Ch. 4

Semua itu Ember berdalih dengan alasan karena ingin membantu ekonomi mereka dan mencari investor untuk usaha yang sedang Nashaka rintis. Tentu, Ember tidak hanya membantu melalui lisan ke lisan. Melainkan tubuh ke tubuh. Hangat saling menghangatkan. Puas saling memuaskan. Cara itulah yang Ember lalukan.

Melakukan semua cara, demi kepuasan pribadi dan juga ketebalan dompetnya. Karena memang usaha Nashaka yang terbilang masih baru merintis, namun tidak berkembang-kembang. Padahal sudah berjalan selama satu tahun ini.

"Aku hanya tidak ingin membuang kesempatan yang ada, Sayang. Mumpung Ghani berkunjung ke rumah utama. Kamu tahu sendiri, dia orang yang sangat sibuk dan susah untuk diajak kerja sama. Meski itu keluarganya sendiri." Alasan Ember.

Padahal pada kenyataannya memang wanita itu juga menginginkan betapa tangguhnya sepupu dari suaminya itu jika berada di atas ranjang. Pasti akan lebih menantang, daripada suaminya sendiri.

"Bilang saja kalau kamu mau rasain dia juga!" Ketus Nashaka. Pria itu sudah tidak bisa berpikir lagi. Kemana sebenarnya arah rumah tangga yang sudah mereka jalani selama dua tahun ini.

"Asal itu nguntungin kamu, kenapa enggak?" Sahut Ember yang seolah tidak punya rasa bersalah sama sekali. Semakin membuat Nashaka mengepalkan tangannya. Akan tetapi, dia tidak mungkin memukul seorang wanita. Hal yang tidak pernah Nashaka lakukan selama ini. Meskipun bertengkar hebat dengan Ember sekalipun.

Mulanya, pernikahan mereka berjalan normal dan saling membuka diri serta hati. Sebab mereka saling sadar kalau mereka menikah tanpa adanya rasa cinta di hati. Akan tetapi, mereka saling sepakat untuk belajar menerima diri masing-masing.

Namun, pada kenyataannya hal itu tidak bisa berlangsung lama. Mereka, terutama Ember yang mulai lebih dulu mencari kesenangan di luar sana setelah usaha yang Nashaka kembangkan tidak kunjung ada hasil. Sehingga mempengaruhi kondiai ekonomi mereka.

Ember yang terbiasa hidup penuh akan kemewahan dari kecil, tidak bisa jika harus hidup dengan kondisi yang cukupan. Itu kurang untuk Ember. Dia jadi tidak bisa lagi mentraktir teman-temannya yang dari kalangan atas.

Dari sanalah Ember memulai pertualangan nakalnya, dengan alasan hal itu semua dia lakukan demi mencari kolega bisnis agar mau menjadi investor di perusahaan suaminya.

Nashaka tidak menaruh curiga sama sekali ketika Ember sering pulang malam dan di antar dengan mobil yang berbeda setiap malamnya. Sebab jika ditanya, Ember selalu menjawab mencari investor dan memang keesokan harinya ada investor yang mengajak Nashaka kerja sama. Sehingga Nashaka tidak curiga sama sekali.

Waktu pun berlalu seperti itu terua menerus, hingga pada lima bulan yang lalu Nashaka memergoki Ember sedang jalan dengan pria lain.

Nashaka pikir, orang itu merupakan rekan bisnis atau calon investor untuk perusahaannya yang tidak berkembang sama sekali. Namun, jika memang itu kolega bisnis, kenapa posisi mereka terlihat begitu dekat. Bahkan Nashaka pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Ember tengah bercumbu dengan pria yang berbeda dengan yang pernah dilihat sebelumnya.

Dari situlah Nashaka mulai tahu kelakukan sang istri yang sudah tidak sehat lagi dalam pernikahan mereka. Karena itu juga, rasa cinta yang sebelumnya Nashaka percayai hanya ia berikan pada sang istri, kini kian hari kian memudar. Tidak ada rasa cinta dalam rumah tangga mereka saat ini. Kecuali hubungan saling menghangatkan.

"Mau di sini, atau coba di dapur saja?" tanya Ember dengan suara setengah berbisik menggoda. Sedangkan tangannya sudah meraih mainan yang selama ini dia suka.

"****!" umpat Nashaka yang selalu kalah jika titik sensitifnya dimainkan oleh jemari lembut dan lucknut sang istri.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***