Setelah pembahasan Rasya dan Saka tadi siang, mereka memutuskan untuk pergi dari kediaman Bimantoro. Mereka tak ingin terus menerus menjadi keset di keluarga ini.
Malam ini adalah acara resepsi pernikahan Dimas dan Rania yang digelar sangat mewah di salah satu hotel terkenal di kota ini. Semua orang sudah berada di lokasi, sedangkan Rasya dan Saka masih berada di rumah. Keadaan rumah yang sepi dimanfaatkan mereka berdua untuk pergi, mereka memang sengaja pergi tanpa izin dari orang tua Rasya karena akan semakin memperpanjang perdebatan jika mereka tahu.
Saka mendorong dua koper baju seraya menunggu Rasya yang masih belum keluar kamar, dia menatap istrinya yang baru saja menutup pintu kamar dengan hanya menenteng tas selempang kecil dan sedang memasukkan ponselnya di sana.
"Apa kau hanya ingin membawa baju segini?" Pertanyaan itu sontak membuat Rasya tersenyum miris. Koper baju Rasya memang sangat kecil karena isinya juga sangat sedikit, berbeda dengan koper milik Saka yang terbilang besar.
"Iya, aku sengaja hanya membawa baju-baju yang ku beli sendiri dan ternyata hanya beberapa potong saja karena hanya itu baju milik ku yang bukan bekas Mbak Rania. Sedangkan baju yang lain adalah baju milik mbak Rania yang sudah tidak terpakai dan diberikan padaku." Baju yang dibawa Rasya adalah baju-baju yang dia beli selama menjadi istri Dimas. Orang tuanya memang tak pernah memberi uang lebih hingga tak mampu menyisakan sedikit pun uang untuk membeli keperluannya selain biaya sekolah.
Dan setelah menjadi istri Dimas, laki-laki itu kadang memberi uang lebih sehingga dia bisa memberi baju baru meski sangat jarang.
Perkataan Rasya tadi hanya ditanggapi dengan anggukan kepala, Saka tak ingin bertanya lebih kauh karena pastinya akan semakin membuat Rasya sedih.
"Oke, kita berangkat. Aku sudah memesan taksi di depan."
"Kenapa kau memesan taksi segala? Kita harus hemat, Saka." Rasya menghela nafasnya. Dia tahu Saka juga tidak memiliki uang banyak karena selama ini yang Rasya tahu, laki-laki itu tak pernah bekerja dan hanya sibuk memainkan game.
Sedangkan dirinya hanya tinggal memiliki uang sejumlah dua ratus ribu rupiah sisa uang belanjaan bulan ini yang diberikan Dimas dua minggu lalu saat awal bulan.
"Tidak apa, aku masih ada sisa uang. Lagian ini sudah malam, tidak mungkin ada angkot dan jarak ke rumah yang akan kita tempati juga sangat jauh jika ditempuh dengan jalan kaki." Saka menjelaskan, dia tahu sekali pemikiran Rasya yang khawatir takut kekurangan uang. Untung saja wanita yang dinikahi kali ini tidak suka neko-neko dan sangat menerima keadaan suaminya.
.
.
.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 45 menit, akhirnya Rasya dan Saka sampai di gubuk tua yang sudah tak layak pakai.
Mereka mengamati seluruh sisi rumah ini, rumah ini tak layak disebut rumah melainkan sebuah gubuk reyot.
"Maaf, Rasya. Aku hanya bisa memberi mu tempat tinggal seperti ini. Tadinya aku ingin mencari kontrakan, tapi uang ku sepertinya tidak cukup untuk menyewanya. Jadi aku memutuskan membawa mu kesini, ini adalah gubuk milik teman ku yang sudah lama tidak terpakai." Sedikit rasa bersalah pada diri Saka, karena sebagai suami, tak mampu memberikan tempat yang layak untuk istri nya.
"Maaf, Rasya. Untuk sementara waktu aku harus berbohong untuk menyembunyikan identitas ku dan membuatmu hidup susah," Batin Saka.
"Tidak masalah, Saka. Aku lebih nyaman tinggal disini bersama kau yang selalu membuat ku bahagia, dibanding tinggal di rumah mewah tetapi semua orang memperlakukan ku seperti sampah." Sahutnya seraya menampilkan seulas senyum. Untung saja meksi rumah ini seperti gubuk reyot yang seluruh tembok dan perlengkapan rumah nya terbuat dari bambu tapi semuanya terlihat sangat bersih dan membuat Rasya nyaman menempati.
"Terimakasih, Arasya. Kau sangat pengertian." Sahut Saka dengan tatapan teduhnya. Tangan nya tergerak untuk mengusap kening istrinya. Hal itu membuat hati Rasya menghangat, dia menatap wajah yang sudah berstatus sebagai suaminya. Dilihat dari segi manapun Saka benar-benar laki-laki yang sangat tampan. Tidak heran dulu saat keluarga Saka berniat menjodohkan pada salah satu putri tuan Bimantara Rania langsung mengajukan diri sebagai istri laki-laki itu.
"Kenapa kau berkata seperti itu? Kita adalah sepasang suami istri. Sudah seharusnya aku menerima semua yang kau punya. Aku akan selalu mendukung mu apapun yang terjadi." Sahut Rasya yang tak sadar jika sejak tadi wajahnya sedang diperhatikan Saka dengan sangat intens. Tangan Saka menyentuh permukaan wajah Rasya, membuat wajah wanita itu sedikit memanas saat mendapati Saka terus menatap wajah nya.
Cup.
"Kau cantik," Bisik Saka setelah berhasil mengecup pipi istri nya.
Bola mata Rasya membulat sempurna, wajahnya memanas hingga warna pipi nya sudah berubah merona. Dada nya berdebar-debar hebat seperti baru saja lari maraton berkilo-kilo meter.
"Apalagi kalau wajah mu blush seperti ini, kau berkali-kali lebih cantik, sayang." Bisik Saka.
Wajah Rasya semakin memanas bahkan rasanya seperti terbakar saat mendengar kata sayang dari Saka. Laki-laki itu benar-benar keterlaluan sekali, bisa-bisanya Saka menggodanya dalam keadaan seperti ini. Dia memukul dada Saka berulang kali melampiaskan rasa kesalnya karena telah digoda hingga membuat nya malu.
Saka hanya terkekeh melihat wajah Rasya yang sedang mencebikkan bibir dengan wajah merah seperti tomat. Andai tidak ada jerawat yang menghalangi wajah cantik nya, Rasya benar-benar terlihat sempurna. Tapi itu bukan masalah bagi Saka, meski wajahnya ditumbuhi banyak jerawat tapi dia tahu pancaran kecantikan wanita itu. Apalagi jika dilihat dari jarak sedekat ini, membuat hati Saka bergetar dan tergerak untuk menyentuh nya.
"Jangan berani-berani menggoda ku, Saka."
"Memang nya kenapa? Apa menggoda istri sendiri juga tidak boleh?"
"Kau ini!" Lagi-lagi Rasya menyakiti fisik Saka, dan kali ini dia mencubit keras perut sixpack Saka yang masih tertutup kaus berwarna putih. Sayangnya bukan nya menengadah sakit, Saka justru tertawa keras karena cubitan Rasya tak terasa apapun di tubuhnya.
Rasya yang tak terima ditertawakan, dia langsung mendaratkan cubitan terus menerus di tubuh Saka membuat laki-laki itu memilih lari kabur. Akhirnya mereka saling kejar hingga sampai di sebuah kamar.
Kratakk
Terdengar bunyi nyaring dari alas ranjang yang terbuat dari bambu saat Saka menggulingkan tubuh nya ke sana. Awalnya mereka berdua terdiam sejenak setelah mendengar bunyi itu, namun detik berikutnya mereka justru tertawa. Saat Saka lengah Rasya langsung menimpa tubuh Saka hingga berada di atas tubuh laki-laki itu dan mengunci pergerakan Saka. Rasya kembali mendaratkan banyak cubitan di seluruh tubuh Saka yang membuat laki-laki itu menengadah kesakitan.
Dan satu gulingan saja, tubuh Saka sudah berbalik berada di atas tubuh Rasya. Seketika ketakutan mendera Rasya, dia memohon agar Saka tak mencubit nya. Hal itu membuat Saka tersenyum menyeringai seraya menakut-nakuti Rasya.
"Kau harus dihukum karena telah membuat suami mu kesakitan, Rasya." Suara berat Saka berubah menjadi menyeramkan, bahkan wajahnya terlihat sangat garang baru Rasya.
Wajah panik Rasya benar-benar membuat kebahagiaan tersendiri bagi Saka. Saka ingin sekali tertawa keras namun masih ingin menikmati ketakutan istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Elok Pratiwi
tidak ada kah dg jalan cerita yg lain selain dg cerita yg sebenarnya laki2 nya kaya itu kaya tp dia menyembunyikannya dr istri nya dg menjadi laki2 yg miskin dan tinggal di gubuk reot ... apakah dikehidupan nyata ada yg seperti itu ... jadi tidak menarik cerita nya
2024-08-04
0
meE😊😊
akn ad kjutan bua sya dr suami baru mu
2023-10-21
0
Neng Alifa
gpp gubuk sederhana juga. drpd mewah tp banyak setannya 😬
2023-04-09
1