Garis Dua

"Menikah dengan Rara?" Shanum memperhatikan raut wajah Rio, benar hanya ada gurat kemarahan di wajah pria itu. Kemudian, dia beralih menatap Rara yang awalnya tersenyum, saat menyadari tatapan Shanum padanya, buru-buru dia menundukkan kepalanya.

"Ra, apa kamu bersedia menikah dengan Rio?" tanya Shanum, suaranya begitu lirih. Hampir tenggelam dalam seruan serta teriakan orang-orang yang menyerukan penghinaan padanya.

"Ma--mau bagaimana lagi? Aku terpaksa menerimanya, bukan? Walaupun aku begitu terpaksa, aku tetap harus menggantikan kamu, Sha!" jawab Rara, meremas jari-jemarinya dengan wajah tertunduk.

'Menggantikan aku? Terpaksa? Jika kau benar sahabatku, kau tidak akan ikut-ikutan merundungku seperti mereka. Keterpaksaanmu itu mengecewakanku, Ra! Seterpaksa apa pun, harusnya kamu tidak menerimanya,' batin Shanum.

Shanum hanya mengangguk dalam diam, tangisannya meledak namun dia sama sekali tidak berani mengeluarkan suaranya. Hanya isakan lirih yang mampu dia lakukan walaupun hatinya tertancap belati tajam yang tidak bisa dia cabut seorang diri.

"Pergi kau pezina! Pergilah!" hardik mereka yang ada di sana, tidak segan-segan melemparkan Shanum dengan apa saja yang ada di depan mereka. Tangisan pilu yang mulai terdengar, tidak menghentikan aksi mereka.

"Pergilah pezina! Pergi sana!" teriak beberapa orang lagi, yang seakan tak pernah puas sebelum Shanum melangkahkan kakinya dari tempat itu sesegera mungkin.

"Pergi!" teriak Mia, Ibunya. Melemparkan pakaian-pakaian Shanum yang sudah dibungkus ke dalam sebuah kantong plastik besar berwarna hitam dan melemparkannya ke tubuh Shanum sampai wanita itu terhuyung-huyung.

"Bu?" Shanum tak menyangka, bukan memilih untuk melindunginya. Mia malah ikut menghina dan mengusirnya.

"Jangan panggil aku ibu!" bentak Mia, wajahnya memerah menahan amarah yang berkecamuk dalam hatinya.

"Bu, bukan seperti itu. Kenapa tidak mau mendengarkan penjelasanku terlebih dahulu? Aku tidak serta-merta menjual diri, Bu! Aku diperka--"

"Jangan-jangan, tubuhmu kurang sehat karena kau sedang mengandung benih sialan dari para pria yang pernah tidur denganmu, kan?" potong Mia, malah mengatakan hal yang belum tentu pasti kebenarannya. Namun, setelah mengatakan sesuatu yang menjadi aib bagi putrinya, Mia tersenyum sinis.

"Bu, aku tidak menjual diri!" sekali lagi Shanum mempertegas kenyataan. Tapi, nihil. suaranya tetap saja kalah dengan suara orang-orang yang enggan untuk mendengar penjelasan Shanum yang dikiranya sebagai kebohongan.

"Pergi kamu Shanum! Jangan mengatakan kebohongan lagi, sudah cukup kamu mempermalukan Ibu dan Om Luqman. Walaupun dia Ayah tirimu, dia juga sangat menyayangimu. Tapi, teganya kamu membalas semua kasih sayang dan pengorbanan kami dengan kotoran ini!" ucap Mia lantang, tak sekali pun memberikan hal Shanum untuk membela diri.

"Apalagi sekarang kamu sudah hamil anak orang lain, tidak pantas menikah dengan Rio!" celetuk Rara, semakin menuangkan lahar amarah warga.

"Hamil? Bahkan, aku sendiri saja tidak tahu jika aku sedang hamil. Kenapa kamu, sahabat baikku rela mengatakan hal yang belum terbukti kebenarannya di depan para warga seperti ini? Rara, kamu sengaja mau membuat mereka semakin marah? Sedangkal itu hubungan kita selama bertahun-tahun?" Shanum menatap sendu pada Rara, wanita yang sudah menjadi sahabatnya selamat bertahun-tahun itu tak kunjung memperingatkan raut penyesalan.

"Jangan memojokkan orang lain hanya karena kesalahanmu sendiri, Shanum! Pergilah! Aku sudah muak melihatmu!" teriak Rio.

Shanum manggut-manggut, dia mengutip beberapa lembar foto dirinya yang bertebaran, mengambil beberapa yang bisa dijangkau. Kemudian, memasukkan foto-foto itu ke dalam kantong plastik berisikan pakaiannya dan pergi tanpa berpamitan pada siapa pun termasuk Mia, Ibunya.

"Tante, yang sabar, ya. Maafkan Shanum yang sudah melakukan kesalahan," ucap Rara, berusaha menenangkan Mia yang baru terisak setelah Shanum pergi. Tangisan palsunya terlihat jelas oleh beberapa orang warga. Tetapi, mereka semua memilih untuk tidak peduli dan bubar.

Peni langsung pergi, tidak ada niatan sedikit pun untuk menghibur mantan calon besannya itu. Sebab, di antara semua orang, dialah yang paling tahu sekaligus menjadi saksi bagaimana sikapnya pada Shanum dulu. Peni cukup kecewa pada mantan calon menantunya itu, tapi entah mengapa dia tidak bisa membenci Shanum.

"Pa, ayo kita pulang!" Peni mengajak suaminya, meninggalkan Rio lantaran terlalu kesal.

"Bagaimana dengan Rio? Tunggu dulu dia, Ma."

"Menunggunya? Untuk apa? Dia tidak menghargai kita sebagai kedua orang tuanya, Ma. Apa selama ini Papa tahu keputusan Rio yang membatalkan pernikahan dengan Shanum dan besok akan menikah dengan Rara?" sungut Peni, matanya mendelik gusar pada sang suami.

Sejurus kemudian, pria paruh baya itu pun menggelengkan kepalanya beberapa kali sebagai jawaban atas pertanyaan suaminya.

"Aku juga tidak tahu, Ma. Yang herannya, kenapa harus melanjutkan pernikahan, dengan Rara pula? Bukankah mereka membutuhkan waktu untuk saling mengenal satu sama lain?" tanya Raka, Papanya Rio.

"Entah ada kontroversi apa, Mama sangat pusing memikirkannya, Pa." Peni menghela nafas beberapa kali.

"Pa, Ma, mau ke mana?" tanya Rio mengejar kedua orang tuanya.

"Kami mau pulang, menenangkan pikiran," jawab Peni tanpa mau melihat ke arah Rio.

"Ma, Rio mau bicara mengenai pernikahan Rio dengan Rara. Kalian tunggu di rumah, ya?" pinta pria itu sambil tersenyum.

"Maaf, kami tidak punya waktu," jawab Peni cepat. "Bukankah kamu sudah mengumumkan mengenai pernikahan kalian di depan umum? Lantas, untuk apa membicarakannya lagi denganku dan Papamu? Lanjutkan saja! Bukannya kamu bisa melakukan apa pun tanpa meminta persetujuan dari kami?" sarkas Peni, menatap sinis putranya yang terpaku tanpa bisa membantah.

"Ma, aku terpaksa melakukan itu. Aku dan Rara sudah saling mencintai," akunya tanpa malu, berharap kedua orang tuanya memberikan kesempatan untuk Rara.

"Sebelum kamu dan Shanum memutuskan hubungan? Berarti, selama ini kamu juga berkhianat!" kecam Peni, dadanya kian sesak. Dipenuhi dengan kesedihan yang mendera.

"Pa, ayo kita pulang!" suara Peni lebih keras, menarik ujung baju suaminya.

***

Shanum berjalan menyusuri koridor sembari menenteng kantong plastik berisikan pakaiannya. Di tengah teriknya matahari, Shanum hanya bisa meringis saat pusingnya semakin terasa. Mencium aroma-aroma makanan di jalanan, Shanum semakin menahan mual. Perasaannya semakin curiga dengan kondisinya sendiri, dia memegangi perutnya. Batinnya semakin bertanya-tanya.

"Benarkah sudah ada kehidupan di dalam sini? Kehidupan akibat dari kesalahan-kesalahan satu malam itu?" gumam Shanum, dia melihat ke apotek yang berada dekat dengan jangkauannya, memutuskan untuk membeli sebuah testpack.

Selesai membeli testpack, Shanum berjalan ke arah taman, terdapat sebuah toilet umum di sana. Rencananya, di sanalah dia akan memakai testpack yang sudah dibeli tadi.

"Jantungku berdetak kencang," ucap Shanum, memperhatikan tangannya yang gemetar memegang benda kecil itu.

Perasaan Shanum tidak menentu kala testpack di tangannya mulai menunjukkan garis berwarna merah. Garis yang mulanya hanya satu, lama kelamaan menunjukkan satu garis lainnya. Ya, testpack tersebut menunjukkan garis dua. Shanum tentu mengetahui apa artinya itu.

"Garis dua? Itu artinya aku hamil," ucapnya, tubuh Shanum luruh ke lantai. Dia mulai menangis sesegukan.

****

Terpopuler

Comments

Femmy Femmy

Femmy Femmy

kasihan nya shanum

2024-03-16

0

Femmy Femmy

Femmy Femmy

brengseknya mereka ber dua...Rio kamu dan Rara akan mendapatkan balasan dari perbuatanmu kepada shanum

2024-03-16

0

Wirda Lubis

Wirda Lubis

semoga Rara dapat karma

2023-04-26

2

lihat semua
Episodes
1 Direnggut Paksa
2 Tanda Kissmark
3 Foto Malam Itu
4 Garis Dua
5 Tempat Tinggal Baru
6 Kelicikan Rio
7 Arthur Ikut Kontraksi
8 Cari Cucuku!
9 Anak siapa??
10 Petaka
11 Orang yang sama??
12 Tidurlah Denganku!
13 Membantu atau Merendahkan?
14 Merasa Terganggu
15 Kecemasan Rara
16 Siapa Dia??
17 Apakah Aku Anak Haram?
18 Jatuh Tempo
19 Nikahi Aku, Tuan!
20 Pernikahan Satu Malam???
21 Istri Satu Malamku!!
22 Bukan Lagi Istri Semalam
23 Memimpikan Daddy
24 Aku Menagih Hutangmu!
25 Minta Maaf
26 Tidak Sabaran
27 Talak Aku, Tuan!
28 Dia Sangat Mirip Denganmu!
29 Resah
30 Usaha Mencari
31 Permintaan Arthur
32 Layani Aku
33 Pemaksaan Arthur
34 Video Viral
35 Menunggu Sebuah Permohonan
36 Tidak Butuh
37 Ketahuan??
38 Ini Daddy-mu!
39 Rengekan Arsenio
40 Detektif Arsenio
41 Ajakan Kencan
42 Memperjuangkan Cinta
43 Dinner
44 Wanita Keberapa??
45 Dia Putraku??
46 Arsenio ... Ini Daddy!
47 Merubah Sikap
48 Mau Menemui Daddy
49 Oma!
50 Putranya Daddy Arthur!
51 Ketidaksukaan
52 Pertemuan Mendadak
53 Pertentangan
54 Sudah Mati!
55 Ketegangan Shanum
56 Dia yang Menjualmu
57 Miserable
58 Aku Tahu Semuanya
59 Terpikir Untuk Menikah
60 Tertegun, Tercekat, dan Terkejut
61 Menikahlah Denganku!
62 Mommy!
63 Sahabat Lama
64 Kita Harus Bicara!
65 Bujukan Kenya
66 Jawaban Shanum
67 Menginap
68 Draft
69 Tidak Lagi Peduli
70 Datang Melamar
71 Pilihan Dari Shanum
72 SAH!
73 Kamu Berharga
74 Tamu Tak Diundang
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Direnggut Paksa
2
Tanda Kissmark
3
Foto Malam Itu
4
Garis Dua
5
Tempat Tinggal Baru
6
Kelicikan Rio
7
Arthur Ikut Kontraksi
8
Cari Cucuku!
9
Anak siapa??
10
Petaka
11
Orang yang sama??
12
Tidurlah Denganku!
13
Membantu atau Merendahkan?
14
Merasa Terganggu
15
Kecemasan Rara
16
Siapa Dia??
17
Apakah Aku Anak Haram?
18
Jatuh Tempo
19
Nikahi Aku, Tuan!
20
Pernikahan Satu Malam???
21
Istri Satu Malamku!!
22
Bukan Lagi Istri Semalam
23
Memimpikan Daddy
24
Aku Menagih Hutangmu!
25
Minta Maaf
26
Tidak Sabaran
27
Talak Aku, Tuan!
28
Dia Sangat Mirip Denganmu!
29
Resah
30
Usaha Mencari
31
Permintaan Arthur
32
Layani Aku
33
Pemaksaan Arthur
34
Video Viral
35
Menunggu Sebuah Permohonan
36
Tidak Butuh
37
Ketahuan??
38
Ini Daddy-mu!
39
Rengekan Arsenio
40
Detektif Arsenio
41
Ajakan Kencan
42
Memperjuangkan Cinta
43
Dinner
44
Wanita Keberapa??
45
Dia Putraku??
46
Arsenio ... Ini Daddy!
47
Merubah Sikap
48
Mau Menemui Daddy
49
Oma!
50
Putranya Daddy Arthur!
51
Ketidaksukaan
52
Pertemuan Mendadak
53
Pertentangan
54
Sudah Mati!
55
Ketegangan Shanum
56
Dia yang Menjualmu
57
Miserable
58
Aku Tahu Semuanya
59
Terpikir Untuk Menikah
60
Tertegun, Tercekat, dan Terkejut
61
Menikahlah Denganku!
62
Mommy!
63
Sahabat Lama
64
Kita Harus Bicara!
65
Bujukan Kenya
66
Jawaban Shanum
67
Menginap
68
Draft
69
Tidak Lagi Peduli
70
Datang Melamar
71
Pilihan Dari Shanum
72
SAH!
73
Kamu Berharga
74
Tamu Tak Diundang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!