Bab. 12
Natusha beberapa kali mengerjapkan mata. Tidak percaya dengan tawaran pekerjaan yang baru saja ia dengar dari mulut Shaka.
"Kamu serius?" tanya Natusha memastikan ulang kalau apa yang ia dengar itu tidak salah.
Shaka mengangguk mantap seraya memasang wajah seriusnya.
"Iya. Kebetulan aku juga lagi butuh sekretaris. Sedangkan sekretarisku yang lama mau melahirkan dan nggak kerja lagi. Daripada aku mencari orang lain, dan kalau kebetulan kamu sedang butuh pekerjaan, kenapa enggak kamu aja. Kamu ada pengalaman, kan?" tanya Shaka kemudian setelah menjelaskan alasannya.
Natusha tentu saja senang ketika mendapat penawaran dengan posisi yang sangat lumayan tersebut. Lebih lagi ketika membayangkan gaji, itu pasti sangatlah besar dan bisa membawa ayahnya berobat nantinya. Pikir Natusha.
"Ada sih, tapi cuma sebentar karena harus pindah tempat," jawab Natusha.
Walaupun bukan menjadi sekretaris dari perusahaan besar, paling tidak Natusha mengerti pekerjaan dasarnya.
Meskipun harus membuang harga diri dan meninggalkan rasa sakit hati yang ia dera, Natusha rela mengesampingkan itu semua demi mendapat uang lebih untuk hidup dan pengobatan ayahnya yang mempunyai penyakit kangker tulang.
Shaka cukup senang, karena wanita yang ada di depannya ini menerima tawaran pekerjaan darinya. Sehingga ia tidak susah-susah untuk menyuruh Zicko mencari pengganti Liana.
"Tapi nanti kamu bakalan sering lembur, loh. Mampu?"
Shaka membocorkan sedikit cara kerjanya yang memang tidak mengenal waktu dan kata lelah sama sekali. Yang menjadi fokus dan tujuan pria itu ialah membesarkan perusahaannya terlebih dulu hingga masuk ke dalam jajaran tiga besar se-Asia. Walaupun sekarang sudah termasuk lumayan aslinya. Masuk 5 besar, bukan lagi dalam negeri, namun sudah merambah se-Asia.
Natusha tampak menimang perkataan Shaka barusan.
"Tidak masalah sih. Asal masih dapat bayar, kan?" pastikan Natusha lagi.
Tidak peduli sekarang Shaka menganggap dirinya sebagai apa. Yang terpenting bagi Natusha ialah harus segera mendapat uang banyak agar ayahnya bisa segera ia bawa berobat ke Singapura.
Shaka tertawa mendengar pertanyaan Natusha.
"Tentu saja dong, Tusha. Kan kamu kerja. Masa iya aku nggak bayar karyawanku sendiri," sahut Shaka.
"Ya siapa tahi aja karena kenalan lama, jadinya nggak di bayar kalau pas lembur," celetuk Natusha yang mulai sedikit lebih santai lagi berbicara dengan Shaka.
"Lah, ini juga karena kenalan lama aku tawarin kamu pekerjaan tanpa di wawancara dulu," sahut Shaka yang membalas ucapan Natusha. Dimana wanita itu menyinggung mengenai hubungan mereka.
Shaka juga merasa lega. Dengan begini rasa bersalahnya akan berkurang. Walaupun tidak sepenuhnya, paling tidak juga bisa membantu kesulitan Natusha yang belum sepenuhnya Shaka ketahui.
Dilihat dari penampilan Natusha yang sekarang, wanita itu tampak jauh lebih baik dari yang dulu ketika masih muda dan mereka masih bersama.
Kemudian, Natusha tidak jadi keluar dari cafe dan Shaka sekalian mengajak mantannya itu untuk makan siang.
***
Keesokan paginya, Natusha langsung di terima dan bekerja menjadi sekretaris Shaka.
Tentu saja hal tersebut membuat Zicko sedikit kaget sekaligus tidak menyangka dengan sikap Shaka. Pria itu seperti tidak mengerti sikap atasannya yang malah menerima Natusha tanpa melalui wawancara dulu. Di mana Zicko tahu kalau Shaka tidak menyukai orang baru.
"Kenapa anda menerimanya begitu saja tanpa pertimbangan terlebih dulu, Tuan?" tanya Zicko sedikit kurang setuju.
Melihat dari penampilannya saja, Natusha sepertinya tidak bisa di andalkan. Sedangkan moto kerja mereka sudah melebihi standar selama ini. Benar-benar orang yang sangat paham betul. Bukan orang yang tidak punya pengalaman seperti ini.
Shaka mengangkat wajahnya, menatap dengan lirikan yang terlihat tidak senang.
"Kenapa? Kau tidak terima aku merekrut orangku sendiri?"
Bukannya mendapat jawaban dari atasannya, Zicko justru mendapat sebuah pertanyaan yang lebih seperti jebakan bagi Zicko.
"Bukan begitu, Tuan. Maksud saya, jadwal anda akan terganggu jika harus mengajari orang baru. Bukankah anda yang mengatakan itu semua kemarin?" ingat Zicko yang sedikit tegas.
Jika sebelum-sebelumnya Zicko tidak pernah melawan keputusan atau perkataan Shaka. Namun entah kenapa untuk yang satu ini Zicko kurang setuju saja. Karena tidak seperti kriteria seperti sekretaris yang di inginkan oleh Shaka sebelumnya. Di mana pria itu yang selalu memilih orang yang sudah pro dalam bidang tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
🍁𝐂LIFF❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
krn kenalan lama jd diterima.
2023-02-09
0
Kendarsih Keken
Duhhh Zicko nurut aja napa nggak usah banyak nanya 🤭🤭
2023-02-05
0