"Eh Riana itu lihat deh ada sesosok makhluk bertubuh tinggi dan besar. Itu pasti manusia yang tinggal di kampung ini."
"Kamu yakin itu manusia Tantri."
"Kamu tidak usah berpikiran macam-macam lah."
"Secara aneh saja, bulu kudukku juga merinding."
"Terus kamu mau bilang dia hantu. Sudahlah, ayo kita segera kejar dia dan minta pertolongan." Sonia menarik tangan Riana secara paksa.
Langkah Riana setengah berjalan dan berlari, mengimbangi temannya yang mencari sosok tadi.
"Nah lihat deh, dia lagi duduk di kayu balok itu."
Riana mengerutkan dahinya, bingung harus apa. Akankah dia kabur saja menuruti kata hati, atau dia menemani Sonia melihat makhluk yang belum jelas manusia itu.
****
"Hantu!" Teriak Tantri dan Lila bersamaan.
Mereka lari terbirit-birit, berhasil keluar rumah besar itu. Karena tiba-tiba saja pintu keluarnya bisa dibuka.
Brak!
Tantri menabrak sesosok tubuh, dan ternyata itu adalah Septi.
"Kamu ngapain sih lari-lari?" Tanya Septi.
"Aku melihat Gendruwo." Terang Sonia.
"Iya Septi, ada di rumah itu." Tambah Riana.
"Hahaha masak iya dia ikut kita ke sini. Kan aku ketemunya di gubuk seberang sungai." Septi tertawa menyaksikan sikap parno teman-temannya..
"Kamu tidak percaya sama kami? Jangan sampai kamu menyesal setelah melihatnya sendiri." Ujar Sonia dan setelahnya malah cemberut.
"Aku percaya kok, jangan marah seperti itulah." Jawab Septi.
"Aku tidak marah, hanya saja kamu masih bisa bercanda disaat seperti ini." Ujar Sonia.
"Aku minta maaf, aku tidak bermaksud untuk membuat kalian kesal. Aku juga kesal, jadi aku berusaha menghibur hatiku saja karena tidak menemukan bantuan." Jelas Septi.
"Jangan sedih dong Septi, aku tahu kok dengan perasaan kamu sekarang. Lebih baik kita kembali dulu ke mobil." Usul Sonia.
"Iya benar, daripada kita tidak tentu arah seperti ini. Lihatlah hari sudah hampir malam." Sahut Riana.
****
"Kak Sabila, kok kak Septi belum kembali?" Tanya Firna.
"Tidak tahu Firna, mungkin sebentar lagi dia akan kembali." Jawab Sabila.
"Tapi hari sudah mulai gelap kak. Aku khawatir sama semuanya."
"Kamu jangan berpikiran negatif, supaya pikiran kamu tetap tenang."
"Aku sudah mencobanya, tapi tetap saja aku cemas. Mereka terlalu lama, dari siang tadi sampai sekarang."
"Gendruwo!" Teriak Lila dan Tantri.
Mereka berlari menuju mobil, dan segera meraih gagang pintu untuk masuk ke dalam.
"Ada apa sih? Kenapa kalian berteriak histeris seperti itu." Tanya Sabila.
"Kami takut Sabila, Sabili, di luar sangat seram." Jelas Tantri.
"Iya, ada Gendruwo di sebuah gedung besar. Sepertinya desa ini tidak berpenghuni." Tambah Lila.
"Huaaa" Firna menangis. Dia merasa takut karena sudah pernah melihat makhluk itu. Harapannya dia tidak akan pernah melihatnya lagi.
Sabila dan Sabili memeluk Firna, mengelus lembut rambutnya. Mengelus lengannya juga, supaya Firna merasa tenang karena banyak orang disekitarnya.
"Kamu tenang iya sayang, kamu aman kok di sini. Ada kita semua yang bakalan jagain kamu." Ucap Sabila.
"Iya Firna, sekarang kak Septi pasti baik-baik saja" Tambah Sabili. Dia tidak ingin Firna berpikir bahwa Septi belum kembali karena terjebak di sana.
Firna mengangguk "Iya kak." Dia sudah bisa tersenyum sekarang.
Sabila dan Sabili merasa lega, karena Firna setidaknya bisa merasa sedikit tenang. Dia tidak kelihatan was was lagi. Tadi dia sudah terlihat ingin segera keluar mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments