Kelicikan Rio

"Satu lagi, darimana kamu mendapatkan foto-foto Shanum berhubungan intim bersama seorang pria? Kenapa kamu yakin kalau itu bukanlah editan? Seyakin apa kamu kalau dia memang sedang hamil?" cecar Peni lagi, dia ingin mendengar kejelasan. Memang salah baginya sudah marah-marah sebelum mendengar semua jawaban dari pertanyaannya barusan pada Rio.

Bibir Rio terkatup, dia sungguh bingung alasan apa yang harus diberikannya untuk penjelasan. Mamanya seseorang yang begitu cermat dan teliti, Rio pun tidak paham kenapa barusan bisa mempengaruhi wanita itu. Namun, setelah semua rencana Rio berjalan dengan mulus, Mamanya baru tersadar akan keganjilan.

'Tidak masalah, yang penting semuanya sudah berjalan dengan lancar. Shanum sudah tersingkirkan!' batin Rio sambil tersenyum samar.

"Ma, selama beberapa Minggu ini aku mencurigai Shanum. Jadi, dengan sangat terpaksa aku menyewa detektif swasta untuk mengikutinya. Akhirnya, semua kecurigaanku terbukti, dia memang mengkhianatiku," jawabnya tanpa kegusaran sedikit pun. Malahan, Rio memperlihatkan wajah yang minta dikasihani, karena dialah korbannya.

"Mama kenapa malah mencurigaiku dan Rara?" protesnya lagi.

Peni hanya diam saja, tidak lagi bisa mengatakan apa pun. Walaupun Rio sudah menjelaskan apa yang terjadi, rasanya masih ada kejanggalan yang membuat Peni tak bisa langsung menelan penjelasan itu mental-mentah.

"Pa, Ma, restui hubunganku dengan Rara, ya. Kumohon... aku bahagia bersamanya ketimbang dengan Shanum." Rio kembali memelas, wajahnya yang kasihan mengguncang batu yang kokoh dalam hati Peni. Akhirnya, kekukuhannya untuk tidak menerima Rara pun retak.

"Laksanakan saja pernikahanmu, Mama capek." Peni masuk ke dalam kamarnya. Kendati demikian, Rio sudah sangat senang dengan ucapan Mamanya barusan.

setelah Peni dan Raka masuk ke dalam kamarnya, Rio juga masuk ke dalam kamarnya. Lantas, dengan kiranya dia menghubungi seseorang yang besok akan menjadi istri sahnya.

"Ada apa? Kenapa kau menghubungiku lagi? Orang tuamu tidak menginginkan pernikahan kita, kamu tahu itu Rio," ucap Rara di balik telepon. Wajah wanita itu ditekuk, dia kesal pada keputusan kedua orang tua Rio.

"Kamu salah, Ra. Barusan aku sudah meyakinkan mereka, hasilnya sangat memuaskan. Kita sudah berhasil menyingkirkan Shanum, bagaimana mungkin tidak jadi menikah," ucap Rio sambil tersenyum manis. "Anak yang kamu kandung itu juga anakku, harus aku yang bertanggung jawab," lanjut Rio, kali ini suaranya begitu lirih, takut ada seseorang yang sengaja menguping.

Rara tersenyum, dia mengelus perutnya yang masih datar. Usia kehamilannya sudah menginjak bulan kedua. Maka dari itu, sebisa mungkin dia berusaha untuk menyingkirkan Shanum, bagaimana pun caranya.

"Maaf, karena aku kamu dan Shanum tidak jadi menikah," ucap Rara, hanya suaranya yang terdengar menyesal. Rio tidak tahu, wanita itu memasang senyuman sinis.

"Bukan karena kamu, tapi demi anak kita, Ra. Sudahlah, tidak perlu menyebutkan nama wanita itu lagi. Rencana besarmu sudah berhasil, kita bukan cuma berhasil menyingkirkan wanita sialan itu. Tetapi, juga berhasil meraup keuntungan lima milyar!" seru Rio begitu bersemangat memikirkan uang sebanyak itu dalam genggamannya.

"Mobil yang baru kamu beli ... atas namaku, kan, Rio?" tanya Rara memastikan, suaranya terdengar sedih.

"Iya, Sayang." Secepat mungkin Rio langsung mengiyakan.

"Apa aku terlalu jahat? Apa aku pengkhianat? Aku sudah berselingkuh dengan calon suaminya selama setengah tahun. Aku juga yang memikirkan ide untuk menyerahkan Shanum pada pria itu, menjual keperawanannya sebesar lima milyar. Harusnya, mobil itu hak Shanum. Tapi, dengan tidak tahu malunya aku malah meminta," ujar Rara, entah apa yang wanita itu pikirkan. Pokoknya, dia harus berpura-pura sedih untuk melakoni sebagai orang yang baik hati.

"Sudahlah, Sayang, jangan menyebutkan nama wanita itu lagi. Sekarang, hanya ada kita berdua. Nikmati saja waktunya," tukas Rio.

"Sudah larut malam, anak kita sudah mengantuk. Dia juga tidak sabar menantikan hati esok, ingin melihat kedua orang tuanya bersanding," ucap Rara.

Mendengar apa yang Rara katakan, Rio pun tersenyum manis. Bayangan-bayangan ketika mereka bergumul pun kembali dipikirkannya, tidak sabar menanti malam esok, dia akan segera menjamah tubuh Rara.

Sambungan telepon pun terputus. Rio kembali mengingat wajah Shanum. Dia pun mengakui, Shanum memang lebih cantik, anggun, dan baik. Namun, itu semua tidak ada artinya untuk Rio yang sudah tergila-gila pada Rara.

"Shanum, aku tidak berhutang budi kata maaf padamu. Salahmu sendiri yang terlalu naif dan polos. Sudah bertahun-tahun kita menjalin hubungan, kamu tidak memberikan kesempatan untukku menyentuhmu. Untunglah ada Rara yang rela menyerahkan kehormatannya dan memuaskanku kapan saja," gumam Rio, senyuman sinisnya kembali terukir di wajahnya.

***

Shanum terbangun dari tidurnya, dia langsung berlari ke kamar mandi memuntahkan apa saja yang dimakannya tadi. Bahkan, sampai Shanum sudah lelah pun, rasa mualnya terus saja memaksanya untuk mengeluarkan semuanya. Shanum membasuh mulutnya, berjalan gontai ke arah ranjang dan terduduk di sana. Shanum menyandarkan tubuhnya, dia begitu tersiksa.

"Seberat inikah penderitaan seorang Ibu yang berjuang untuk anaknya? Lantas, mengapa Ibu memilih untuk membenciku?" gumam Shanum, nafasnya ngos-ngosan.

Shanum mengambil mintak angin dari bawah bantalnya, beberapa kali mengoleskan minyak angin ke hidungnya supaya lebih baik.

Shanum mengintip keluar, langit mulai beranjak senja, warna langit yang mulanya keemasan pun sudah berganti menjadi jingga. Shanum bukan penikmat senja, tapi dia sangat suka memperhatikan langit saat waktu senja. Sebab, senja memberikan pemandangan yang menakjubkan lewat kehadiran warna jingga yang menyembur dari arah Matahari terbenam.

Singkat, malam pun tiba. Saat Shanum sedang memainkan ponselnya, terdengar suara ketukan pintu kamarnya.

Shanum bergegas membukakan, terlihat Rima dengan seorang gadis berlesung pipi berdiri di ambang pintu kamarnya. Rima dan gadis itu tersenyum menyapa Shanum.

"Ada apa, Rim?" tanya Shanum.

"Kami mau membeli makan malam, apa kamu ikut?" tanya Rima.

"Aku ikut. Kebetulan, malam ini juga belum makan apa pun," jawab Shanum sambil mengangguk dan tersenyum riang. "Sebentar, ya!" Shanum langsung masuk, mengambil dompet dan juga masker dan memakainya.

"Kenapa kamu pakai masker?" tanya gadis berlesung pipi itu keheranan melihat Shanum.

"Ah? A--aku alergi debu," jawab Shanum asal. Padahal, dia takut wewangian aroma masakan akan membuatnya mual muntah lagi. Jadi, Shanum hanya mengambil jalur aman saja.

"Hum... ayo, kita jalan kaki. Dekat kok, cuma lima menit dari sini," ajak Rima.

Shanum mengangguk. Sepanjang jalan, mereka terus menerus bercengkrama, Shanum yang sejak tadi hanya mendengar pun ikut tersenyum mendengarkan celotehan Rima dan temannya. Hingga tanpa terasa mereka sudah sampai di tempat penjual nasi goreng kali lima.

Melihat cara masaknya, seberapa banyak yang mengantri, keinginan Shanum untuk makan pun meningkat. Dia memesan seporsi nasi goreng spesial pada penjual, kemudian duduk dan menunggu. Namun, Shanum merasa terganggu dengan aroma masakan lain yang terendus olehnya. Masker yang dia gunakan tidak mempan, tembus dan tak berarti.

"Huek!"

Shanum menahan mual, tapi rasanya percuma. Dia berlari ke arah yang agak sepi dan mulai mengeluarkan sisa-sisa muntahannya. Rima mengusap-usap tengkuk Shanum.

"Sha, kamu kenapa?" tanya Rima khawatir.

"Aku tidak tahan dengan aroma makanan itu, Rim," jawabnya jujur.

"Loh? Tingkah kamu seperti orang hamil," seloroh Rima sambil terkekeh pelan.

"Kamu benar, aku memang hamil. Aku menutupinya karena takut tidak diterima di kos-kosan itu, takut dikira membawa aib karena anak ini tidak memiliki Ayah," ucap Shanum jujur dengan kepala tertunduk.

*****

Terpopuler

Comments

Femmy Femmy

Femmy Femmy

kurang ajar Rio kelakuan bejat

2024-03-16

0

Femmy Femmy

Femmy Femmy

Rara dan Rio otak Jahat

2024-03-16

0

Femmy Femmy

Femmy Femmy

sebentar lagi uang hasil kamu jual shanum akan Raib diambil kembali SM orangnya Rio2 kesenanganmu bersama Rara hanya sesaat

2024-03-16

0

lihat semua
Episodes
1 Direnggut Paksa
2 Tanda Kissmark
3 Foto Malam Itu
4 Garis Dua
5 Tempat Tinggal Baru
6 Kelicikan Rio
7 Arthur Ikut Kontraksi
8 Cari Cucuku!
9 Anak siapa??
10 Petaka
11 Orang yang sama??
12 Tidurlah Denganku!
13 Membantu atau Merendahkan?
14 Merasa Terganggu
15 Kecemasan Rara
16 Siapa Dia??
17 Apakah Aku Anak Haram?
18 Jatuh Tempo
19 Nikahi Aku, Tuan!
20 Pernikahan Satu Malam???
21 Istri Satu Malamku!!
22 Bukan Lagi Istri Semalam
23 Memimpikan Daddy
24 Aku Menagih Hutangmu!
25 Minta Maaf
26 Tidak Sabaran
27 Talak Aku, Tuan!
28 Dia Sangat Mirip Denganmu!
29 Resah
30 Usaha Mencari
31 Permintaan Arthur
32 Layani Aku
33 Pemaksaan Arthur
34 Video Viral
35 Menunggu Sebuah Permohonan
36 Tidak Butuh
37 Ketahuan??
38 Ini Daddy-mu!
39 Rengekan Arsenio
40 Detektif Arsenio
41 Ajakan Kencan
42 Memperjuangkan Cinta
43 Dinner
44 Wanita Keberapa??
45 Dia Putraku??
46 Arsenio ... Ini Daddy!
47 Merubah Sikap
48 Mau Menemui Daddy
49 Oma!
50 Putranya Daddy Arthur!
51 Ketidaksukaan
52 Pertemuan Mendadak
53 Pertentangan
54 Sudah Mati!
55 Ketegangan Shanum
56 Dia yang Menjualmu
57 Miserable
58 Aku Tahu Semuanya
59 Terpikir Untuk Menikah
60 Tertegun, Tercekat, dan Terkejut
61 Menikahlah Denganku!
62 Mommy!
63 Sahabat Lama
64 Kita Harus Bicara!
65 Bujukan Kenya
66 Jawaban Shanum
67 Menginap
68 Draft
69 Tidak Lagi Peduli
70 Datang Melamar
71 Pilihan Dari Shanum
72 SAH!
73 Kamu Berharga
74 Tamu Tak Diundang
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Direnggut Paksa
2
Tanda Kissmark
3
Foto Malam Itu
4
Garis Dua
5
Tempat Tinggal Baru
6
Kelicikan Rio
7
Arthur Ikut Kontraksi
8
Cari Cucuku!
9
Anak siapa??
10
Petaka
11
Orang yang sama??
12
Tidurlah Denganku!
13
Membantu atau Merendahkan?
14
Merasa Terganggu
15
Kecemasan Rara
16
Siapa Dia??
17
Apakah Aku Anak Haram?
18
Jatuh Tempo
19
Nikahi Aku, Tuan!
20
Pernikahan Satu Malam???
21
Istri Satu Malamku!!
22
Bukan Lagi Istri Semalam
23
Memimpikan Daddy
24
Aku Menagih Hutangmu!
25
Minta Maaf
26
Tidak Sabaran
27
Talak Aku, Tuan!
28
Dia Sangat Mirip Denganmu!
29
Resah
30
Usaha Mencari
31
Permintaan Arthur
32
Layani Aku
33
Pemaksaan Arthur
34
Video Viral
35
Menunggu Sebuah Permohonan
36
Tidak Butuh
37
Ketahuan??
38
Ini Daddy-mu!
39
Rengekan Arsenio
40
Detektif Arsenio
41
Ajakan Kencan
42
Memperjuangkan Cinta
43
Dinner
44
Wanita Keberapa??
45
Dia Putraku??
46
Arsenio ... Ini Daddy!
47
Merubah Sikap
48
Mau Menemui Daddy
49
Oma!
50
Putranya Daddy Arthur!
51
Ketidaksukaan
52
Pertemuan Mendadak
53
Pertentangan
54
Sudah Mati!
55
Ketegangan Shanum
56
Dia yang Menjualmu
57
Miserable
58
Aku Tahu Semuanya
59
Terpikir Untuk Menikah
60
Tertegun, Tercekat, dan Terkejut
61
Menikahlah Denganku!
62
Mommy!
63
Sahabat Lama
64
Kita Harus Bicara!
65
Bujukan Kenya
66
Jawaban Shanum
67
Menginap
68
Draft
69
Tidak Lagi Peduli
70
Datang Melamar
71
Pilihan Dari Shanum
72
SAH!
73
Kamu Berharga
74
Tamu Tak Diundang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!