This Love

Pukul lima sore, Alan merasa tangannya sangat kaku karena di genggam oleh Kiara. entah kenapa Kiara terlihat semakin pucat, Alan memeriksa suhu tubuh Kiara yang ternyata sangat panas.

"Ahhh bodoh, kenapa aku tidak mengompresnya saja sejak tadi. " ujar Alan.

Perlahan ia melepas pegangan Kiara. Terlihat jelas gadis itu sedang gelisah dalam tidurnya, keringat di dahinya mulai menetes. Alan melihat sekeliling ruangan kecil itu, tidak ada kipas apalagi ac disana. pentilasinya pun sangat kecil.

"Astaga, dia sangat menderita. " ucap Alan lagi.

Alan keluar lalu menuju ke dapur. ia membuat air hangat untuk mengompres Kiara. ia juga sudah menyuruh orang untuk mengantarkan alat kedokteran nya ke rumah Kiara.

tidak lama orang suruhannya datang. Alan segera memeriksa keadaan Kiara.

"Astaga dia Demam." ucap Alan.

Alan pun terus mengompres Kiara, berharap suhuu panas tubuhnya bisa menurun.jika panasnya tidak mau turun maka Alan terpaksa membawa Kiara ke rumah sakit.

Satu jam berlalu, suhu tubuh Kiara mulai turun, Alan merasa sangat lega. Pria itu pun mencoba membangunkan Kiara.

"Ki, bangun. " ujar Alan.

Mata Kiara masih terasa sangat berat. Tapi Ia mencoba untuk membukanya.

"Kau harus makan agar bisa minum obat. " ucap Alan lagi.

"Hmmm, tapi aku sangat mengantuk Mas. " ucap Kiara dengan suara lemah.

"Mas tau, tapi kau harus bangun sebentar agar bisa meminum obatmu. " ucap Alan

Alan mengambil bubur yang Ia pesan lewat online lalu segera menyuapi Kiara. Hanya dua sendok saja Kiara sudah merasa mual, Alan pun akhirnya berhenti menyuapi Kiara dan langsung memberinya obat.

"Mas, ini sudah malam ya? " tanya Kiara dengan Mata masih terpejam

"Hmmm, baru pukul 7. Kenapa? " tanya Alan

"Mas pulang saja, aku sudah tidak apa-apa. " ucap Kiara

Kiara merasa tidak enak jika harus merepotkan Alan. Pria itu baru dikenalnya, dan harus merawat Kiara terus menerus.

"Tidak apa-apa. Mas akan pulang sebentar lagi. Kau tidurlah lagi, mas Akan menungguimu. " ucap Alan.

Kiara tidak membantah lagi ucapan Alan, karena kepalanya masih terasa pening. Kiara pun memutuskan untuk melanjutkan tidurnya.

Pukul 10 malam Kiara merasa tubuhnya sangat dingin, sampai Kiara menggigil. Padahal Ia sudah menggunakan selimut yang sangat tebal. Alan yang masih disana dan melihat pergerakan Kiara bergegas memeriksa gadis itu.

"Sial, kenapa aku sangat bodoh." umpat Alan.

"Apa kau kedinginan? " tanya Alan

"Kiara hanya mengangguk tanpa menjawab.

" Suhu tubuhmu naik Ki, Mas akan membawamu ke rumahan akit aja. " ucap Alan

"Tiidak Mas, jangan. " ucap Kiara terbata

"Diamlah, kau itu demam tinggi. Mas tidak akan mengambil resiko. " ucap Alan.

Tanpa memikirkan apapun lagi Alanlangsung menggendong tubuh Kiara masuk ke dalam mobil. tidak lupa ia mengunci rumah Kiara. Setelah itu Alan memacu mobilnya menuju rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Alan langsung membawa Kiara ke ruang IGD.

"Dokter Alan, siapa yang Anda bawa? " tanya salah satu perawat di IGD

"Dia adikku. " jawab Alan singkat.

"Tolong ambil perlengkapan medis, sepertinya dia terkena DB. " ucap Alan cepat.

Dua suster yang bertugas bergegas membantu Alan. Alan begitu terlihat khawatir karena panas tubuh Kiara tidak kunjung turun.

"Tadi dia masih sadar. Astaga kenapa aku sangat ceroboh. " ucap Alan frustasi

"Apa yang harus kita lakukan dok? " tanya suster.

"Apa dokter Quinn ada? " tanya Alan

"Ya dok, beliau ada di ruangannya. " jawab salah satu suster

"Bisa tolong panggil kan? " suster itu mengangguk dan seberapa pergi keruangan Quinn.

Beberapa saat kemudian Quinn datang bersama dengan suster jaga yang memanggilnya.

"Kiara." ujar Quinn saat melihat gadis yang baru ia temui tadi berada di IGD

"Dia kenapa? " tanya Quinn khawatir

"Sepertinya dia terkena DBD, tapi aku masih belum yakin. " ujar Alan.

Quinn memeriksa suhu tubuh Kiara. dan benar saja, suhu tubuhnya hampir mencapai 40dc.

"Astaga panas sekali. Apa keluarga nya sudah di hubungi? " tanya Kiara

"Dia yatim piatu. " jawab

Deg...!

Quinn tekejut

"Dari mana kau tau? " tanya Quinn

"Aku sudah mengenal Kiara sejak 3 minggu yang lalu, bahkan aku sudah menganggap nya adikku. aku tidak sengaja menabrak nya saat itu. " ujar Alan

"Jadi dia tidak memiliki siapapun? " tanya Quinn lagi.

"Hmmm, dia bahkan tinggal sendiri di rumah sederhana yang mungkin jika kau melihat nya tidak seperti rumah. " ujar Alan

Quin tidak percaya, ternyata gadis ini begitu menderita, pantas saja Paris begitu ingin melindunginya.

"Sus tolong segera pasang infus pada pasien dan lakukan pemantauan ketat. Jangan lupa periksa denyut nadi dan juga tekanan darahnya. Dan satu lagi, beri suntikan penurun demam. dan jika pasien sudah sadar segera hubungi saya. " ujar Quin.

Suster yang di perintahkan segera melakukan apa yang sudah di jelaskan tadi. sementara Quinn mengajak Alan keruangannya untuk membicarakan sesuatu.

"Duduk Al. " ujar Quinn

"Hmmm."

"Sebenarnya apa yang kau tau dari Kiara? apa kau tau_"

"Iya, aku sudah tau tentang hubungan Kiara dan Paris. " potong Alan.

Alan sudah menebak arah pembicaraan Quin, ia juga tidak ingin menutupinya lagi.

"Kau punya rencana lain Al, Apa kau berfikir untuk menjauhkan Kiara dan Paris! atau_"

"Jangan berfikiran yang tidak-tidak Quinn. Kau tau aku ini sudah berubah. Awalnya iya, aku ingin menjauhkan Kiara dari Paris, agar dia tidak menyakiti mu. Tapi setelah aku tau betapa tidak beruntungnya Kiara, aku mulai berubah fikiran. Dia bahkan lebih tidak beruntung darimu Quinn. " ujar Alan

Quinn menatap wajah Alan, ia percaya jika sahabatnya itu sudah berubah. Bahkan saat ini Quinn melihat sesuatu di amata Alan. "Cinta"

Ya, quin melihat cinta di mata Alan. Pria yang bahkan sudah hampir 10 tahun tidak berhubungan dengan wanita selain dirinya bisa begitu perduli pada Kiara. benar-benar keajaiban. Dan apa yang di katakannya, dia bahkan sudah menganggap Kiara adik. sungguh luar biasa.

"Apa aku tidak salah lihat Al, kau bersimpati pada seorang gadis." ujar Quinn

"Jangan berlebihan, aku masih tetap sama. " ujar Alan

"Hahaha, kau mau membohongiku. Kau fikir aku ini baru mengenalmu hehhh. "

"Jangan berfikiran yang aneh-aneh. " ujar Alan

"Aku akan melihat Kiara, duduklah disini dengan fikiran konyolmu. " imbuhnya

Alan pergi meninggalkan ruangan Quinn. Entah kenapa yang di katakan Quinn itu memang benar. Sejak bertemu Kiara, ia merasa berbeda. Semua tau jika ia sangat membenci wanita selain Quinn. Tapi Kiara, dia berbeda.

"Apa hati ini bisa menerima wanita lagi, atau ini hanya sebuah rasa iba karena apa yang aku lihat." batin Alan.

.

.

Maaf ya mungkin Author tidak banyak tahu soal penyakit DBD. tapi semoga kita semua selalu terlindungi dari segala penyakit yang ada.

😊

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!