"Hahh.. karena kejadian kemarin, aku di hukum menyapu halaman oleh pria pemarah itu! "
oceh lili kesal.
namun tiba-tiba sebuah bola sepak mengahantam punggungnya.
"Awww, aduh sakit, siapa itu yang melempar bola?" serunya, mencari orang yang melemparnya dengan bola.
seorang anak kecil sekitaran usia 10 tahun, muncul dari balik tembok.
"Hay ka! maaf, aku tidak sengaja menendang bola sampai sini, aku mohon maaf kan aku? " ucap sang anak, meminta maaf pada lili.
"Astaga! kau mengejutkanku dik.
Hahh.. baiklah aku maafkan kalian tapi lain kali jangan terulang lagi," Lili tersenyum ramah, memberi maaf pada anak kecil itu. lalu ia kembali menyapu.
"terimaksih ka! emm.. kaka bisa menolongku ambilkan bola? aku tidak bisa mengambilnya tembok ini terlalu tinggi!" ucap sang anak meminta lili
untuk mengambil bola yang tadi mengenai nya.
melihat bola yang tidak jauh darinya ia berjalan mengambil bola itu lalu memberikan pada sang anak.
"oke, kaka akan lempar bolanya! "
"terimakasih! kaka sampai jumpa!"
seru sang anak yang sudah menghilang di balik tembok.
"Hah.. ada-ada saja!" gumamnya.
ia kembali menyapu dan membersihkan daun-daun yang tidak ada habisnya itu, sampai membuatnya kesal dan meninggalkan hukumannya begitu saja.
ke esokan harinya.
seperti biasa bi tuti setiap hari harus merayu Lili untuk bertemu tuan nya.
bi tuti yang sudah berada di depan pintu kamar, Lili, langsung mengetuk pintu.
"Nyonya! apa anda di dalam!?" panggil bi tuti.
"Ya, bi ada apa? " Lili, beranjak dari ranjangnya dan langsung membuka pintu mendengar bi tuti berada di luar.
"Maaf nyonya, tuan sudah menunggu anda di bawah!" seru bi tuti dengan senyum ramahnya.
"Eh, menungguku? ada apa ya bi? atau Dirgantara.. masih marah soal waktu itu? " lili bertanya bingung dan khawatir.
"saya tidak tau nyonya! lebih baik nyonya segera turun, tuan sudah menungu di bawah, kalau begitu bibi tinggal dulu, permisi nyonya!" bi tuti berjalan pergi meninggalkan Lili.
"kenapa aku merasa tubuhku, merinding? aku memiliki firasat buruk, "
gumamnya sambil berjalan menuruni anak tangga.
melihat Dirga, duduk dengan raut wajah dingin, membuat langkahnya berat dan ingin kembali ke kamarnya, namun apalah daya ia tidak berani melakukan itu.
"Duduk!" dengan wajah datar tanpa menatap, Dirga, mempersilahkan Lili, duduk.
dengan rasa gugup dan takut, Lili duduk dan diam membisu menunggu. Dirga, memulai pembicaraan.
namun situasi terlihat tegang dan sunyi.
mereka duduk berhadapan tapi tidak saling bicara, situasi yang canggung
tapi akhirnya, Lili membranikan diri membuka suara.
"Ada apa kau mencari ku? apa kau mengubah fikiranmu untuk membiarkan aku per.. "
"Aku menyuruhmu mememuiku, bukan untuk mendengar kata-kata yang tidak penting itu dari mulutmu! "cetus, Dirga sinis, memotong kaliamat Lili.
seketika, Lili tersentak diam namun ia tidak bisa terus diam dengan suasana canggung. ia kembali mengluarkan kalimat penyelesaian.
"Lalu, untuk apa kau memanggil ku? jika tidak ada yang ingin kau bicarakan dan hanya diam aku akan pergi ke kamarku! untuk apa hanya duduk berhadapan, tapi tidak bicara? " balas lili kesal.
mendengar, bantahan dari Lili, membuat raut wajah dirga muram.
"Aku tidak mengijinkan mu pergi! kembali ketempatmu dan duduk dengan tenang! jangan membuatku marah! " bentak dirga.
lili teraentak, juga kesal. mendengar bentakan dan perintah Dirga, ia kembali duduk dengan angkuh.
beberapa detik, suasana kembali sunyi. namun kali ini, Lili diam mematung dengan kesal dan tidak mau bicara lagi.
sampai Dirga, membuaka percakapan.
"Aku hanya ingin memberi peringatan untukmu, agar jangan pernah coba-coba untuk melarikan diri lagi.." tegas Dirga.
lalu. kembali melanjutkan ucapannya.
"Paman han, mengatakan kalau kau mencoba kabur dari rumah hingga tiga kali! kalau aku sampai mendengar ini lagi, kau akan tau akibat nya! " ancam dirga dengan kejam.
merasa bersalah dan takut, karena, Dirga mengetahui percobaan kaburnya. membuat Lili panik dan bingung harus bagaimana.
"A-aku.. aku tidak pernah melakukan itu! mu-mungkin, paman han sudah tua karena itu dia salah melihat! " jawab lili, mencari alasan.
mendengar pembelaan diri pada Lili, dan mengetahuinya kalau ia berbohong. Dirga, sangat marah namun, ia berniat memberi sedikit pelajaran pada, istrinya yang keras kepala.
"Jadi, informasi yang di berikan paman han, semua tidak benar!? " tanya dirga dingin, ia mengerutkan kening, menatap tajam Lili.
kepanikan, memyelimuti Lili,
"t-tentu saja, itu tidak benar! "lili semakin gugup saat dirga menatap matanya, ia memalingkan membuang muka, ketika Dirga, terus menatapnya.
"Hmm.. Baiklah kalau begitu! karena paman han, telah berbohong maka aku akan memberi hukuman dan memotong gaji paman han, sebagai kompensasi, kebohongannya! " Tegas, dirga, menatap sinis.
sangat terkejut dengan apa yang di katakan Dirga. ia sepontan berdiri dan menolak keputusannya.
"tidak! jangan, jangan lakukan itu!" tolaknya, merasa bersalah karena telah menyulitkan paman Han.
"Oh, ada apa nona Lili? kenapa kau tidak setuju, bukankah paman han, melakukan kesalahan besar, dengan berbohong? " cetus dirga mengerutkan dahi.
"A-aku, aku hanya.. aku mengaku salah apa yang di katakan paman han. semuanya benar! jadi tolong jangan hukum paman han!" Lili mebungkuk. memohon pengampunan untuk, paman Han.
"Jadi menurutmu, siapa yang salah dan siap yang benar? kau atau paman han!" tegas Dirga.
Lili, ketakutan melihat, Dirga, yang tiba-tiba bangkit dari duduknya, dan berdiri tepat di hadapannya.
"i-ini.. tolong maafkan aku! aku tidak akan melakukan nya lagi, jangan hukum aku!" tertunduk dengan tubuh gemetar, ia mengakui kesalahannya.
melihat reaksi, Lili yang sangat ketakutan. ia membiarkan Lili pergi, namun tetap dengan ancaman yang kejam,
"kali ini, aku maafkan! tapi tidak untuk yang berikutnya, kembali ke kamarmu!"
"tunggu!" Lili, menghentikan langkahnya dan berbalik pada Dirga.
"Sudah satu minggu, selama kau di rumah ini, aku belum mendapatkan pelayananmu sebagai istri!" Dirga, mengangkat wajah tertunduk Lili dan memberinya senyum mengancam.
Lili terkejut menarik diri menjauh dari Dirga.
"T-tidak, aku belum siap! " Lili melangkah mundur dengan panik.
sepontan Dirga, tertawa kencang melihat wajah ketakutan lili saat mendengar ucapannya tadi.
"tenang saja, aku bukan pria yang suka memaksa! aku hanya mau tidur dengan wanita yang menyerahkan dirinya sendiri dengan rela! tapi ada pengecualian, untuk wanita keras kepala dan tidak patuh! mungkin aku akan memaksanya untuk melayaniku!"
dengan senyum jahat ia mengancam lili.
Lalu pergi meninggal kan Lili, yang terduduk lemas dengan wajah pucat mendengar ancaman darinya.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Carlina Carlina
jarna sudah baca,jdi baca ngulang senyum" sdri baca nya🤭🤭😊😊😀😀
2024-01-26
0
♕FiiStory_
Saya mampir Thor, salam kenal dari my Dream High dan Mencintai Tuan kulkas 😊 mampir juga ya Thor di karyaku 😊
2021-07-25
1
Fitri HAndayani Rosidin
hedeh jadi malas mau baca kalau ceritanya punya istri 3 😬😬😬😬 soalnya pernah di hianati jadi enek 🤭🤭🤭🤭
2021-07-19
0