Fakta Mengejutkan

Ara berjalan keluar dari tempat tersebut dengan kepala yang penuh pikiran. Sehingga ia tidak fokus melihat jalanan dan membuat mobil seseorang kini berhenti mendadak akibat nyaris menabraknya.

Ckiitt ..

Ara menoleh dan sedikit lagi body mobil itu menyentuh dirinya.

"Astag .." ucapnya dengan tubuh terperanjat kaget.

Ia sedikit ketakutan akan kecerobohan dirinya yang tidak berhati-hati saat berjalan menyusuri jalanan malam-malam. Ia menunduk ketika pengendara mobil tersebut keluar dan menghampiri dirinya.

"Maafkan aku, tuan. Aku benar-benar ceroboh lantaran tidak melihat kiri kanan saat berjalan. Aku minta maaf," ucap Ara seraya menelungkupkan tangannya di dada.

"Ck ..Rupanya kau masih bekerja di tempat ini?"

Pertanyaan dan suara yang tidak asing di telinga gadis itu membuatnya mendongak dan iris matanya sontak melebar.

"Dari banyaknya manusia di muka bumi ini, kenapa aku harus bertemu denganmu?" seru Ara begitu melihat pria yang berdiri di hadapannya saat ini merupakan pria yang sama dengan pria yang akan menjadi calon kakak iparnya sekaligus pria yang sudah membuat dunianya hancur di buatnya.

"Akupun sama, kenapa lagi-lagi aku harus bertemu denganmu."

Ara mengepalkan kedua tangannya berusaha mengontrol diri lantaran bayangan itu kembali datang.

Tiba-tiba ada seorang gadis yang lari ke arahnya seperti seseorang yang tengah ketakutan.

"Rachel?" seru Ara begitu mengenali siapa sosok gadis itu.

Gadis yang Ara panggil dengan nama Rachel itu menghentikan langkahnya di hadapan mereka. Napas gadis itu terdengar memburu dan ketakutan terpancar di wajahnya.

"Kak Ara? Kak Ara ada di sini."

"Iya, kau kenapa? Apa yang terjadi pada dirimu? Apa ada sesuatu?" tanya Ara sedikit khawatir meski kondisi dirinya pun begitu mengkhawatirkan.

Rachel menatap pria yang berdiri di samping Ara. Entah apa yang gadis itu pikiran. Tiba-tiba saja Rachel meminta untuk membawanya pergi jauh dari sana.

"Kak Ara, bisa tolong bawa aku pergi jauh dulu dari sini? Aku benar-benar takut, kak."

Rachel menelungkupkan tangannya di dada untuk memohon.

"Pergi kemana?" tanya Ara tidak paham.

"Kemanapun. Asal menjauh dari sini. Bisa minta tolong sama kekasih kak Ara agar memberi aku tumpangan sebentar?"

Ara mengernyit lalu menoleh ke arah Derga. Rachel menganggap pria itu adalah kekasihnya, sementara pria itu adalah pria yang membuat dirinya jauh lebih ketakutan di banding dengan apa yang di rasakan oleh gadis itu sekarang.

Ara tahu rasanya di hantui ketakutan. Ia berusaha mengontrol ketakutannya sendiri guna bisa menolong Rachel. Ia melihat ke arah Derga agar mau menolong Rachel. Beruntung pria itu tidak keberatan memberi kedua gadis di hadapannya tumpangan.

Sementara Derga menyetir di depan, Ara dan Rachel duduk di jok belakang kemudi. Ara mulai menanyakan apa yang terjadi pada gadis itu dan kenapa bisa ketakutan seperti tadi.

"Jadi apa yang membuatmu ketakutan seperti tadi?" tanya Ara membelah keheningan di dalam mobil.

Ara menggenggam buah tangan Rachel guna menyalurkan kekuatan agar gadis itu memiliki keberanian untuk bicara.

"Keputusan kak Ara untuk keluar dari tempat mami Olin sangat tepat," ujar gadis itu.

Kalimat Rachel barusan membuat jantung Ara berpacu lebih cepat seketika.

"A-apa maksudmu?" tanya Ara tidak paham.

"Iya, kak. Tadi aku melihat mami Olin mengunci pintu kamar dimana ada pria yang tengah mabuk parah dan kak Tity yang mengantar pria ke kamar itu."

Degg!

Kalimat Rachel barusan membuat Ara teringat kembali akan kejadian di malam enam bulan lalu bersama pria yang saat ini menatap dirinya dari balik kaca spion yang menggantung di atas.

_Bersambung_

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***