19

"Kembalikan! seragam ini pemberian ibuku dan kalung, jam tangan, sepatu itu semua pemberian dariku, lepaskan!" teriak Naera sambil menarik-narik baju Shaerin agar gadis itu segera melepaskannya.

"Apakah kau gila?" tanya Shaerin sambil menghempaskan tangan Naera.

"Ya, benar. kau sudah membuat Karel berpaling dariku lagi, kau merenggut semua kebahagianku sejak kecil!"

Granesia dan Nevan yang baru saja datang dan hendak menghampiri Shaerin seketika menghentikan langkahnya saat melihat Naera yang sedang mengamuk itu.

Granesia hendak menghampiri Shaerin tapi Nevan menahan langkahnya dan menyuruhnya untuk diam saja.

"Aku salah apa?" tanya Shaerin yang memang tidak mengerti.

Karena baginya Naera lah yang salah, dia sudah mengkhianati dirinya sendiri dan bahkan melakukan hubungan badan bersama mantan kekasihnya.

"Ibumu membuat keluargaku berpisah, dia melakukan hal itu bersama ayahku!"

Shaerin mematung mendengar itu, ia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi karena lidahnya terasa kelu.

"Lihatlah, kau pura-pura tidak bersalah dan tidak mengetahuinya, orang-orang jadi berpikir kau anak yang baik,"

"Hanya aku yang tahu kebusukanmu, akan aku beritahu kepada semua orang."

"Tentang apa?" tanya Shaerin yang sudah sangat was-was.

"Bar, perbuatanmu disana dan juga perbuatan ibumu yang menggoda ayahku."

Mata Shaerin melebar, Granesia yang memang mendengar semua percakapan itupun menjadi tidak tenang dengan apa yang akan direncanakan oleh Naera.

Karena merasa muak dan tidak tahan lagi, Shaerin menampar pipi Naera dengan keras sehingga membuat gadis itu terjatuh ke lantai.

"Apakah itu salahku? kenapa kau malah menyalahkan semuanya kepadaku?"

"Kau yang menjebakku sendiri di bar itu, menyewa beberapa pria hidung belang untuk mencuri keperawananku!" teriak Shaerin sambil terisak.

Nafasnya tersengal saat mengingat kembali kejadian itu, ia hampir saja kehilangan mahkotanya.

"Aku akan memaafkanmu jika kau tidak menyebarkan itu." ucapnya lalu pergi untuk meninggalkan aula.

Naera berusaha untuk berdiri, ia langsung berlari dan menjambak rambut Shaerin saat itu juga.

"Sialan, kau pelacur!" teriak Naera.

"Lepaskan aku!"

Semua orang yang ada disana terkejut dengan perkelahian itu, Granesia yang merasa tidak tahan pun langsung menghampiri mereka dan hendak melerai perkelahian itu.

"Dasar miskin, kau hanya bisa memakan semua harta yang ayahku berikan kepada ibumu!"

"Naera, lepaskan!" teriak Granesia.

"Lihatlah, ayah Naera pernah menjadi korban ibu Shaerin."

"Padahal mereka sangat dekat sekali sejak kelas sepuluh, aku jadi merinding jika berada dekat dengan gadis licik itu."

Semua orang yang ada disana hanya menyaksikan perkelahian antara Naera dan juga Shaerin, sambil membicarakan hal yang buruk tentang Shaerin.

Nevan menghembuskan nafasnya dengan kasar setelah mendengar percakapan yang buruk tentang Shaerin.

"Kenapa kalian ada disini? bubar!" titahnya kepada orang-orang yang sedang menyaksikan perkelahian kedua gadis itu.

Disisi kain Kaivan berlari terbirit-birit untuk menemui Ziel tapi langkahnya terhenti saat melihat Ziel yang sedang turun ke lantai bawah.

"Ada apa?" tanya laki-laki itu dengan wajah tanpa ekspresi karena di lantai bawah sedang ada Clarie dan juga Jayendra

"Nona kecil..."

Ziel mengerutkan keningnya saat mendengar nama istri kecilnya di sebut, tanpa bertanya ia pun langsung menyuruh Asistennya untuk menyiapkan mobil.

"Kita berangkat sekarang juga ke High School."

Tiara kebingungan melihat kepanikan dari wajah Kaivan, setelah mendengar nama Nona kecilnya disebut, hatinya menjadi tidak tenang.

"Ada apa dengan Nona kecil?"

Clarie menatap kesal Tiara saat itu. "Bocah ingusan itu hanya bisa membuat masalah saja." ujarnya dengan kesal.

Tiara hanya bisa tersenyum tanpa bisa melawannya, setelah Shaerin datang ke rumah ini entah kenapa ia merasa sangat senang karena sikap dan perilaku gadis itu yang selalu membuatnya tertawa.

Di waktu yang bersamaan Shaerin dan juga Naera sudah ada di ruangan BK, untuk diminta penjelasan kenapa mereka berdua bisa bertengkar di aula sekolah.

"Saat itu Naera sedang diam saja pak, tapi diam-diam Shaerin menghampiriku dan langsung menamparku begitu saja."

Shaerin yang saat itu merasa tidak terima mendengar pembelaan Naera yang malah menuduhnya atas semua apa yang telah dilakukannya sendiri.

"Apakah itu benar Shaerin? padahal kalian sangat dekat sekali, kenapa kau melakukannya?" tanya Rahani, ibu kandung Naera.

"Bukan seperti itu, aku-"

"Ibu, Shaerin marah kepadaku karena dia mengira akulah yang telah merebut pacarnya, dia sampai mengatakan akan menghancurkan hidupku jika aku berani mendekati pacarnya lagi." potong Naera dengan cepat.

Belum sempat Shaerin menjawabnya, orang-orang yang ada di ruangan itu dikejutkan dengan kedatangan Kaivan.

Seorang laki-laki paruh baya berdiri dari tempat duduknya lalu menghampiri Kaivan yang saat itu sedang tersenyum kearah Nona kecilnya.

"Ada apa Tuan? kenapa Tuan tiba-tiba datang kesini?"

"Aku dengar jika Shaerin membuat keributan? aku datang untuk menjadi walinya."

Kaivan duduk tepat disamping Shaerin, gadis itu kembali melihat kebelakang untuk mencari seseorang.

"Tuan muda sedang menunggu Nona kecil di mobil." bisiknya setelah menyadari jika gadis itu tengah mencari keberadaan Ziel.

"Ada hubungan apa Tuan dengan Shaerin? saya dengar jika dia tidak memiliki keluarga atau kerabar dekat selain ibu dan juga kakak laki-lakinya."

Kaivan mengangkat kedua alisnya sambil tersenyum, ia langsung menggenggam tangan Nona kecilnya di hadapan orang-orang yang sedang ada di ruangan BK tersebut.

"Dia keponakanku, aku sangat khawatir sekali saat mendapat kabar jika keponakanku sedang dalam masalah."

Naera terkejut, bagaimana bisa tiba-tiba seperti itu? padahal semua rahasia dan kehidupan Shaerin, ia mengetahuinya.

"Benarkah? Saya baru mengetahuinya." ujar Rahani yang memang terkejut juga.

Karena selama tiga tahun anaknya berteman dengan Shaerin, Rahani sudah mengetahui asal usul keluarganya bahkan tentang ibu Shaerin yang membuat rumah tangganya menjadi hancur.

Tanpa Shaerin sadari ternyata dari tadi Kaivan sedang melakukan panggilan suara bersama dengan Ziel, laki-laki itu lebih memilih berdiam diri di mobil sambil mendengarkan percakapan orang-orang di sebrang sana.

Terpopuler

Comments

Anak Lanang

Anak Lanang

banyak thipo

2023-07-05

0

Laini Johan

Laini Johan

ternyata perhatian jg tuan zael

2023-07-04

1

Ririn ardya

Ririn ardya

shaerin kasian dia gak ada orang yang bisa melindungi punya suami gak guna jangan sampe jatuh cinta sama laki kayak gitu,, udah masih bocah gak bisa apa2 pinter nggak, gak punya ke ahlian cantik nggak sih, di sekolah di bully di rumah di bully di keluarga gak dikasih kasih sayang, mending mati ajah deh biar gak menderita ceritanya cepet beres,

2023-02-14

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!