Ch. 13

Bab. 13

"Tidak usah menilai secara dini. Lebih baik kau lihat saja cara kerjanya satu bulan ke depan. Kalau memang tidak bisa mengerjakan dan mengikuti cara kerja kita selama ini, kau boleh mencari orang lain lagi. Dia kenalan lamaku. Aku kasihan sama dia," ungkap Shaka memberi alasan kepada asistennya agar mengerti kenapa dirinya memilih Natusha sebagai sekretarisnya.

Zicko tidak bisa membantah sebelum menemukan kesalahan yang di lakukan oleh sekretaris pilihan bosnya tersebut.

Pria itu juga memang tidak terlalu berhak dalam menentukan siapa siapanya yang boleh bekerja dan tidak. Tugasnya hanya memperingati Shaka jika pria itu melakukan sesuatu di luar batasnya selama ini. Karena Zicko juga tidak ingin Shaka mengambil jalan yang salah. Lebih lagi dulu pria itu juga melihat bagaimana Shaka dipandang rendah oleh orang lain. Bahkan oleh keluarga besarnya sendiri.

"Baik, Tuan. Sesuai arahan anda. Jika wanita itu tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik, maafkan saya jika saya bertindak nanti," ucap Zicko yang kemudian pamit keluar.

Sepeninggal Zicko, Shaka menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kerjanya. Menatap ke arah langit-langit. Menghela napas pelan, lalu meraup mukanya dengan sangat kasar.

"Apa keputusanku ini benar?" gumamnya.

Shaka sendiri sebenarnya tidak mau mencampur adukkan antara pekerjaan dan urusan pribadinya.

Akan tetapi ketika melihat kondisi Natusha yang sedikit lebih kurus dari saat terakhir mereka bertemu dulu, membuat Shaka merasa kasihan. Selain karena perasaan bersalahnya, juga karena ingin membantu wanita itu mendapat pekerjaan yang kayak. Lebih lagi untuk berobat ayahnya yang memerlukan uang cukup banyak.

Sebenarnya bisa saja Shaka membantu secara langsung. Tetapi pria itu tahu, jika ia melakukan hal tersebut, maka Natusha akan merasa harga dirinya di rendahkan.

Memikirkan keputusannya yang menurutnya sangat gegabah, membuat Shaka pusing sendiri. Di tambah ia tidak bisa menarik ucapan yang sudah keluar dari mulutnya.

***

Jam makan siang pun tiba. Shaka masih berada di ruangannya, menyelesaikan beberapa pekerjaan yang belum selesai. Pria itu jika sudah bekerja akan melupakan semuanya. Seperti itulah caranya menyibukkan diri pasca kegagalan dalam rumah tangganya.

Tok tok tok

Terdengar suara pintu ruangannya di ketok seseorang dari arah luar. Jika itu Zicko, pasti pria itu akan segera masuk setelah mengetuk. Tidak menunggu sahutan dari Shaka lebih dulu.

"Siapa yang datang ke sini?" gumam Shaka. Lalu pria itu menyahut mempersilahkan masuk.

Tidak berapa lama, orang yang mengetuk pun masuk ke dalam ruangan Shaka sembari membawakan sebuah kotak yang berisi makanan.

"Selamat siang, Pak," sapa wanita itu dengan begitu genit. Berjalan berlenggak lenggok ke arah meja kerja Shaka. Seolah dirinya merasa begitu cantik.

Shaka mengernyitkan kening. Tampak mengingat siapa orang yang ada di depannya saat ini.

"Siapa yang mengijinkanmu datang ke sini dengan membawa makanan?" tanya Shaka dengan tatapan yang tidak suka. Sebab biasanya yang membawakan makan siang ke ruangannya ialah Zicko.

Sementara wanita itu tidak punya rasa takut sedikit pun dengan tatapan Shaka yang tidak bersahabat kepadanya.

"Saya di utus oleh Tuan Zicko, Tuan Shaka. Beliau mengatakan kalau anda tidak sempat keluar dari ruangan dan juga belum makan siang," ujar wanita itu memberi alasan.

Shaka memicingkan matanya. Begitu sangsi dengan apa yang di katakan oleh wanita itu.

"Silahkan makan dulu, Tuan. Nanti keburu dingin jadi tidak enak," ucap wanita itu lagi dengan nada yang begitu genit serta mengabaikan tatapan Shaka kepadanya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***