Berhasil Keluar

Septi membangunkan teman-temannya, yang masih tidur dengan terlelap. Dia ingin segera keluar bersama teman-temannya, dari hutan itu.

"Huah, aku mengantuk sekali." Ujar Tantri.

"Iya, aku juga mengantuk. Septi main bangun-bangunin orang saja." Celetuk Lila.

"Lagi sedang takut-takutnya, dan dingin-dinginnya." Ujar Sonia.

"Kalian semua harus berani dan yakin. Kita pasti bisa keluar dari sini, hilangkan ketakutan." Titah Septi.

Mereka melangkah bersama-sama mencari jalan keluar. Berusaha menenangkan hati setenang-tenangnya. Akhirnya mereka kembali ke jalan semula. Mereka berhasil keluar dari dalam hutan.

Sementara Sabila dan Sabili merana, mencari jalan keluar yang tidak kunjung ketemu. Jangankan untuk menemukan itu, menemukan teman-temannya saja tidak berhasil.

"Sampai kapan kita berputar di sini terus?" Tanya Sabila.

"Aku juga tidak tahu Sabili." Jawab Sabila.

Sabila menggoyang-goyangkan batang tumbuhan yang ada disebelahnya.

"Tangkap iya Sabili, lumayan untuk dimakan buahnya. Daripada tidak ada yang kita makan." Ujar Sabila.

"Iya, kamu tenang saja." Sabili bersiap-siap, menengadahkan telapak tangannya.

Bugh!

Bunyi buah pepaya yang terjatuh, berhasil ditangkap oleh Sabili. Kini mereka mengupasnya bersama menggunakan pisau yang ada di dalam tas.

"Ayo kita makan bersama." Ajak Sabila.

"Iya, aku juga mau makan buah segar yang sudah matang ini." Jawab Sabili.

Dia memakannya dengan lahap. Sabila juga sampai menggigit buah yang masih menempel di kulitnya.

"Jorok tahu, seperti orang yang tidak pernah makan saja." Ujar Sabili.

"Biarin, namanya juga lapar." Jawab Sabila.

"Walaupun lapar tidak harus sampai bersih memakannya." Sabili menatap Sabila dengan jengah.

"Aaaa!" Sabila berteriak dan melemparkan kulit pepaya yang dimakan olehnya.

Dia terkejut melihat sesosok tinggi besar yang berada di kejauhan. Sabila segera berlari dengan kencang, Sabili yang tidak melihat apapun langsung ikut berlari juga.

Mereka tidak karuan berlari dengan tidak tentu arah. Karena terlalu takut tidak memperdulikan kakinya yang menyandung kumpulan daun-daun basah.

"Ayo kita segera pergi!" Ajak Sabili.

"Iya, tapi harus kemana lagi?" Tanya Sabila pasrah.

"Sembunyi dulu, di sana." Ujar Sabili menunjuk rerumpunan bambu.

Mereka segera berlari melangkahkan kaki bersama. Mereka tiarap (Menunduk) dibalik pohon bambu.

"Aaaa!" Sabili berteriak melihat makhluk itu ada di sebelah Sabila.

Dia segera berlari kencang dan hampir saja terjatuh. Sabila mengikuti langkah kaki Sabili yang sudah berlari meninggalkannya terlebih dulu.

"Ayo cepat kabur Sabila." Teriak Sabili di kejauhan.

"Iya, kakiku lagi pegal nih." Jawab Sabila.

Sementara Septi dan teman-temannya yang berhasil keluar terus melanjutkan perjalanan. Mereka ingin cepat sampai ke rumah. Perihal Sabila dan Sabili yang menghilang, Septi akan meminta bantuan pada Heru.

"Septi, aku takut kalau kita pulang orangtua Sabila dan Sabili akan marah padaku." Ujar Lila.

"Iya Septi, apalagi sekarang mereka tersesat belum keluar." Tambah Tantri.

"Kalian jelasin keadaan sesuai kenyataannya saja. Buat orangtua mereka mengerti, bahwa kalian juga tidak menginginkan hal ini terjadi." Tutur Septi.

"Tapi kami yang mengajaknya pergi. Sekarang kita pulang tidak bersama, pasti orangtuanya akan marah besar. Kami tidak enak, bila hal itu terjadi." Tutur Lila.

"Aku akan membantu kalian mencari Sabila dan Sabili bersama Kak Heru dan Kak Vini." Ujar Septi.

"Maksudnya kamu mau masuk ke dalam desa tidak berpenghuni itu lagi?" Tanya Sonia.

"Iya tentu saja, aku harus menemukan mereka." Jawab Septi dengan yakin.

"Desa itu menyeramkan, aku tidak mau lagi ikut ke sana." Jawab Firna dengan bergidik ngeri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!