Suasana rumah sudah cukup hening dan sepi. Ara mengira jika momy daddy, Ana, dan pelayanan di rumahnya sudah pada tidur. Namun, begitu ia sampai di ujung tangga atas hendak masuk ke kamarnya, seseorang menghentikan langkahnya.
"Ara .." panggil seseorang itu.
Gadis itu sedikit terkejut lantaran masih ada orang yang bangun semalam ini. Ia sama sekali tidak mengubah posisi berdirinya, tidak berani menoleh sampai kemudian sosok yang memanggilnya barusan berdiri di hadapannya.
"Kau darimana?"
"Aku .." Ara mencoba untuk mencari alasan.
"Momy butuh bicara denganmu, sayang."
Tatapan wanita itu cukup serius. Ara sedikit takut jika arah pembicaraan momy nya merupakan pengaduan dari Kirana.
"Iya, mom."
Ara mengajak momy nya masuk ke kamar, keduanya duduk di tepi ranjang. Ara sama sekali tidak berani manatap wajah momy Anika. Ia hanya menunduk sembari mengopeki kuku nya.
"Mau cerita sendiri atau momy yang tanya dulu padamu?"
Ara mulai memberanikan diri membalas tatapan momy Anika. Ia sangat yakin jika momy pasti mendengar apa yang di sampaikan Kirana.
"Momy mau nanya apa? Aku harus cerita apa?" Ara bersikap seolah-olah ia tidak tahu arah pembicaraan momy nya.
Momy Anika meraih buah tangan Ara dan di genggamnya kemudian.
"Ara-"
"Momy dengar apa dari kak Ana tentang aku?" pungkas Ara. "Momy pasti sedang berpikiran yang macam-macam kan tentang aku?"
Momy Anika menggeleng. "Sedikitpun momy tidak berpikiran yang buruk tentang putri momy. Karena momy tahu jika putri-putri momy adalah anak yang baik. Oleh karena itu momy ingin berbicara denganmu untuk mengetahui kejelasannya."
"Momy bohong! Tidak mungkin momy tidak berpikiran yang buruk setelah kak Ana mengatakan sesuatu tentang aku."
"Ara, sayang. Momy hanya-"
"Aku hanya butuh ruang untuk sendiri, mom. Tolong hargai privasi aku. Tolong jangan bertanya apapun tentang aku. Terserah momy mau berpikir apa tentang aku, termasuk pikiran buruk sekalipun. Karena momy lebih perduli dengan Kirana di banding aku kan?" seru Ara dengan uraian air mata yang sudah tak tertahankan.
Momy Anika menggeleng. "Ara, kau bicara apa, nak? Kirana dan kau adalah putri momy. Momy tidak pernah membeda-bedakan kalian berdua, sayang. Momy sayang sama Kirana, momy juga sayang padamu. Ayolah, jangan seperti ini. Jangan bersikap seolah-olah momy tidak adil pada kalian."
"Memang pada kenyataannya momy lebih sayang kak Ana di banding aku. Momy, daddy, kalian lebih sayang Kirana di banding aku. Aku bisa merasakan momy dan daddy melimpahkan banyak kasih sayang terhadap Kirana di banding aku."
"Kinara, dengarkan momy!" Momy Anika menangkup kedua pipi Ara dan menatap kedua manik mata putrinya sangat lekat.
"Jangan pernah berpikir jika momy hanya sayang pada Kirana saja. Sejatinya orang tua apalagi seorang ibu sangat mencintai semua anaknya tanpa membeda-bedakan. Momy sayang sekali padamu, nak."
"Tapi momy tidak pernah menanyakan apa putri momy yang satu ini baik-baik saja? Apa putri momy yang satu ini bahagia? Apa yang terjadi pada putri momy yang satu ini? Momy hanya fokus pada Kirana saja. Momy tidak pernah meluangkan waktu untuk aku."
"Karena kau yang selalu meminta ruang pada momy maupun daddy agar kami tidak mengganggumu," sergah momy Anika membuat Ara kini terdiam.
Gadis itu menatap momy dengan air mata yang terus mengalir deras.
_Bersambung_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Her Man
aq jd ikut sedih,,kasihan ara.
2023-02-25
1
Eka Bundanedinar
kasihan sekali kamu ara
2023-02-12
1