Ch. 9

Setelah memergoki apa yang tengah dilakukan oleh Ember, kini mereka duduk di ruang tamu rumah Nashaka dalam diam.

Orang tua Ember merasa sangat malu dengan sikap anaknya yang tidak sopan sama sekali pada mertuanya. Bahkan, baru mereka ketahui jika selama ini kelakuan putri mereka berkelakuan sangat buruk.

Sedangkan orang tua Nashaka sendiri tetap mengunci rapat-rapat mulutnya. Seolah tidak sudi sama sekali membuka suaranya hanya untuk berbicara pada menantu mereka.

Mereka saling tatap, namun dalam keadaan yang hening. Baik Nashaka atau Ember juga berdiam di tempat mereka masing-masing. Hingga pada akhirnya Dera, membuka suara dan memecahkan aura keheningan yang terjadi selama beberapa menit lamanya.

"Karena semua sudah jelas terbukti, maka, mari kita akhiri saja hubungan kita, Jeng," ucap Dera dengan napas yang begitu berat. Sebab wanita yang sudah melahirkan Nashaka itu masih begitu emosi dengan kelakuan menantunya.

Nashaka menghela napas kasar. Memang ini yang ia mau setelah berpikir selama beberapa saat. Rupanya, apa yang ia khawatirkan selama ini pun benar adanya. Sang mama merupakan orang pertama yang tidak akan membiarkan dirinya berada dalam posisinya sekarang ini.

Pun begitu dengan Indira. Wanita paruh baya tersebut tidak bisa berkata apa-apa lagi, ataupun sekedar untuk membela sang putri. Karena putrinyalah yang salah di sini.

"Saya meminta maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini, Jeng. Saya merasa sangat malu dan berasalah paga Jeng Dera sekeluarga. Terutama pada Nak Shaka. Maaf, jika anak Mama ini ternyata bukanlah wanita yang mampu menjaga kerhormatanmu, Nak," ucap Indira penuh rasa sesal.

Bahkan wanita itu pun sampai membungkukkan badannya sedikit. Membuat Nashaka merasa tidak enak hati mendapati sikap mertuanya yang kelewat sopan. Meskipun itu sama orang yang lebih muda darinya. Sangat jauh berbeda dengan sikap putrinya, yakni wanita yang sekarang ini masih menjadi istrinya.

"Ini bukan salah anda, Jeng. Seharusnya anak anda itu yang meminta maaf pada kami."

Tampak begitu jelas sekali raut kekesalan bercampur marah di wajah Dera. Tatapan wanita itu pun seolah seperti ingin mecabik menantunya.

"Sudahlah, Ma. Shaka juga udah relain hubungan yang mulanya Shaka anggap baik, karena ini pilihan kalian. Nggak usah diperpanjang lagi. Kita dipersatukan dengan cara yang baik. Maka, pisah pun juga harus baik-baik," ucap Nashaka lalu menatap ke arah Ember yang sedari tadi tidak membuka suara sama sekali. "Besok kita daftarkan perceraian kita. Terimakasih untuk waktunya beberapa tahun ini." Imbuh Nashaka.

Setelah mendapat putusan mengenai berakhirnya hubungan mereka berdua, akhirnya mereka pun secara resmi menyandang sebagai mantan suami dan istri.

Tidak sedikit pun dari mereka menyesali putusan ini. Sebab, mereka pun juga merasa ini yang terbaik. Tidak ada lagi yang namanya sakit meyakiti.

"Jaga kesehatan, selamat tinggal."

Nashaka pun langsung berlalu pergi meninggalkan Ember, setelah mengucapkan selamat tinggal.

Sedangkan Ember menatap kepergian mantan suaminya tersebut dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

"Maafkan aku, Mas," lirih Ember menatap kepergian Nashaka. Tanpa terasa buliran bening pun menetes membasahi pipi wanita cantik itu.

***

3 tahun kemudian.

"Apa semua berjalan sesuai rencana, Zick?" tanya pria pada asistennya. Pria itu taoak tengah ikut membantu mengecek barang yang baru masuk di gudang.

Bekerja terlalu keras membuat pria itu seakan lupa segalanya. Bahkan penampilannya yang terbilang sudah tidak rapi lagi pun tak dia hiraukan sama sekali.

"Sudah semua, Tuan. Bahkan perusahaan kita masuk dalam urutan lima besar se-Asia," jawab Ziicko dengan setia menemani ke manapun atasannya itu pergi.

Seperti sekarang ini misalnya. Di saat atasannya ingin mengecek salah satu gudang yang di Bandung, Ziicko pun tak ktinggalan. Pria itu tetap setia dalam menemaninya.

"Pertahankan itu, Ziick. Kalau bisa kita harus bisa masuk ke dalam 3 besar. Meskipun berada di urutan 5 besar sudah membuat perusahaan kita jadi pusat perhatian, tetapi sebisa mungkin kita harus bisa masuk 3 besar. Dengan begitu kita akan lebih mudah lagi dapat investor yang loyal," ungkap Nashaka.

Ziicko terlihat bingung pada saat mau mengatakan sesuatu yang semustinya segera ia katakan.

"Mmm ... begini, Tuan. Ada hal yang mau saya sampaikan," ucap Ziicko penuh nada kehatian. Ingin mengatakan secara gamblang, takut kena marah.

Terpopuler

Comments

Kendarsih Keken

Kendarsih Keken

Mantafff akhir nya Nashaka bisa bangkit dan 5 besar se Asia ciamikkk

2023-02-05

0

🍁𝐂LIFF❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

🍁𝐂LIFF❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

ternyata stlh lepar dr ember bocor ..bisa bangkit perushaannya dgn usaha sendiri. tanpa embel2 kedok nvestor2an

2023-02-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!