Perasaan ragu

pukul 8 malam ternyata Alan menepati janjinya, ia kembali membawa obat untuk Kiara Dan juga makanan untuk gadis itu. Kiara benar-benar tidak habis fikir dengan pria itu, kenapa ia bisa begitu perhatian padahal ia bisa saja pergi meningalkan Kiara.

Kiara duduk bersandar di tepi ranjang setelah Alan pergi. entah kenapa sikap pria itu jadi berubah, hampir mirip seperti bunglon. tapi mungkin di lelah di hari pertamanya bekerja.

Kiara tidak ingin ambil pusing soal Alan. Ia kini harus memikirkan cara bagaimana untuk menjauhi Paris.

"Apa aku harus bicara dengannya? tapi bagaimana? "

Kiara bicara dengan dirinya sendiri, entah apa yang harus ia lakukan. Tapi Kiara tidak mungkin membiarkan semua terjadi begitu saja, Kiara harus berusaha juga kan?

Kiara mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja dekat tempat tidur. Kiara mencoba mencari nomer Paris yang di berikan Diana kepadanya.

Tentu saja Kiara menemukannya karena Ia sudah menyimpannya. Kiara menghubungi pria itu dan ternyata di Terima.

"Hmmm ini aku, bisakah Kiara Aku bertemu? "

"Hmmmm, cafe dekat sini saja. "

Setelah memutus sambungan telepon, Kiara bergegas bersiap. Kiara tidak ingin membuang waktu, baginya lebih baik sekarang atau tidak sama sekali.

Kiara berjalan dengan kaki masih dalam keadaan pincang menuju cafe yang terdekat dari rumahnya, ia belum melihat Paris, mungkin saja pria itu belum datang. Kiara masuk ke dalam cafe lalu mencari tempat duduk yang nyman untuknya bicara.

Selang beberapa menit Paris datang, ia langsung menuju tempat duduk Kiara.

"kau sudah lama? " tanya Paris sambil menarik kursi

"Tidak, baru saja. " jawab Kiara

"Kakimu sudah baik-baik saja?" tanya Paris saat melihat kaki Kiara yang masih terbalut perban."

"Hmm, sudah baik. "jawab Kiara singkat

" Biar aku pesan_

"Tidak perlu. " potong Kiara. "Aku tidak lama karena inis udah malam. " imbuhnya

"Ok, baiklah. Jadi, apa yang ingin kau bicarakan? " tanya Paris to the poin

Kiara menarik nafas panjang, ia menguatkan hatinya untuk bicara pada pria di depannya.

"Benarkah kau sudah bertunangan? "

"Siapa yang memberitahukan itu? "

"Kau tau aku tidak buta, dan aku juga tidak tuli. " ujar Kiara

"Hahhhhh. Ya, aku sudah bertunangan. Namanya Quinn. " ucap Paris

"Jika seperti itu, Aku ingin kau berhenti menemuiku! "

"Kenapa? " tanya Paris dengan wajah seperti bodo amat

"Hubungan kita sudah berakhir, dan kau sudah memiliki kehidupanmu sendiri. Aku berharap kau tidak akan menyakiti perempuan lain hanya karenaku, dan hidup berbahagia, karena aku juga sudah bahagia. " ujar Kiara

Paris menundukan kepalanya sambil tersenyum tipis, ia tidak habis fikir jika Kiara bisa mengatakan hal besar seperti itu

"Jika hubungan ini hanya sandiwara, apa yang akan kau lakukan? "

"Apa? "

"Jangan berpura-pura tidak mendengar. " Paris menatap tajam Kiara

"Apa? Aku memang tidak dengar. " kilah Kiara

"Hahhhhh." Paris menghela nafas panjang sambil menyandarkan punggungnya di kursi.

"Kau tau Ay, dan tidak perlu bersikap seakan kau bodoh dan tidak mengerti semuanya.Tapi ya, Aku terkejut kau bisa mengatakan hal besar seperti ini. " ujar Paris

" ini bukan hal besar Ris. Semua wanita juga pasti akan mengatakan ini jika pria yang mengejarnya sudah memiliki calon istri. "

"Lalu aku harus bagaimana, apa aku harus meninggalkannya? " tanya Paris dengan santai

Kiara memalingkan pandangan nya, Ia tidak ingin menjawab pertanyaan konyol itu.

Kiara bangkit dari tempatnya, menatap tajam ke dalam mata pria yang kini juga menatapnya."Aku hanya ingin kau mengerti jika kita tidak mungkin bisa bersama lagi. Jangan sakiti dia Ris, karena aku yakin kau tau bagaimana rasanya di sakit. "

Paris bangkit lalu mencekal pergelangan tangan Kiara. "Aku tau sakitnya, tapi aku juga tau jika aku masih mencintaimu. "

"Kau sudah gila. " ujar Kiara sambil menghempaskan tangan Paris dari pergelangan tangannya.

"Aku gila karenamu Ay. " ujar Paris lemah.

Kiara tidak perduli ucapan Paris, Ia berjalan menjauh dengan bantuan tongkat yang Ia bawa.

"Ki, biarkan Aku mengantarmu pulang. " susul Paris yang tidak tega melihat Kiara begitu tertatih.

"Pergilah Ris, kau tau aku tidak selemah itu. " tolak Kiara

Paris hanya bisa menghela nafas panjang melihat gadis yang ia cintai tidak menginginkan nya sama seperti dulu. Tapi ini bukan salah Kiara jika kini Ia juga menolaknya. kini Paris hanya bisa memandang punggung Kiara yang kini menjauh darinya.

...****************...

Di tempat lainnya Quine sedang menunggu seseorang di dalam mobilnya. Sambil sesekali ia melihat arloji yang melingkar di tangannya yang indah, Quine merasa sangat kesal karena orang yang ia tunggu tidak kunjung menampakan barang hidungnya.

"Kemana dia, apa dia fikir aku ini pengangguran! cihhh, seenaknya saja. " ucap Quin kesal.

Tak lama, Terlihat seorang pria berlari ke arah Quine

"Hahhhhh, maaf. " ujar pria itu dengan nafas tersengal

"Hey, kau fikir terlambat satu jam itu bisa di selesaikan dengan kata Maaf. Enak saja. " ujar Quine ketus.

"Ya, setidaknya aku sudah berusaha cepat. " pria itu memutari mobil Quine lalu masuk ke dalamnya.

"Hahhhhh." Quine menghela nafas panjang setelah pria itu menutup pintu mobil.

"Kau bertengkar dengan Alan".tebak Rio

Rio adalah teman sekampus Alan dan Quin, mereka bertiga satu angkatan dan memiliki profesi yang sama. saat ini Rio sedang melakukan penyuluhan di kota yang di tinggali oleh Quine dan Alan.

" Jangan asal menebak. " ujar Quine ketus

"Lalu? kenapa kau terlihat sangat kesal? "

"tidak ada. "

"Apa karena Paris? "

"Tidak juga. "

"Jangan berbohong, aku yakin kau sedang memiliki masalah. Jadi jangan terlalu di tutupi, setidaknya berbagi lah bersama ku."

Quin tersenyum mengejek sambil mengalihkan pandangannya ke arah Rio, dan berkata.

"Tidak, terimakasih. "

"Hahhhh, terserah kau saja. "

"Bisa kita pergi? "

"Ya, karepmu lah. " ujar Rio

Quine melajukan mobilnya menuju tujuan mereka. Sebuah apartemen mewah yang terletak tidak jauh dari kota, apartemen itu dibuat jauh dari kota karena pengembangannya berfikir jika yang menempati akan lebih nyaman karena jauh dari kebisingan kota.

Dan benar saja, Apartemen yang memiliki 20 lantai itu semua terisi penuh. Dan salah satu penghuninya ialah Alan.

"Kenapa Pria konyol itu lebih memilih apartemen, bukankah dia memiliki rumah? " tanya Rio saat keduanya sudah masuk ke dalam lif.

"Mana aku tahu, kau bisa bertanya langsung nanti. " jawab Quine

ting

pintu lif terbuka, Rio dan Quine keluar dari dalam lif lalu menuju ke kamar milik Alan. Quine mengambil kartu akses miliknya yang di berikan Alan kepadanya dulu. Maka dari itu Quine bisa bebas keluar masuk apartemen itu.

"Apa Alan tidak ada? " tanya Rio saat masuk ke dalam dan terlihat sepi.

"Dia sedang keluar, sebentar lagi juga balik. " ujar Quin sambil melempar tasnya di sofa

"Duduklah, akan aku buatkan minum. "

Rio duduk di sofa yang ada di ruang tamu, ia mengambil remot TV yang tergeletak di atas meja lalu menyalakan TV di depannya.

Sementara itu Quine sedang sibuk membuat minuman untuk dirinya dan Rio.

"Apa kau sering kesini? " tanya Rio saat Quin menyajikan minuman.

"Tidak terlalu sering, hanya saja aku yang membersihkan apartemen ini saat Alan belum kembali kesini.

" Oh, pantas saja kau tidak seperti tamu. tapi lebih ke pemilik rumah. "

"Diamlah, kau ini cerewet sekali. "

"Hmmm, oh ya. kapan pernikahan mu di tetapkan? " tanya Rio

"Masih belum. "

"Kenapa? "

"Entahlah, aku merasa ragu. "

"Astaga, kau ini kebiasaan sekali. jangan sampai saat semua sudah siap kau malah mundur, lebih baik kau bicarakan semuanya dengan Paris sebelum kau mengambil keputusan lebih jauh. Kau tau kan jika hubungan itu sangat rentan sekali rusak, dan jika sekali sudah rusak, maka tidak akan bisa di perbaiki. "

Quine menarik nafas panjang lalu mengeluarkan nya dengan berat. Ia tidak mengerti dengan hatinya, karena belakangan ini ia memikirkan Paris dan masalalu pria itu.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!