setelah kejadian di mana lagi-lagi lili membuat Dirga marah. ia selalu takut jika bertemu dengan pria kejam yang sekarang menjadi suaminya itu.
Lili, mengurung diri dalam kamar, ia terduduk di kursi yang menghadap jendela sambil merenung menatap luar.
tanpa tersadar pandangan nya tertuju pada tempat saat seorang anak memanjat untuk meminta bola.
tiba-tiba dalam benaknya timbul niatan untuk melarikan diri lagi.
tapi ia mengacaunya agar tidak melakukan itu.
ia tau resiko yang akan ia dapat jika melarikan diri dan tertangkap.
tapi, sifat keras yang di milikinya tidak bisa di halau dan pada akhirnya ia tetap nekat untuk pergi.
ia beranjak dari duduknya mengambil ponsel di meja rias lalu keluar dari kamar dengan mengendap-endap melihat sekliling ruangan.
beberapa saat kemudian.
ia sampai di halaman belakang sejenak ia berdiam diri menatap tembok tinggi di hadapannya itu.
" tinggi sekali tembok ini!" keluhnya.
" tapi aku harus pergi dari sini, sudah lama aku tidak bekerja.. Apakah Kak Angga mencariku?" dengan wajah murung mengingat angga pria idaman sekaligus bos, dimana tempat ia bekerja, ia selalu menyukai Erlangga. pria yang selalu membantunya setiap ia dalam kesulitan.
" jika aku menemui Ke Angga, nanti.. bagaimana penilaian nya terhadapku? aku yang sudah menikah dengan pria. yang sudah beristri, Ya Tuhan Kak Angga akan menilaiku sangat buruk!
ini semua karena pria itu dan tante. mereka sudah menghancurkan hidup dan mimpiku," ia kesal dan marah hingga air matanya jatuh tidak sanggup menahan ke sedihan hati.
"Hah.. oke tenang Lili, aku harus tenang," ia menyeka air mata di pipinya "Apapun penilaian kak angga, terhadapku itu tidak masalah, yang terpenting aku harus keluar dari sini. setelahnya akan ku pikirkan nanti."
ia berjalan mendekati tembok untuk memanjatnya.
" tembok ini terlalu tinggi.. Bagaimana aku bisa memanjatnya?" ia menoleh kanan kiri mencari sesuatu yang bisa untuk di jadikan pijakan.
ia menemukan bongkahan kayu besar dan mendorongnya sampai ke titik tempat ia akan memanjat.
"kayu ini kenapa berat sekali, uhhh, atau aku yang kurang olahraga." ia terus berusaha mendorong kayu besar itu.
setelah menempatkan kayu di titiknya. tanpa mengulur waktu ia langsung menjalankan misinya.
butuh waktu cukup lama Lili, sampai di atas tembok.
" Akhirnya! aku bisa keluar dari sini," Lili sangat senang sampai tidak menyadari tangan dan kakinya tergores-gores saat memanjat.
Di sisi lain.
Dirga, yang saat itu berada di ruang kerja bersama bian, sekertaris nya sedang membahas tentang pekerjaan kantor.
" Bian, apa hari ini ada jadwal meeting dengan klien!"
" hari ini, tidak ada jadwal meeting! tapi Lusa ada klien dari Jepang yang ingin bertemu.." percakapan mereka terhenti saat mendengar suara ketukan pintu.
"Masuk," jawab Dirga, datar.
" Ada apa Paman Han,"
"Permisi, Tuan, saya membawa kopi untuk Tuan dan sekertaris Bian,"
paman han, masuk ke dalam dan meletakan dua cangkir kopi di meja tamu.
"Saya permisi, Tuan!" ucap paman han melangkah pergi.
"Tunggu! paman Han," Dirga, menghentikan langkah paman han.
"Ada apa, Tuan?"
"Sedang apa sekarang Dia!"
"Ah, nyonya muda, sedang di kamarnya. Tuan," jawab paman han berhati-hati.
"Awasi dia terus, jangan sampai ia melarikan diri, kau bisa pergi sekarang paman Han!" ucap Dirga, datar.
Dirga, kembali melirik paman Han, yang tidak bergeming dari tempatnya saat ia sudah memberi perintah, untuk keluar.
ia meletakan pulpen di tangannya dan menatap paman Han.
"Apa masih ada yang lain, paman Han!" tanya Dirga, dingin. sampai mengejutkan paman Han, yang saat itu terfokus melihat Bian, sedang terpaku diam menatap luar jendela.
"Ah, t-tuan.. maafkan saya, tidak ada tuan ka-kalau begitu saya permisi. tapi Tuan, sepertinya Sekertaris Bian, melihat sesuatu yang menarik! permisi Tuan, saya akan kembali," jawab paman Han, panik lalu segera pergi dari ruang kerja, tuannya.
melihat paman Han, pergi, Dirga, mengerutkan kening saat paman Han, membicarakan Bian.
namun ia tidak memperdulikan itu.
ia kembali, mengecek berkas-berkas kantor,
"Bian, besok tetapkan pertemuan dengan klien, di jam 10 pagi," ucap Dirga, datar
ia tidak mendapat jawaban dari, Bian.
"Bian, apa kau tidak dengar yang ku katakan?" Dirga, bicara dengan sedikit tinggi, namun tetap tidak ada jawaban.
merasa kesal ucapan nya tidak di gubris, ia meletakan pulpen dengan keras dan beranjak dari duduknya.
"Sekertaris Bian!" bentak, Dirga. sambil memutar tubuhnya menghadap Bian.
"Pre-presdir! itu, di luar sana bukankah itu.." bian menunjuk, ke luar jendela di mana Lili sedang berada di atas tembok pembatas rumah.
sedikit bingung maksud dari paerkataan Bian, dirga pun mengikuti arah telunjuknya untuk melihat apa yang ia lihat.
ia sangat terkejut, saat melihat Lili, berada di atas tembok dan ingin melompat ke luar.
expres Dirga, berubah, kemarahannya naik dengan cepat. ia mengepl kencang tangannya seketika meninju kaca jendela dengan kuat, sampai tangannya terluka.
pecahan kaca yang pecah, terdengar keras dan nyaring, sampai terdengar oleh Lili.
"Suara apa itu? keras sekali, seperti suara kaca pecah?" gumam Lili. ia mencari arah sura keras yang ia dengar itu.
saat matanya bertemu Dirga, yang berada di lantai dua dengan sorot mata tajam seperti ingin membunuh, sontak Lili, terkejut melihat Dirga, yang berdiri di balik jendela dengan wajah dan aura yg mengerikan.
"A-astaga! kenapa bisa ada pria jahat itu di sana? Aku harus cepat turun, Ahhh.." Lili, terjatuh keluar tembok karana terlalu panik.
melihat Lili, terjatuh dari tembok yang tingginya lebih dari satu meter, ia langsung berlari keluar
"Paman Han,Tangkap wanita itu," dengan expresi sangat marah Dirga, memberi perintah.
paman han, dan pengawal lainnya berlari keluar mengejar Lili.
"Aduh.. kakiku sakit sekali, Aku harus cepat lari Jangan sampai paman han dan pengawal menangkapku," rintih Lili berlari sekuat tenaga dengan kaki terluka.
paman han, dan para pengawal yang sudah berada di belankangnya. berteriak mengehntikan nya.
" Nyonya! tunggu, jangan pergi kembalilah nyonya!" Seru paman han mengejar Lili, bersama pengawal lainnya.
" tidak Paman Han, Aku tidak mau kembali ke neraka itu! biarkan aku pergi," teriak Lili, berlari terpincang-pincang.
" TAXI!"
ia bergegas masuk ke dalam taxi.
"Ayo Pak cepat jalan!" triak lili ketakutan.
sang sopir yang tidak tau apa-apa itu dengan panik langsung tancap gas saat melihat 3 pria berbadan besar berlari ke arahnya.
paman han dan pengawal lainnya tidak berhasil menangkap lili..
entah apa yang harus di katakn pada tuan nya nanti jika istri tuan nya tidak berhasil di tangkap.
paman han dan pengawal berjalan menuju ruang tengah di mana dirga sedang menunggu hasil dari pekerjaan mereka.
"Tu-tuan! ka-kami, tidak berhasil menangkap Nyonya," ucap para pengawal dengan gugup.
"Cari wanita itu sampai dapat ," bentak dirga, sangat marah.
"Baik tuan! tapi, sepertinya nyonya juga tidak akan bisa lari jauh dari kota ini dengan keadaan kaki terluka! saya akan mencarinya sampai dapat! Permisi tuan" ucap paman Han meyakinkan Dirga bahwa dia bisa membawa Lili kembali.
"Lili Wijaya! dengan sangat rela kau terluka, melakukan berbagai cara untuk pergi dariku," Dirga, menatap geram keluar jendela tempat Lili terjun dari tembok.
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Srisulastri
critany seru nih hrs d kasih lope
2022-04-13
0
Nofriyanti Vivi
g suka, udh beristri 2 hmm kesannya lelaki mempermainkn wanita,👎
2022-03-14
1
Nofriyanti Vivi
alah penjaht kelamin kamu dirga dasar bejat
2022-03-14
0