Perihal Kopi

"Rasya, Kamu sedang apa?"

Rasya terlonjak mendengar suara bariton suaminya yang tiba-tiba sudah berada di belakang nya. Padahal tadi jelas-jelas pria itu masih di kamar.

"Saka, kau membuat jantung ku hampir copot." Rasya menghela nafas lega setelah tahu orang dibelakang nya adalah suaminya. Dia memang sangat takut kalau malam-malam ke dapur sendiri karena rumah barunya ini jauh dari tetangga, tapi disisi lain dia juga masih sungkan bila meminta diantar Saka. Oleh karena itu, Rasya memberanikan diri ke dapur sendiri meski dengan hati was-was.

"Aku sedang mengambil minum, tiba-tiba tenggorokan ku kering." Sahut nya seraya memperlihatkan segelas air putih.

"Bisa sekalian buatkan kopi?" Tanya Saka seraya memeluk istrinya dari belakang. Rasanya nyaman sekali saat menyandarkan tubuhnya di punggung sang istri.

"Saka, berat." Rasya mencoba melepaskan belitan Saka. Meski begitu, hatinya merasa berbunga-bunga dengan sikap Saka yang manja padanya.

"Buatkan kopi dulu, baru nanti ku lepas," Saka terkekeh, walaupun berkata seperti itu tapi pada kenyataannya dia tak ingin melepaskan belitan nya. Dia sudah terlanjur nyaman dengan posisi seperti ini.

"Kenapa harus kopi?" Tanya Rsaya mendengus kesal. Ngomong-ngomong, bicara soal kopi, Rasya jadi teringat akan peristiwa menyebalkan di hari pertamanya bekerja. Dan itu membuat nya sangat jengkel dengan minuman satu itu.

Saat hari pertama bekerja, Rasya harus bolak-balik ke pantry untuk membuatkan kopi pak Andreas. Entah dosa apa yang menyebabkan Rasya memiliki boss super killer, baru pertama kali menginjakkan ruangan, Rasya harus bolak-balik sampai 13 kali untuk membuatkan kopi karena takarannya salah. Padahal Rasya sudah mengingat baik-baik dengan takaran yang diinginkan bos nya, yaitu dua sendok gula dan satu sendok kopi.

Untung saja si muka datar Keanu menjadi penolong nya, saat akan membuatkan kopi untuk ke 14 kalinya, kebetulan Keanu ada pantry. Dia memberi tahu kalau ukuran takaran gula harus menggunakan takaran sendok teh sedangkan kopi menggunakan sendok makan. Pantas saja dia terus-terusan melakukan kesalahan, untung saja Keanu ada di sana, andai tidak mungkin, Rasya akan bolak-balik membuatkan kopi sampai jam pulang kerja. Hampir saja Rasya ingin menumpahkan kopi itu ke wajah bos nya jika tak mengingat dirinya sangat menginginkan pekerjaan itu, membuat nya harus bersabar dengan semua tingkah laku bos nya yang membuat nya jengkel.

Dan setelah kejadian itu, Pak Andreas tak pernah lagi meminta dibuatkan kopi. Sepertinya laki-laki itu benar-benar ingin menguji kesabaran karyawan barunya.

"Memang nya kenapa?" Tanya Saka setelah membalikkan tubuh istri nya hingga berhadap-hadapan dan melihat wajah istrinya menjadi cemberut.

"Aku sebel dengan aroma kopi," Sahutnya dengan bibir nya yang manyun beberapa centi, membuat Saka gemas ingin mencium nya.

"Apa kau tak suka kopi?' Tanya Saka menatap wajah istrinya yang terlihat masam.

"Bukan tidak suka, tapi aku jadi teringat dengan kejadian dengan boss ku yang meminta ku membuatkan kopi sampai bolak-balik ke pantry 13 kali. Ingin sekali rasanya aku menumpahkan kopi panas itu ke wajah jeleknya sekalian supaya tambah jelek." Sahutnya dengan wajah bersungut-sungut.

Hukk.

Tiba-tiba Saka tersedak ludahnya sendiri.

"Saka, Kau kenapa?" Tanya Rasya khawatir karena tiba-tiba suaminya tersedak.

"T-tidak apa-apa, kau lanjutkan saja cerita bos mu tadi." Sahut Saka ketika sudah kembali normal dan menatap Rasya dengan tingkah canggung.

Kemudian Rasya menceritakan seluruh kegiatannya saat menjadi Sekertaris bos killer nya itu dengan Saka yang menjadi pendengar yang baik. Bahkan baru saja menjadi karyawan selama lima hari, sepertinya Rasya sudah bisa membuatkan narasi setebal 36 meter untuk menceritakan seluruh rangkaian kegiatan nya bersama sang CEO yang cenderung abnormal.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***