Perjuangan Rasya

Hari sudah semakin gelap, namun Rasya belum menemukan satu pun angkot. Dia menatap uang nya yang tinggal selembar berwarna biru, jika dia pulang menggunakan taksi mungkin uang ini tidak akan cukup. Jika dia pulang menggunakan ojek, mungkin sisanya tidak akan cukup untuk membeli dua bungkus nasi. Rasya juga memikirkan keadaan Saka, pria itu pasti sudah kelaparan. Dia merutuki diri sendiri karena atk menyisakan uang sepeser pun, harusnya tadi Rasya memberikan uang sedikit agar Saka bisa membeli makanan.

Akhirnya dengan semangat berkobar-kobar dia memutuskan untuk jalan kaki saja. Namun dia tetap berharap masih ada angkot yang melintas, karena tak yakin akan sampai rumah jika mengandalkan jalan kaki.

Seharusnya cuaca kali ini membuat tubuhnya dingin, namun karena kakinya terus bergerak membuat tubuhnya panas hingga peluh bercucuran dimana-mana. Rasa lapar dan haus begitu terasa, namun dengan semangat Rasya tetap menyusuri jalanan tanpa memperdulikan perutnya yang sejak tadi keroncongan serta tenggorokan nya yang mengering.

Saat Rasya melihat ada masjid di dekat posisinya, dia memutuskan untuk mampir kesana. Dia tak membawa mukena, tapi setidaknya di masjid pasti ada. Rasya segera masuk ke tempat wudhu, saat berkumur, air yang masuk ke mulut bukan hanya di gunakan untuk membasuh mulut melainkan di telan hingga tenggorokan nya terasa sangat lega, dan Rasya mengulangi hingga tiga kali.

Setelah menyelesaikan wudhu, Rasya segera menunaikan ibadah sholat magrib. Rasya memang bukan hamba yang taat ibadah, tetapi dia juga sering melakukan kewajiban sebagai muslim. Meksipun pengetahuan agamanya kurang, namun dia akan melaksanakan apa yang dia bisa seperti sholat lima waktu.

Setelah selesai melaksanakan sholat, hati Rasya semakin lega. Rasa hausnya sudah hilang, pikiran nya lebih jernih dari sebelumnya dan rasa lelahnya juga sedikit menghilang. Memang benar kata orang, sholat itu mampu menghilangkan rasa lelah dan Rasya merasakan nya kali ini.

Rasya ingat, Saka pasti sedang khawatir menunggu, dia bergegas untuk kembali jalan kaki. Namun saat di depan pintu keluar, Rasya melihat ada kardus berisi beberapa bungkus makanan dan terdapat tulisan "silahkan ambil". Mata nya berbinar-binar melihat nya, meksi begitu dia masih tampak ragu mengambil.

Dia menatap kanan kiri mencari seseorang. "Pak, apakah saya boleh mengambil makanan ini?" Tanya Rasya setelah melihat ada seorang pria setengah muda memakai sarung dan kopiah sedang membersihkan lantai serambi masjid yang terkena cipratan air cemplungan di depannya, Rasya yakin orang itu adalah petugas marbot masjid.

Pria itu menghentikan pekerjaan nya lalu menatap Rasya. "Silahkan ambil saja, mbak. Halal. Minuman nya ada di sana." Dia menunjuk pada kemari pendingin di sebelah serambi dekat dengan pintu toilet. Lemari pendingin itu berisi beraneka minuman kemasan gelas dan terdapat tulisan yang sama dengan di kardus tadi. Rasya kembali menatap binar ke arah minuman itu.

"Pak, saya ambil dua makanan dan minumannya untuk dibawa pulang ya, pak?" Tanya Rasya seraya tersenyum menampilkan gigi-giginya.

"Silahkan, mbak. Ambil berapa pun boleh, asal dimakan." Sahut pria itu yang juga ikut tersenyum.

Rasya tampak menimbang-nimbang, perutnya memang sangat lapar dan bungkusan makanan itu seperti nya hanya berisi sedikit nasi. "Ya sudah, kalau bapak mengizinkan saya ambil 3 ya, pak. Terimakasih."

Bapak itu kembali terkekeh mendengar nya.

"Ya, sama-sama, mbak." Pria itu kembali tersenyum melihat tingkah Rasya yang terlihat sangat bahagia mendapatkan makanan.

Rasya segera bangkit dari tempat berisi bungkusan makanan dan beralih ke minuman yang berada tak jauh dari sana.

Setelah mengambil 3 bungkus nasi dan 4 gelas minuman kemasan, Rasya mengambil keresek yang tak terpakai di sana. Meskipun kebesaran tapi setidaknya tak membuat kesulitan membawanya.

Setelah mengucapkan terima kasih lagi pada marbot masjid, Rasya kembali menyusuri jalanan untuk pulang. Namun, saat baru beberapa langkah dia teringat sesuatu dan kembali menghentikan langkahnya.

Dia menyalakan ponsel yang baterai nya hampir habis. Ponsel Rasya memang sudah eror dan cepat sekali kehabisan baterai, oleh karena itu Rasya mengantisipasi dengan mematikan daya ponsel saat tidak dipakai.

Setelah menunggu beberapa waktu dan ponsel kembali menyala, Rasya membuka aplikasi ojek online. Dia ingin melihat harga dari titik saat ini sampai rumah yang ternyata membutuhkan uang sekitar 45 ribu, itu artinya uang nya cukup!

Dengan perasaan bahagia dia memesan ojek, sembari menunggu ojeknya nya datang Rasya membuka aplikasi berwarna hijau, dia menepuk jidatnya saat mengingat belum memiliki nomor Saka.

"Mbak, apa benar ini dengan mbak Rasya?" Tanya seorang pengendara yang menggunakan helm serta jaket berlogo ojek online.

"Ya, saya Rasya. Apa mas ojol yang saya pesan?" Rasya menunjuk ojol itu.

"Ya, mbak. Silahkan naik. Lokasi nya sesuai titik?" Ojol itu menyodorkan helm yang langsung di pakai Rasya.

"Ya, mas."

Sepeda motor mulai membelah jalanan kota dengan kecepatan sedang. Huh, akhirnya Rasya bisa bernafas lega karena sebentar lagi sampai di rumah. Tubuh nya terasa sangat nyaman setelah seharian terus-terusan jalan kaki dans sekarang bisa merasakan nikmat nya menaiki motor.

40 menit kemudian.

Saat motor yang diboncengi Rasya sampai di belokan, matanya memicing seperti melihat ada Saka di sana.

"Stop disini saja, mas." Rasya yang menghentikan ojek itu mendadak membuat motor itu mengerem mendadak.

Citt.

"Benar mau turun disini, mbak?" Tanya ojol itu sedikit tak yakin, masalah nya titik tujuan dan tempat nya saat ini masih sedikit jauh.

"Ya, mas. Saya turun di sini saja. Ini uangnya." Rasya melepaskan helm dan memberikan pada ojol yang juga sedang menyodorkan uang kembalian.

Setelah mengucapkan terima kasih, Rasya segera berbalik ke arah tempat Saka berada yang ternyata sudah berada di dekat nya.

"Saka? Kenapa kau ada disini?" Tanya Rasya khawatir karena Saka hanya memakai kaus lengan pendek yang pastinya udara malam begitu menusuk tulang.

"Aku sedang menunggu mu, Kenapa baru pulang? Aku khawatir sekali apalagi tidak bisa menghubungi mu karena tak memiliki kontak mu. Apa kau baik-baik saja?" Saka menatap seluruh tubuh Rasya penuh kekhawatiran dan kemudian tatapan nya berhenti di kaki Rasya.

"Kaki mu bengkak dan lecet, Rasya. Apa tadi kau jalan kaki?" Tanya nya sedih.

Di perhatikan seperti itu membuat hati Rasya tersentuh, namun baru ingin membuka suara dirinya sudah dikagetkan oleh tindakan Saka yang tiba-tiba menggendong nya seperti karung beras.

"Saka, turunkan aku. Kenapa kau tiba-tiba menggendong ku? Cepat turunkan aku, malu dilihat orang."

Saka tidak menanggapi penolakan Rasya yang bahkan tubuhnya juga terus memberontak. Untuk sampai ke rumah masih membutuhkan beberapa menit, dan jika Rasya masih berjalan kaki maka bengkak serta lecek akibat himpitan sepatu yang dipakai akan semakin parah dan Saka tidak akan membiarkan nya semakin terluka.

"Maafkan aku. Kau sampai bersusah-susah seperti ini hanya demi membiayai kehidupan kita." Tiba-tiba Saka berkata seperti itu dengan suara serak yang Rasya yakin pria itu pasti sedang menangis.

Terpopuler

Comments

nenk 'yLa

nenk 'yLa

emg itu uang yg dr mas kawin d kmnain? klo g slh bca mas kwin y uang 1m bkn? ap d kuasai sma papa mama y??

2023-10-21

0

@Risa Virgo Always Beautiful

@Risa Virgo Always Beautiful

Rasya setelah sholat haus kamu hilang

2023-04-01

1

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

MashaAllah Saka mendapatkan wanita sholehah baik hati dan cantik luar dalam

2023-03-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bertukar Suami
2 Hari Pernikahan
3 Pindah Rumah
4 Melamar Pekerjaan
5 Menjadi Sekertaris CEO
6 Perjuangan Rasya
7 Pijatan Saka
8 Belanja
9 Dituduh Pencuri
10 Mempermalukan dan Dipermalukan
11 Hari Pertama Bekerja
12 Perkara Lift
13 Selingkuh?
14 Skandal Keluarga Bimantara
15 Perihal Kopi
16 Perdebatan dan Kedatangan Mama Santi
17 Wanita Angkuh
18 Apakah benar Anak kandung?
19 Perhatian Saka
20 Tawaran Bonus Lembur
21 Makan Malam
22 Terlambat Kerja
23 Pesona Rasya
24 Cemburu atau Marah?
25 Mengadu
26 Rencana Mama Santi
27 Video
28 Pilihan
29 Derita Istri PMS
30 Menikah
31 Terjatuh
32 Kejadian Tak Terduga
33 Mencari Pihak Keluarga
34 Kesialan Rendi
35 Penangkapan
36 Sebagian Masa Lalu yang Terkuak
37 Masa Persembunyian Telah Berakhir
38 Kejujuran
39 Nasehat Saka
40 Bambang Setya Wijaya
41 Permintaan Bambang
42 Pendirian Saka
43 Sebuah Permintaan
44 Egois?
45 Niat Buruk Rania
46 Rasya Menghilang!
47 Ternyata Dia
48 Kesepakatan
49 Pembalasan
50 Menemui Rasya
51 Bertemu
52 Cerita Masa Lalu
53 Ditipu Pengawal Sendiri
54 Suasana di Kebun Teh
55 Meneruskan
56 Kesal
57 Sensitif
58 Pingsan
59 Candu dengan Aromanya
60 Pulang
61 Mual
62 Hamil?
63 Sebuah Rencana
64 Pernikahan
65 Gagal atau Lanjut?
66 Izin dari Rasya
67 Kemauan
68 Teguh Pendirian
69 Tidak Tahan
70 Lagi-lagi hanya Drama.
71 Janji Tuan Scarlett
72 Meminta Pulang
73 Es krim
74 Rumah Sakit
75 Titik Celah
76 Penangkapan
77 Penyesalan
78 Pasrah
79 Kebingungan
80 Keputusan Pengadilan
81 Minta Maaf
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bertukar Suami
2
Hari Pernikahan
3
Pindah Rumah
4
Melamar Pekerjaan
5
Menjadi Sekertaris CEO
6
Perjuangan Rasya
7
Pijatan Saka
8
Belanja
9
Dituduh Pencuri
10
Mempermalukan dan Dipermalukan
11
Hari Pertama Bekerja
12
Perkara Lift
13
Selingkuh?
14
Skandal Keluarga Bimantara
15
Perihal Kopi
16
Perdebatan dan Kedatangan Mama Santi
17
Wanita Angkuh
18
Apakah benar Anak kandung?
19
Perhatian Saka
20
Tawaran Bonus Lembur
21
Makan Malam
22
Terlambat Kerja
23
Pesona Rasya
24
Cemburu atau Marah?
25
Mengadu
26
Rencana Mama Santi
27
Video
28
Pilihan
29
Derita Istri PMS
30
Menikah
31
Terjatuh
32
Kejadian Tak Terduga
33
Mencari Pihak Keluarga
34
Kesialan Rendi
35
Penangkapan
36
Sebagian Masa Lalu yang Terkuak
37
Masa Persembunyian Telah Berakhir
38
Kejujuran
39
Nasehat Saka
40
Bambang Setya Wijaya
41
Permintaan Bambang
42
Pendirian Saka
43
Sebuah Permintaan
44
Egois?
45
Niat Buruk Rania
46
Rasya Menghilang!
47
Ternyata Dia
48
Kesepakatan
49
Pembalasan
50
Menemui Rasya
51
Bertemu
52
Cerita Masa Lalu
53
Ditipu Pengawal Sendiri
54
Suasana di Kebun Teh
55
Meneruskan
56
Kesal
57
Sensitif
58
Pingsan
59
Candu dengan Aromanya
60
Pulang
61
Mual
62
Hamil?
63
Sebuah Rencana
64
Pernikahan
65
Gagal atau Lanjut?
66
Izin dari Rasya
67
Kemauan
68
Teguh Pendirian
69
Tidak Tahan
70
Lagi-lagi hanya Drama.
71
Janji Tuan Scarlett
72
Meminta Pulang
73
Es krim
74
Rumah Sakit
75
Titik Celah
76
Penangkapan
77
Penyesalan
78
Pasrah
79
Kebingungan
80
Keputusan Pengadilan
81
Minta Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!