangisnya di pelukan mami Olin. Dan wanita itu berusaha menenangkan Ara.
"Sssttt ... Ada mami di sini, sayang. Sstt .."
Mami Olin mengusapi punggung Ara. Sedetik kemudian sudut bibir wanita itu terangkat membentuk sebuah senyum kecil.
"Maaf ya, sayang. Maaf karena mami lah yang telah mengunci kamar di malam itu. Siapapun yang bekerja di sini, maka dia harus menjadi mangsa di kamar bersama pria pengunjung di sini. Dan bisnis tetaplah bisnis." ucap mami Olin dalam hati.
_Bersambung_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Hani FaTu
wah akal bulus si momi,tp krna dia mau uang tp ara,,dia yg dkorbankan,,bhk kehormtanya tidk bisa d beli dg uang ara jngn curht ke situ,ntar kmu mlah di jual lg
2023-07-26
0
Vivin L
momi laknat
2023-03-01
2
Kikan dwi
semuanya bgitu jahat PD Ara... nyesek
2023-02-10
1