"Aaarrrgghhh..." Ara menyapu bersih make up dan barang lainnya yang terdapat di meja rias hingga kini berserakan di lantai.
Ia memegangi kedua sisi kepalanya yang terasa sangat sakit.
"Kenapa aku harus bertemu lagi dengannya? Kenapa aku harus bertemu lagi dengan pria yang telah merenggut duniaku? Kenapa?"
Ara memukuli kepalanya, berharap bayangan itu bisa hilang dari ingatannya.
"Apa maksud bertemu lagi dengan pria yang telah merenggut duniamu?"
Deg.
Seketika jantung Ara terasa berhenti saat tiba-tiba mendengar suara seseorang. Ara mendongakan wajahnya dan menoleh ke arah pintu kamar. Kirana tengah berdiri di sana dengan tatapan yang menyimpan tanda tanya besar.
"Kak Ana .." ucap Ara dengan bibir gemetar.
Kirana berjalan mendekati sang adik. Pandangannya melihat ke lantai dimana make up dan barang lainnya berserakan.
"Ara, apa yang terjadi pada dirimu?" tanya wanita itu.
Ara menelan salivanya mentah-mentah kemudian menggeleng. "T-tidak ada, kak. Ak-aku .. Aku baik-baik saja," jawab gadis itu bohong.
Kirana memegang kedua sisi bahu Ara dan menatap sang adik dengan tatapan dalam.
"Jangan takut, Ara. Katakan saja apa yang sebenarnya terjadi pada dirimu. Dan apa maksud kalimat kau tadi? Bertemu dengan pria yang telah merenggut duniamu?"
Suhu tubuh Ara kembali memanas saat Ana menanyakan hal itu. Ia berusaha untuk meredam emosinya agar Ana tidak curiga padanya.
"Ana, sayang ..." Teriakan panggilan seseorang membuat Kirana menoleh ke arah pintu kamar Ara. Suara tersebut berasal dari momy Anika dari lantai bawah.
"Aku di panggil sama momy. Aku ke bawah dulu, ya. Nanti jangan lupa ceritakan apa yang sebenernya terjadi pada dirimu."
Kirana mengusap pipi sang adik dengan lembut sebelum kemudian pergi dari kamar tersebut. Ara dengan cepat menutup pintu kamarnya rapat-rapat dan menguncinya. Ia khawatir Kirana akan kembali dan bertanya-tanya hal yang membuat dirinya tidak dapat mengontrol diri.
Kirana duduk di lantai dan menyandarkan punggungnya di tepi ranjang tempat tidur. Ia menekuk kedua lututnya dan membenamkan wajah di antara tekukan kedua lututnya. Tidak berapa lama terdengar suara isak tangis darinya.
Setelah puas menangis, Ara mengangkat kepalanya. Memandang lurus ke depan seraya menyeka sisa air mata di pipinya. Sepertinya ia butuh seseorang yang bisa menjadi pendengar yang baik untuknya. Dan ia sudah tahu harus menceritakannya pada siapa. Besok ia akan pergi menemui seseorang yang ia anggap bisa memberinya solusi.
Satu jam berikutnya, Kirana kembali ke kamar Ara. Namun begitu ia memutar knop pintu, pintu tersebut di kunci.
"Ra .."
Tok tok tok ..
"Ara .. Kinara .."
Tok tok tok ..
Ana mengetuk pintu kamar Ara beberapa kali. Ia jadi penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada gadis itu. Dan apa maksud kalimat yang tadi adiknya ucapkan.
Ana jadi teringat akan acara lamaran tadi. Ara terlihat aneh saat melihat kehadiran Derga. Pada saat Ara masih di tangga sampai tiba-tiba Ara berteriak histeris.
"Ara .."
Tok tok tok ..
"Kinara .. Apa kau sudah tidur?"
Tok tok tok ..
Ana mengetuk pintu kamar Ara untuk yang kesekian kali. Namun, tidak ada sahutan dari dalam. Mungkin Ara sudah benar-benar tidur. Ana akan menanyakan kembali apa yang tadi ia dengan mengani pria yang telah merenggut dunia pada Ara esok pagi.
_Bersambung_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Hani FaTu
jujur sj ra ke ana sblum dia di sentuh olh dirga,,ksihan nanti kak ananya klo derga bekal nsfsu ke km,,
2023-07-26
0
Her Man
ag brharp smga anataj jdi nikah..
2023-02-25
0
Kikan dwi
aku GK tau knp berharap bgt ana GK sebaik itu🤭
2023-02-10
2