Sudah dapat dipastikan setelah pulang dari acara pesta ini, Nashaka bakalan mencecar dirinya dengan berbagai pertanyaan yang sudah bisa Ember perkirakan.
Sedangkan Ember sendiri tidak akan memusingkan hal tersebut. Karena tidak peduli darimana ia mendapatkan barang itu, yang terpenting namanya sangat baik di mata keluarga Nashaka.
Meninggalkan tatapan Nashaka yang sedang meminta penjelesan lewat sorot mata, Ember memilih untuk pergi menemani sang mertua ke dapur. Tempat yang paling Ember tidak suka selama ini.
Jangankan untuk memasak, untuk mencuci piring saja Ember enggan melakukannya. Wanita itu lebih memilih menunggu kedatangan orang yang bertugas membersihkan rumahnya setiap sore.
Sedangkan untuk makan mereka berdua, Ember terbiasa beli lewat aplikasi yang ada di ponsel pintarnya. Hanya dengan tekan dan klik, tidak berapa lama makanan itu akan ada di depannya.
Namun, jika berada di keluarga Nashaka, mau tidak mau Ember harus memerankan seorang istri yang begitu perhatian pada suami, juga lihai dalam urusan rumah. Sehingga tidak ada yang curiga dengan kelakuannya.
Nashaka melihat sikap sang istri yang seperti itu, hanya menghela napas kasar. Sudah pasti Ember melalukan hal yang tidak-tidak di luaran sana. Seperti apa yang pernah ia lihat. Akan tetapi, Nashaka tidak bisa mengatakan hal itu pada keluarganya maupun keluarga Ember sendiri. Karena ia masih menjaga perasaan mereka yang sudah menjodohkan dirinya dengan Ember.
Ya, pernikahan mereka bermula dari sebuah perjodohan yang dilakukan oleh para orang tua mereka. Sedang mereka berdua hanya menurut, karena berpikir kehidupan rumah tangga mereka bakalan bisa berjalan dengan lancar. Namun pada kenyataannya tidak sama sekali.
"Tolong bantu Mama untuk bawakan ini, Sayang," pinta Dera pada menantunya dengan nada yang sangat lembut. Serta senyuman wanita paruh baya tersebut tak sedetik pun memudar.
"Iya, Ma." Tanpa bisa banyak protes, meskipun sangat ingin sekali, Ember pun mengambil nampan yang berisi beberapa camilan di atasnya. Membawa menuju ke tempat di mana semua orang berkumpul di satu tempat.
Saling berbincang dan membicarakan bisnis para keluarga Nashaka. Terutama sepupu Nashaka yang bernama Ghani. Mereka memuji keberhasilan Ghani yang lagi-lagi sukses dalam mendirikan sebuah perusahaan yang melayani penjualan online. Baru berdiri tiga tahun saja sudah berkembang pesat di mana-mana dan sudah banyak cabang yang tersebar di seluruh penjuru. Tidak hanya di dalam negeri saja, tetapi di luar negeri juga.
"Waahh ... lagi bicarain Ghani ya, ini pasti?" tebak Dera di saat sampai di tempat berkumpnya para keluarga. Juga ada Nashaka di sana.
"Memang Ghani ini patut jadi panutan, Ma. Semoga saja Shaka juga bisa seperti dia," sahut Zicko.
Sementara itu Nashaka hanya terdiam dan menonton saja. Sudah biasa jika dibandingkan seeprti ini, kalau semua sudah berkumpul. Memang di antara para cucu kakek Emerald, hanya dirinyalah yang tidak terbilang sukses.
"Uncle terlalu berlebihan," sanggah Ghani dengan wajah biasa. "Shaka hanya belum ketemu waktunya saja. Pastia suatu saat dia juga bakalan melebihi Ghani." Lanjut Ghani yang sebenarnya tidak suka dengan pembicaraan macam ini.
"Ini anak memang suka sekali merendah. Tapi justru itu sifat yang bagus, Ghan. Pertahankan itu," timpal keluarganya yang lain. Sedangkan Ghani memilih diam dan tidak menyahut. Menjaga perasaan adik sepupunya.
Melihat Ghani yang diam saja, Ember justru memberikan sebuah minuman pada Ghani. Bukan pada Nashaka, suaminya.
"Ini Kak, minum dulu. Pasti capek banget ya urusin banyak usaha seperti itu?" tawar Ember seraya memberikan segelas minuman berwarna merah pada Ghani.
Sedangkan Ghani tidak segera mengambil minuman tersebut, melainkan menatap ke arah Nashaka yang memilih tak acuh sama sekali.
Hal ini membuat Ghani berpikiran kalau ada yang tidak beres dengan rumah tangga adik sepupunya tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
🍁𝐂LIFF❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
bisa ya memerankan 2 kepribadian istrinya ... pa g lelah sprt itu🤔
2023-02-02
1