Pria yang baik

Kiara membuka pintu rumahnya saat hari mulai senja, ia melihat ke luar rumah, celingak celinguk seperti detektif saja. Entah apa yang gadis itu lakukan? tetapi sepertinya ia mengindari seseorang.

Sejak pulang dari cafe tadi Kiara tidak melakukan apapun, ia hanya berbaring di ranjang karena kakinya terasa sangat sakit. Padahal di cafe ia hanya duduk dan sesekali berdiri jika ada pelanggan yang membayar. Kiara juga sudah meminun obat yang di beri Alan pagi tadi, tapi sakitnya tidak berkurang sedikitpun, malahan sekarang jadi semakin sakit.

Kiara mencoba untuk keluar, ia mengambil tongkatnya lalu segera mengunci pintu. Dengan langkah pincang dan menahan sakit Kiara berjalan menuju minimarket terdekat. Sesampainya disana Kiara duduk di kursi yang tersedia di depan, ia merasa lelah.

"Hahhhhhh."

Kiara menarik nafas panjang lalu mengeluarkan nya dengan kasar. entah apa yang ada di fikirannya, sesekali gadis itu menoleh ke dalam. Mungkin ia ingin membeli sesuatu tapi menunggu sepi, karena entah kenapa minimarket itu terlihat ramai.

Seseorang keluar dari dalam mini market, ia menatap Kiara dengan seksama. perlahan orang itu mendekat, dan saat memastikan bahwa gadis itu memang Kiara, satu senyum pun tersungging di bibir nya.

"Gue kira lo udah mati. " ujar Amel duduk di sebelah Kiara.

Kiara menatap sekilas sahabatnya itu, mereka memang sengaja janjian disana meski sebenarnya kakinya masih sangat sakit

"Lo gak apa-apa kan Ki, kaki lo terlihat parah gitu. " ucap Amel saat melihat kaki sahabatnya yang bengkak

"ya lumayan sih Mel, soalnya tadi gue bawa kerja. " balas Kiara

"Yahhh, elonya dong yang bandel kalau kayak gitu. "

"Ya mau gimana lagi, gue kan harus kerja. "

"Iya deh, yang paling strong. Tapi lo udah beli obat belum? " tanya Amel

"udah di kasih kok sama yang nyenggol, tapi masih tetep sakit. mungkin karena gue bawa kerja.

" Yaudah deh, nih. " Amel menyodorkan satu kantung penuh makanan.

"apaan nih? " tanya Kiara.

"Itu stok makanan buat lo. soalnya gue besok mau ke Bali untuk beberapa Bulan. Ada urusan penting banget yang gak bisa gue kasi ke orang. " ujar Amel

"Ya kalau lo mau pergi, ya pergi aja kali. Gak usah ngasi ginian. " ucap Kiara

"Gak apa-apa. Gue cuma takut lo gak makan dengan baik. Soalnya gue bakalan pergi lama. " ujar Amel

"Yah, gue pasti kangen lo banget. " balas Kiara

"Hmmm, gue juga Ki. Lo jaga diri baik-baik ya, jaga kesehatan. Dan jangan makan mie terus. " ucap Amel sambil menggenggam tangan Kiara.

Kiara mengangguk sedih, pastinya dia akan sangat kesepian.

"Dian udah tau? " tanya Kiara

"Hmmm, gue udah telpon dia kemarin." jawab Amel

"Ohhh yaudah deh. "

"Ohhh ya Ki, gimana Paris? " tanya Amel

"Entahlah Mel, gue bingung. " ujar Kiara

"Ki, lo itu tidak bisa terus-terusan lari dari masalah yang ada. Lo sendiri yang mengatakan jika lo sudah mulai bisa menerima kenyataan yang ada, meski Paris tidak. Tapi setidaknya lo bisa menunggu waktu yang tepat kan. Paris sudah memiliki tunangan, dan sebentar lagi dia akan menikah. Lalu apa yang lo khawatir kan lagi Ki! ".

" Itu yang sedang gue fikirkan Mel, gue tidak percya Paris, dan tidak akan pernah percaya. "

"Minum dulu. " Amel menyodorkan satu minuman untuk Kiara yang langsung di sambutannya.

Kiara membuka penutup botol itu lalu segera menegaknya, membasahi tenggorokan yang kian kering sejak tadi.

"Ohh ya, lo belum cerita ke gue gimana kejadiannya lo bisa di senggol orang. " ujar Amel

"Ohhh, ini. " Kiara menggerakkan kakinya. " Hanya kecelakaan kecil, ada cowok yang gak sengaja nyenggol gue sama motornya. lagian gue juga yang gak liat jalan pas itu. " ucap Kiara

"Ada-ada aja sih lo. yaudah deh, gue antar lo pulang. " Amel bangkit dari tempatnya. " Gue harus berkemas, kalau gak gue pasti mampir ke rumah elo. "

"Gak apa-apa kok. nanti jangan lupa kabarin ya kalau udah nyampek. "

"Iya, pasti gue kabarin. Masuk gih. " ujar Amel

Amel mengantar Kiara sampai di dalam rumahnya, meski ia sedikit ketus tapi sebenarnya Amel khawatir dengan kondisi sahabatnya. Hanya saja saat ini Amel lebih dewasa untuk menghadapi setiap masalah yang ada.

...----------------...

Rumah sakit Dharma medical

Hari ini rumah sakit begitu ramai, Alan yang baru saja mulai bekerja sampai kesalahan dibuatnya. Tetapi Alan tidak mengeluh, ia tetap fokus akibat ucapan Kiara pagi tadi.

Tok, tok...!

Sebuah ketukan terdengar lagi, Alan yang baru saja duduk di kursinya merasa sedikit terganggu. Meski sebenarnya ia tidak boleh mengeluh apalagi mengunpat.

"Masuk." ujarnya tenang

"Maaf dokter Alan, saya sepertinya menganggu anda. " ujar Quinn sembari berjalan mendekat

Alan hanya menatap Quinn sekilas saja lalu kembali fokus pada pekerjaannya.

"Kau sedang sibuk? "

"Apa kau tidak bisa melihat! "

"Hhaha." Quinn tertawa kecil mendengar jawaban sinis dari sahabatnya itu.

"Kau baru pindah dan kau sudah bersikap ketus terhadap atasanmu. "

"Aku tidak perduli! "

"Hahhh, baiklah. Aku kesini hanya ingin memberimu berkas ini. " Quinn meletakkan sebuah berkas untuk Alan

"Berkas ini sangat penting, Aku harap kau bisa mempelajarinya dengan cepat." Quinn berdiri lalu pergi meninggalkan ruangan Alan.

Alan mendengus kesal saat Quinn sudah keluar dari ruangannya. Sebenarnya Quinn adalah sahabat Alan sejak mereka kuliah. Cita-cita mereka sama, hanya jurusannya saja yang berbeda. Alan memilih menjadi dokter bedah, dan Quinn menjadi dokter anak. Dan mereka berdua adalah dokter terbaik di bidangnya.

Bukan tanpa alasan Alan kesal terhadap Quinn. Gadis itu menghilang tanpa jejak dan sekarang ia datang dengan kabar jika gadis itu akan menikah. Hal itu membuat Alan sangat kesal, ia bahkan tidak di beritahu tentang kepindahannya kala itu.

Alan meletakan bolpoin yang ia pegang lalu melihat arloji di tangannya.Saat waktu menunjukkan pukul 4 sore, Alan bergegas membuka jas kebesarannya dan menggantijya dengan jaket yang biasa ia kenakan. Alan berjalan keluar rumah sakit menuju parkir lalu mengambil motornya disana.

Alan melajukan motornya dengan segera menuju tempat yang akan ia tuju. beberapa saat kemudian motor Alan tiba di depan rumah Kiara. Alan turun dari motornya dan segera masuk ke dalam rumah gadis itu.

"Kau sudah makan? " tanya Alan saat ia melihat Kiara duduk termenung di ruang tamu.

"Kenapa kau ini bersikap seperti seakan kau itu kakak ku." ucap Kiara ketus.

"Kenapa? kau keberatan? "

"tentu saja keberatan, kau itu hanya orang asing. " ujar Kiara

Alan duduk di sebelah Kiara sambil menarik nafas panjang. "Aku tidak punya adik perempuan, tapi aku punya kakak perempuan. jika aku ingin menambah seorang adik lagi kenapa? "

Kiara menatap Alan dengan dahi berkerut. " maksudmu? "

"Kau itu cantik, baik dan konyol. dan aku, tampan baik dan juga cool. apa kau tidak mau menjadi adikku? " goda Alan

"Apa? "

"Apa kata-kataku tidak jelas? "

"hmmm, bukan tidak jelas. tapi kau gila. " ujar Kiara

"Hmmm, banyak wanita yang mengejarku, tapi kau. "

"Aku apa! "

"Tidak, sudahlah. Kemarikan kakimu. " Alan menarik kaki Kiara lalu memeriksa kaki gadis itu.

"Apa masih sakit? "

"Tidak." bohong kiara

Alan tau jika Kiara sedang berbohong, jadi ia sengaja menekan kaki Kiara sedikit keras.

"Ahhhh, itu sakit. " ujar Kiara sambil meringis kesakitan

"Tadi kau bilang sudah tidak sakit kan. " ujar Alan.

"Kau lihat, kakimu ini bengkak, mana mungkin tidak sakit. Apa kau meminum obatnya tadi?" Kiara mengangguk.

"sepertinya tidak ada reaksi. Bisakah besok kau tidak bekerja? " tanya Alan sambil menatap gadis di depannya itu.

"Tidak, aku harus tetap bekerja. " ujar Kiara

"Hahhhhh, kau ini sangat keras kepala. " ujar Alan.

"Baiklah, aku akan pulang sebentar. Dan akan kembali membawa obat untukmu." imbuhnya

"Tidak usah repot lagi. Aku tidak ingin kau terlalu repot karena luka kecil ini. " ujar Kiara mulai tak enak hati.

Alan tersenyum simpul. " Kau tidak usah merasa tidak enak hati, karena sebagai dokter ini sudah menjadi kewajiban ku. "

"Baiklah, Aku pergi. sebentar lagi Aku kembali. "

Kiara menatap punggung laki-laki yang begitu baik. Bahkan pria itu sangat bertanggung jawab. Kiara merasa sangat tidak enak hati karena menyusahkan nya.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!