Perdebatan dan Kedatangan Mama Santi

Untuk memanfaatkan weekend kali ini, Rasya ingin memasak makanan kesukaan Saka. Untung saja saat membeli bahan-bahan di mall tempo lalu, Rasya bertanya tentang makanan kesukaan suaminya hingga dia bisa tahu dengan makanan kesukaan Saka yaitu udang asam manis. Dan kebetulan udang yang dia bawa dari mall banyak hingga masih tersisa sampai sekarang.

"Rasya, ini masih pagi tapi kamu sudah mulai masak?" Saka baru saja masuk ke dapur untuk mengambil botol minuman yang biasa dia bawa jogging, dia sedikit terkejut melihat istrinya sudah berperang dengan alat dapur padahal baru saja selesai melaksanakan sholat subuh.

"Ya, Saka. Sekali-kali aku ingin membuatkan makanan kesukaan mu. Mumpung libur kerja, jadi aku punya banyak waktu untuk membuat sarapan." Tatapan Rasya tak lepas dari bawang yang sedang diiris tipis-tipis, meski begitu, dia tetap menghadiahkan senyum untuk sang suami walau tanpa menatap kearahnya.

"Kenapa tidak beli saja? Jadi kamu bisa ikut lari pagi bersama ku," Sahut Saka seraya merangkul istrinya. Sudah menjadi kebiasaan Saka ketika melihat punggung istrinya itu selalu menjadikan sandaran, padahal Rasya sudah berulang kali memperingati.

"Tidak ada beli beli. Masak sendiri lebih hemat. Memangnya uang kamu masih berapa? Kenapa sepertinya uang mu yang katanya masih sedikit itu belum juga habis?" Rasya sedikit memicingkan mata. Mengingat kembali banyaknya barang-barang yang dibeli Saka selama beberapa hari ini, membuat Rasya tak yakin kalau uang Saka hanya sedikit.

"Eee ... Anu, itu..," Saka menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan ekspresi kebingungan membuat Rasya geleng-geleng kepala.

"Jangan bilang kamu meminjam uang dengan teman mu yang memiliki mall itu ya?" Tebak Rasya seraya mengacungkan pisau yang sedang di pegang untuk mengiris bawang, sontak tubuh Saka refleks mundur satu langkah dengan wajah meringis melihat ujung pisau yang tampak runcing.

"Turunkan pisau nya, Rasya. Kamu mengerikan sekali seperti psikopat."

"Jawab pertanyaan ku dulu. Kamu benar meminjam uang pada teman mu?"

"Iya, iya. Aku jawab. Tapi turunkan dulu pisau nya." Sahut Saka dengan satu tangan nya mencoba menghalangi ujung pisau.

"Sudah. Sekarang katakan yang sebenernya, dari mana kamu dapat uang itu." Rasya menatap lekat bola mata suaminya, membuat Saka yang dipandangi seperti itu merasa tak enak. Dia jadi was-was kalau ingin berbohong takut ketahuan.

"Sebenarnya...," Saka menundukkan pandangan seraya menghentikan perkataan nya membuat Rasya semakin penasaran.

"Sebenernya apa, Saka?" Rasya semakin mendesak suaminya karena semakin dibuat penasaran.

"Sebenarnya..,"

"Sebenarnya apa, tinggal jawab, Saka?" Rasya semakin gemas melihat Saka yang tak kunjung menjawabnya. Bukan hanya gemas, tapi juga diliputi rasa penasaran. Dia takut dengan firasat nya selama ini jika ternyata benar.

Tiba-tiba Saka mengambil pisau yang dipegang Rasya, dan meletakkan bawang yang juga masih dipegang di tangan kirinya. Saka memegang kedua tangan itu dan menatap lekat wajah istrinya.

"Tapi kamu harus janji tidak akan marah padaku? Apapun yang ku katakan tidak akan mengubah janji mu untuk selalu berada di samping ku?"

Seketika tubuh Rasya menegang, dia takut dengan firasat nya selama jika ternyata benar.

"Saka, jangan menakut-nakuti ku." Sahut Rasya karena mendadak suasananya menjadi tegang.

"Sebenarnya aku meminjam uang pada teman ku."

Fyuuhhh...

Rasya bernafas lega, dia kira Saka ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting hingga membuat jantung nya hampir saja berhenti berdetak karena saking tegangnya.

"Huh, Aku pikir kau ingin mengatakan apa, Saka. Membuat jantung ku hampir saja berhenti berdetak." Rasya bersungut-sungut.

"Kamu tidak marah aku meminjam uang pada orang lain?"

"Kenapa harus mata marah? Aku tahu kamu juga memiliki kebutuhan sendiri, tapi aku sarankan, lain kali jangan meminjam uang pada orang lain. Apalagi sekarang aku sudah memiliki gaji dan sepertinya cukup untuk memenuhi kebutuhan kita. Jadi kamu tidak boleh meminjam uang pada teman mu lagi. Besok kita lunasi hutang mu pada teman mu itu."

Saka tertegun mendengarnya, Rasya memang sangat baik hati dan sangat pengertian terhadap semua orang, terlebih pada keluarga nya. Dan ini lah mengapa alasan Saka mengiyakan begitu saja saat mertuanya menyuruh menikahi putri keduanya. Karena selama beberapa bulan tinggal bersama Rasya, sedikit banyak nya tahu dengan kepribadian Rasya yang sangat jauh berbeda dengan sifat keluarga nya yang lain. Membuat nya tanpa sadar sudah lebih dulu memiliki perasaan pada wanita yang masih berstatus sebagai istri orang, dan orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah adik iparnya sendiri.

"T-tidak perlu dilunasi, Rasya." Tentu saja Saka menolak Rasya melunasi hutang yang memang tak pernah ada.

"Kenapa? Kenapa tidak perlu dilunasi? Kasian teman mu pasti juga menunggu uang dari mu."

"Tidak, Rasya. Dia tidak akan menerima uang itu."

"Maksud nya?" Rasya semakin mengerutkan dahi, tak mengerti dengan perkataan Saka.

"M-maksudku, Aku berbohong tentang meminjam uang." Saka mengubah mimik mukanya seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Rasya, apa jika aku berkata jujur kau masih tetap menerima ku?" Tanya nya penuh harap.

"Iya, Saka. Aku tidak akan pernah meninggalkan mu, apapun yang terjadi sebenarnya." Sahut Rasya yakin, dalam hati dia sangat penasaran dengan apa yang akan dikatakan suaminya.

"Baiklah, kalau memang kamu benar-benar yakin, aku akan mengatakannya dengan jujur. Mungkin, setelah aku mengatakan yang sebenernya kamu akan malu memiliki suami seperti ku. " Saka menghela nafas, Rasya semakin penasaran dengan perkataan selanjutnya.

"Sebenarnya aku sudah bekerja menjadi tukang pengangkut barang di tempat teman ku yang seorang pemilik mall. Dan uang yang ku gunakan selama beberapa hari ini adalah upah dari hasil kerja ku." Saka masih meniti ekspresi wajah istrinya dengan lekat.

"Apa?" Rasya sedikit terkejut mendengarnya, namun dia juga senang karena akhirnya Saka tidak pengangguran lagi. "Jadi selama beberapa hari ini kamu sudah mulai bekerja menjadi tukang pengangkut barang?" Tanya Rasya dengan ekspresi bercampur aduk, merasa bahagia karena akhirnya Saka mendapat pekerjaan, tapi juga sedih karena pekerjaan yang didapatkan Saka adalah pekerjaan berat dan kasar. Dia kasihan pada suaminya yang pasti sangat lelah bekerja menjadi tukang angkut.

"Ya, apa kamu malu memiliki suami yang hanya bekerja sebagai tukang angkut?" Saka menatap lekat dua bola mata istrinya yang sedang menatap nya dengan tatapan tak terbaca.

"Mana mungkin aku malu, Saka. Aku hanya menyesal karena baru tahu kalau kamu sudah bekerja." Rasya sedikit memelankan suaranya. "Saka, menjadi pengangkut barang adalah pekerjaan yang berat. Tapi kamu setiap malam masih selalu menunggu ku di gang, apa kamu tidak lelah? Kenapa kamu tidak bilang sejak kemarin-kemarin? Harusnya kamu mengatakan nya agar aku bisa memijat mu setiap malam." Rasya merasa menyesal karena baru tahu suaminya bekerja. Dia memikirkan selama beberapa hari ini pasti Saka kelelahan karena mengangkut barang-barang berat, tapi setiap malam dia selalu setia menunggu dirinya di gang depan yang jaraknya masih sekitar satu kilo meter. Rasya benar-benar terharu dengan suaminya.

"Hei, aku ini laki-laki. Mana mungkin bekerja seperti itu membuat ku lelah." Sahut Saka seraya terkekeh mencoba menghibur istrinya. "sudah, kamu lanjutkan masaknya. Aku pergi olahraga, kalau terus mengobrol nanti kesiangan."

Cup.

Saka memang sudah terbiasa mencuri ciuman istrinya di pipi, namun saat ini wajah Rasya tidak memerah seperti biasa karena mungkin sudah saking terbiasanya atau mungkin juga karena pikirannya masih tertuju pada Saka yang menyembunyikan pekerjaan dari nya.

.

.

.

"Hah, akhirnya semua masakan ku selesai." Rasya sedikit meregangkan otot-ototnya.

Tok tok tok..,

Baru saja bisa bernafas lega, dia mendengar suara ketukan pintu dan langsung saja keluar untuk melihat siapa orang diluar.

"Siapa y-mama?" Rasya sangat terkejut karena ternyata mama nya yang mengetuk pintu. "Dari mana mama tahu rumah ku?"

Mendengar perkataan Rasya membuat mama Santi tidak tahan untuk tidak mencibir nya." Rumah? Ck! Gubuk reyot seperti ini saja disebut rumah? Oh ya ampun, Rasya ... ternyata kamu meninggalkan rumah hanya ingin pindah ke gubuk seperti ini? Kasian sekali kamu ya," Mama Santi benar-benar tak berubah, dengan anaknya sendiri masih mencacinya dengan tatapan rendah.

"Mendingan kamu ikut mama aja pulang ke rumah." Sahut mama Santi.

"Tidak, ma. Aku sudah nyaman tinggal disini, meskipun rumah ini seperti gubuk, tapi aku nyaman tinggal di sini."

"Ck! Udahlah, Rasya. Kamu turuti saja permintaan mama." Mama Santi masih ngeyel seperti biasa saat menyuruh Rasya melakukan ini dan itu.

"Memangnya kenapa aku harus pindah ke rumah lagi?" Rasya tak yakin dengan permintaan mama nya untuk pindah ke rumah jika tak ada maksud lain.

"Kamu bisa bantu-bantu mama membuat keripik. Kebetulan orderan mama sedang banyak, jadi kamu bisa bantu-bantu kalau di rumah."

Benar dugaan Rasya, mama nya ini memang tidak mungkin menawarkan sesuatu pada Rasya jika tak memiliki niat tertentu.

"Kenapa tidak meminta bantuan orang lain saja?" Rasya masih mencoba mengontrol emosinya agar tak marah pada manusia didepannya. Karena bagaimana pun, orang didepan nya ini adalah mama nya

"Kalau menyuruh orang lain yang bantu-bantu, ya nanti keluar uang banyak lah buat kasih gaji mereka. Mendingan nyuruh kamu aja, tinggal ngasih tempat tinggal sama makan aja beres!" Sahutnya dengan nada menjengkelkan membuat Rasya benar-benar ingin sekali menendang wajah orang didepan nya.

"Maaf, ma. Tapi aku sudah memiliki pekerjaan." Sahut Rasya sedikit menatap remeh mama nya. Dia juga tidak ingin terus-terusan di tatap rendah olehnya.

"Halah ... Pekerjaan apa? Palingan omong kosong."

"Aku memang sudah bekerja menjadi sekertaris CEO di perusahaan yang sama tempat mbak Rania dan mas Dimas kerja. Kalau mama tidak percaya bisa tanya ke mereka."

"Apa?!"

Terpopuler

Comments

Riska Fatihica

Riska Fatihica

ada yah.... seorang ibu yang memperlakukan anak nya seperti itu....

2023-04-15

1

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

Skak mat kan memangnya Rasya akan terlunta lantu keluar dari rumah kalian .... Kalian mendapatkan uang Dari uang Haram

2023-03-23

0

B⃟cIka🕊️⃝ᥴͨᏼᷛKartika🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️

B⃟cIka🕊️⃝ᥴͨᏼᷛKartika🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️

Edalah si saiton datang bikin rusuh sih enaknya tinggal bilang nyuruh pulang terus jadi babu nya. itu anakmu sendiri. Atau jangan2 rasya itu bukan anakmu dan kau sia2 kan Rasya dan menjadikan dia babumu selama ini. kalau sampai Saka tau habislah dirimu 😒😒😒😡

2023-03-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bertukar Suami
2 Hari Pernikahan
3 Pindah Rumah
4 Melamar Pekerjaan
5 Menjadi Sekertaris CEO
6 Perjuangan Rasya
7 Pijatan Saka
8 Belanja
9 Dituduh Pencuri
10 Mempermalukan dan Dipermalukan
11 Hari Pertama Bekerja
12 Perkara Lift
13 Selingkuh?
14 Skandal Keluarga Bimantara
15 Perihal Kopi
16 Perdebatan dan Kedatangan Mama Santi
17 Wanita Angkuh
18 Apakah benar Anak kandung?
19 Perhatian Saka
20 Tawaran Bonus Lembur
21 Makan Malam
22 Terlambat Kerja
23 Pesona Rasya
24 Cemburu atau Marah?
25 Mengadu
26 Rencana Mama Santi
27 Video
28 Pilihan
29 Derita Istri PMS
30 Menikah
31 Terjatuh
32 Kejadian Tak Terduga
33 Mencari Pihak Keluarga
34 Kesialan Rendi
35 Penangkapan
36 Sebagian Masa Lalu yang Terkuak
37 Masa Persembunyian Telah Berakhir
38 Kejujuran
39 Nasehat Saka
40 Bambang Setya Wijaya
41 Permintaan Bambang
42 Pendirian Saka
43 Sebuah Permintaan
44 Egois?
45 Niat Buruk Rania
46 Rasya Menghilang!
47 Ternyata Dia
48 Kesepakatan
49 Pembalasan
50 Menemui Rasya
51 Bertemu
52 Cerita Masa Lalu
53 Ditipu Pengawal Sendiri
54 Suasana di Kebun Teh
55 Meneruskan
56 Kesal
57 Sensitif
58 Pingsan
59 Candu dengan Aromanya
60 Pulang
61 Mual
62 Hamil?
63 Sebuah Rencana
64 Pernikahan
65 Gagal atau Lanjut?
66 Izin dari Rasya
67 Kemauan
68 Teguh Pendirian
69 Tidak Tahan
70 Lagi-lagi hanya Drama.
71 Janji Tuan Scarlett
72 Meminta Pulang
73 Es krim
74 Rumah Sakit
75 Titik Celah
76 Penangkapan
77 Penyesalan
78 Pasrah
79 Kebingungan
80 Keputusan Pengadilan
81 Minta Maaf
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bertukar Suami
2
Hari Pernikahan
3
Pindah Rumah
4
Melamar Pekerjaan
5
Menjadi Sekertaris CEO
6
Perjuangan Rasya
7
Pijatan Saka
8
Belanja
9
Dituduh Pencuri
10
Mempermalukan dan Dipermalukan
11
Hari Pertama Bekerja
12
Perkara Lift
13
Selingkuh?
14
Skandal Keluarga Bimantara
15
Perihal Kopi
16
Perdebatan dan Kedatangan Mama Santi
17
Wanita Angkuh
18
Apakah benar Anak kandung?
19
Perhatian Saka
20
Tawaran Bonus Lembur
21
Makan Malam
22
Terlambat Kerja
23
Pesona Rasya
24
Cemburu atau Marah?
25
Mengadu
26
Rencana Mama Santi
27
Video
28
Pilihan
29
Derita Istri PMS
30
Menikah
31
Terjatuh
32
Kejadian Tak Terduga
33
Mencari Pihak Keluarga
34
Kesialan Rendi
35
Penangkapan
36
Sebagian Masa Lalu yang Terkuak
37
Masa Persembunyian Telah Berakhir
38
Kejujuran
39
Nasehat Saka
40
Bambang Setya Wijaya
41
Permintaan Bambang
42
Pendirian Saka
43
Sebuah Permintaan
44
Egois?
45
Niat Buruk Rania
46
Rasya Menghilang!
47
Ternyata Dia
48
Kesepakatan
49
Pembalasan
50
Menemui Rasya
51
Bertemu
52
Cerita Masa Lalu
53
Ditipu Pengawal Sendiri
54
Suasana di Kebun Teh
55
Meneruskan
56
Kesal
57
Sensitif
58
Pingsan
59
Candu dengan Aromanya
60
Pulang
61
Mual
62
Hamil?
63
Sebuah Rencana
64
Pernikahan
65
Gagal atau Lanjut?
66
Izin dari Rasya
67
Kemauan
68
Teguh Pendirian
69
Tidak Tahan
70
Lagi-lagi hanya Drama.
71
Janji Tuan Scarlett
72
Meminta Pulang
73
Es krim
74
Rumah Sakit
75
Titik Celah
76
Penangkapan
77
Penyesalan
78
Pasrah
79
Kebingungan
80
Keputusan Pengadilan
81
Minta Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!