17

Beberapa tahun yang lalu saat Naera masih menginjaki kelas 9 SMP, gadis kecil itu tidak sengaja memergoki ayahnya yang sedang bercumbu di dalam kamar rumahnya sendiri.

Terdengar suara de-sa-han yang keluar dari mulut seorang wanita yang tidak lain adalah ibu Shaerin.

Saat itu ibunya pergi keluar kota, ayah kandung Naera selalu mengajak wanita itu kedalam rumahnya, tentu saja tanpa sepengetahuan dirinya, tapi tanpa sengaja gadis itu mengetahuinya.

Sampai suatu hari ibunya tahu dan terjadilah pertengkaran hebat diantara ayah dan juga ibu kandung Naera.

Setiap malam gadis itu tidak bisa tidur karena selalu mendengar suara teriakan ibunya, tangisan dan juga benda-benda yang pecah.

Malam itu, ia tidak sengaja menemukan foto keluarga wanita yang di duga menjadi selingkuhan ayah kandungannya.

Di dalam foto itu ada Shaerin, hal itu membuat Naera menjadi membencinya.

"Kau tertawa dan menikmati semua harta yang diberikan oleh Papahku?" gumamnya sambil *******-***** foto itu.

Dan pada akhirnya ibu Naera memutuskan untuk menceraikan suaminya, mereka berdua bertengkar tanpa mengkhawatirkan kesehatan mental anaknya sendiri.

***

Shaerin terbangun dari mimpi buruknya, nafasnya tersengal-sengal dan juga keringat yang sudah membasahi bajunya itu.

Ia mengubah posisi duduknya dan bisa melihat Kenan yang sedang duduk di sofa sambil memainkan game di dalam ponselnya itu.

Setelah menyadari Shaerin sudah bangun, laki-laki itupun langsung menghampirinya dan duduk di tepi kasur, lebih tepatnya di samping Shaerin.

Tanpa aba-aba Kenan menempelkan telapak tangannya di kening Shaerin, mengecek suhu tubuh gadis itu.

"Kakak ipar sudah mendingan, jika begitu apakah kakak ingin ikut bersamaku?" tanya Kenan to the poin.

"Kemana?" tanya Shaerin seraya mengerutkan keningnya.

Kenan mengangkat sudut bibirnya sehingga membentuk sebuah senyuman, tak lupa ia memperlihatkan black card milik Papahnya sendiri.

"Mencari kesenangan."

Saat ini Shaerin dan juga Kenan sudah berada di satu mobil yang sama, laki-laki itu tengah fokus menyetir sambil mendengarkan musik yang ia setel untuk mencairkan suasana.

"Kakak ipar tidak perlu tegang seperti itu, Papah menyuruhku untuk menemani kakak ipar belanja dan tentu juga aku akan membeli barang-barang yang aku suka, malam ini kita akan menghabiskan uang yang ada di kartu hitam ini." ucap laki-laki itu begitu bersemangat.

"Usiamu berapa?" tanya Shaerin.

Kenan melirik sekilas kakak iparnya itu, ia menyunggingkan senyuman di bibirnya.

"Delapan belas."

"Usiamu sama sepertiku, kau tidak perlu memanggilku dengan sebutan itu."

"Baiklah, aku akan memanggilmu dengan sebutan nama saja."

Shaerin menganggukan kepalanya, ia merasa nyaman jika hanya di panggil nama saja toh usia mereka juga sama.

Setelah beberapa menit kemudian Kenan dan juga Shaerin sudah ada di mall yang saat ini banyak sekali pengunjung.

Kenan mengajak Shaerin untuk pergi ke toko baju terlebih dahulu, tak segan-segan juga Kenan memilihkan baju untuk gadis itu lalu membelinya jika baju itu dirasa sangat cocok dengan Shaerin.

"Kau tidak perlu membeli pakaian sebanyak ini, aku tidak enak hati,"

"Bagaimana jika orang-orang rumah beranggapan aku matre?" tanya Shaerin yang saat itu sudah membawa 6 papper bag yang berisi baju baru.

"Sudah aku katakan, kita datang kesini untuk mencari kesenangan, lagipula Papah yang menyuruhnya sendiri."

"Dia ingin melihat menantunya bahagia dengan cara menyuruhnya untuk berbelanja pakaian yang mahal." bisiknya di telinga Shaerin

"Tapi ini banyak sekali." lirih gadis itu sambil menunjukan bawaannya.

"Itu masih belum cukup, ayo ikut denganku." ajaknya kembali menarik kakak iparnya untuk memasuki tempat scincare.

"Aku beli semua jenis produk ini, jangan lupakan bedaknya."

Shaerin mendelikan matanya saat melihat Kenan yang memborong beberapa jenis scincare yang memang produknya sedang terkenal saat itu.

"Anak orang kaya memang bebas melakukan apapun, bahkan membeli pulau saja akan mampu?" batin gadis itu dalam hati.

Dari arah lain Naera yang sedang berkencan dengan Karel bisa melihat dengan begitu jelas Shaerin yang sedang berbelanja dengan seorang pria, bahkan di kedua tangannya sudah penuh dengan papper bag yang ia bawa.

"Dia sedang berkencan dengan siapa? apakah laki-laki itu kaya raya? ataukah dia menjual tubuhnya seperti ibunya sendiri?" tanya Naera sambil memperhatikan Shaerin.

"Kau ingin menghampirinya?" tanya Karel, pandangannya pun tidak lepas dari wanita yang selama ini pernah ia mainkan.

Naera menggelengkan kepalanya, ia lebih memilih untuk melanjutkan kencan dengan kekasihnya daripada harus menyapa Shaerin.

Kenan mengajak Shaerin untuk kembali pulang saat dirasa belanjaannya sudah cukup.

"Baju, Scincare, make up dan peralatan sekolah sudah lengkap, apakah ada barang yang ingin kau beli lagi?" tanya laki-laki itu dengan santainya.

Dengan cepat Shaerin menggelengkan kepalanya karena sudah merasa cukup dengan barang-barang yang dibeli oleh Kenan.

"Katanya dia ingin membeli barang juga, tapi dia hanya memilih dan membelikannya untukku." batin Shaerin.

.

.

.

Malamnya Ziel sudah kembali, ia membuka jas dan melepaskan dasinya lalu meletakannya dimana saja.

Shaerin yang baru keluar dari kamar mandi pun langsung memunguti jas dan juga dasi laki-laki yang sekarang sudah menjadi suaminya itu.

"Padahal bisa meletakannya kembali di lemari pakaian, memang dasarnya pemalas." lirih Shaerin yang masih bisa di dengar oleh Ziel.

"Apa katamu?" tanya Ziel yang saat itu sudah berbaring di atas kasur.

"Oh tidak, aku mengatakan kau pasti lelah karena seharian ini sudah bekerja dengan sangat keras."

"Hm." hanya itu yang Ziel jawab, ia langsung menutup kedua matanya.

"Oh ya, kau tidur di sofa." kata Ziel kembali membuka suara.

"Kenapa harus aku? kau kan laki-laki."

"Aku tidak terbiasa tidur di sofa, selama ini aku membiarkanmu tidur di kasur hal itu membuatku tidak leluasa untuk tidur."

Bagaimanapun Ziel adalah pria normal, ia takut khilap jika harus berbagi kasur dengan Shaerin.

"Cih, menyebalkan." umpat Shaerin sambil membuka lemarinya untuk mengambil selimut.

"Aku masih bisa mendengarmu."

Shaerin langsung merebahkan dirinya di sofa, ia menghadap kearah Ziel yang saat itu sedang tertidur di atas kasur.

"Jika begini lebih baik aku tidur di kamar pelayan saja daripada harus sekamar dengan laki-laki ini." ucapnya kembali.

Ziel langsung mengubah posisinya menjadi duduk, ia menatap Shaerin yang saat itu masih mengumpati dirinya.

"Benarkah? jika begitu pergilah dari kamarku."

"Hah?"

Setelah mendengar suara ketukan pintu, Tiara langsung membukanya. Ia dengan begitu jelas melihat Nona kecilnya yang sedang memasang wajah memohon sambil membawa bantal dan juga selimut.

Wanita itu menghelakan nafasnya perlahan, lalu mempersilahkan Shaerin untuk masuk kedalam kamarnya.

"Apakah Nona tidak keberatan tidur dilantai dingin itu?" tanya Tiara.

"Tidak apa-apa bi, aku masih bisa menahannya daripada harus satu kamar dengan pria menyebalkan itu!"

Tiara menahan tawa mendengar gelaran Tuan mudanya yang diberi sendiri oleh Shaerin.

"Untuk mendapati hati Tuan muda, butuh waktu yang cukup lama karena mungkin dia masih tidak bisa melupakan begitu saja Nona Clarie yang saat ini sudah menikah dengan Tuan Jayendra,"

"Lebih baik Nona tidur saja, bukankah besok harus sekolah?"

Shaerin menganggukan kepalanya dan langsung memejamkan kedua matanya rapat-rapat.

"Cih, aku tidak ingin mendapatkan hatinya, ini saja sudah membuatku kesal." gumam Shaerin dalam hati.

Tiara memberikan selimutnya kepada Shaerin, dengan begitu perhatian wanita itu menyelimuti Nona kecilnya.

***

Awas Ziel kalau kamu udah mulai bucin sama Shaerin 😚

Terpopuler

Comments

Laini Johan

Laini Johan

ha bagus itu suatu saat pasti bucin

2023-07-04

0

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

pantas lah Naera kayak gini , ternyata ulah Ayahnya Naera dan Ibu Shaerin yang buat semua ini . memang hanya Shaerin saja yang baik , namun yang lain semuanya sampah

2023-06-29

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!