Saat ini Claudia sedang sedang berada di tepi pantai Mediterrane di Roma. Menikmati deburan obak dan terpaan angin pantai yang membuat rambut panjangnya menjadi menari-nari. Ingin menenangkan hati dan pikiran yang kusut dari kerasnya permasalahan hidup.
Claudia memandang senja yang perlahan mulai tenggelam di bibir pantai. Perlahan ia mulai menatap langit yang sudah mulai gelap agar air matanya tidak jatuh dan mencoba berdiri mendekati air laut yang sedang menari-nari.
...“Aku terpakar payah saat mencintaimu, Niel....
...Menyelam ke dalam laut...
...Di koyak gelombang, menghantam karang...
...Ajari aku cara berlayar...
...Agar tidak hanya bercecer jejak di pasir....
...Ijinkan aku mengarungi gagasan ombak dalam hati....
...Lantang suara di kepalaku terdengar jeritan...
...Sialan!! Sedalam inikah aku tenggelam?...
...Hampir mati,...
...Mati dalam kegelisahan”...
Ucap Claudia dengan nanar, ia berusaha melepaskan dan berdamai dengan keadaan sekarang.
“Pada akhirnya, kamu yang tersakiti adalah orang yang paling kuat, it’s okay to cry, we are just human that have humanity” ucap Matteo sambil berdiri sejajar di samping Claudia.
Mendengar itu, Claudia langsung melihat sumber suara dan langsung menghela nafas.
“Ku pikir siapa” Claudia sedikit kaget dengan kedatangan pria di sampingnya saat ini, sangat tiba-tiba.
“Tidak ada hidup tanpa masalah dan tidak ada perjuangan tanpa rasa lelah, nona Violencia” Matteo memandang Clau dengan tersenyum teduh.
Ucapan Matteo membuat Claudia menjadi tersenyum getir, setelah dipikir-pikir perkataan Matteo ada benarnya.
“Nama panggilku Claudia, bukan Violencia, pak presdir yang terhormat” Clau kemudian berlalu pergi setelah mengatakan itu.
“Tapi aku lebih suka kamu di panggil Violencia” jawab Matteo sambil mengikuti langkah Clau yang sedang menyusuri bibir pantai.
“Jangan mengikutiku pak presdir” ucap Clau lagi ketika Matteo kembali berjalan sejajar dengannya.
“Jangan formal begitu, panggil nama saja jika sedang berdua, aku tidak suka panggilanmu itu” Matteo berucap sambil menaikkan kedua lengan kemejanya.
“Maaf karena aku tidak sopan di kantor tadi, aku sungguh tidak tahu” lirih Claudia seakan menyesal kejadian pas di kantor.
“Tak masalah Cia, aku juga yang salah disitu tak langsung mengatakan bahwa aku presdirnya hehe” Matteo tersenyum manis menaggapi perkataan Claudia.
“Huuh tadi Violencia, sekarang Cia. Aneh sekali” Claudia kesal sendiri karena namanya jadi berubah-ubah terus ketika berbicara dengan orang yang di sampingnya ini.
“Baiklah aku panggil Cia saja ya, nama belakangmu” ucap Matteo dengan santainya.
“Hem terserah” Claudia malas menaggapinya dan risih juga sebenarnya dengan kehadiran Matteo saat ini.
“Aku ingin berteman denganmu, aku tak ada niat mengganggu atau menyakitimu. Jangan risih begitu” Matteo seakan tahu apa yang dirasakan Claudia saat ini.
“Sejatinya, tidak ada pertemanan yang sejati antara pria dan wanita” jawab Claudia dengan acuh.
“Ada” jawab Matteo dengan santai
“Tidak ada” sentak Claudia
“Ada”
“Tidak ada”
“Ada”
“Tidak ada”
“Ada”
“Tidak ada”
“Ada”
“Tidak ada”
dan berlanjut terus sampai mereka sampai di restoran pinggir pantai.
Kedua makhluk Tuhan itu jadi berdebat di tengah deburan ombak dan langit yang mulai gelap.
Keduanya menjadi lebih akrab setelah perdebatan konyol itu, pikir Claudia tidak ada salahnya berteman, toh di negara yang ia tinggali ini, dia tidak memiliki siapa-siapa.
.
.
“Nanti aku antar pulang ya Cia” ucap Matteo disela-sela ia menyuapkan spaghetti ke dalam mulutnya.
Ya, saat ini mereka sedang makan malam setelah mereka menghabiskan tenaga dalam berdebat.
“Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri” jawab Clau yang sudah siap makan dan berniat memesan taksi online.
“Oh come on Cia, kamu belum terlalu tahu bagaimana situasi daerah sini. Lagian kamu ngapain harus ke pantai setelah siap bekerja, bukannya pulang malah kelayapan” sindir Matteo dengan tersenyum.
“Terserah aku tuan Teo, lagian aku bisa jaga diri” ucap Cleo sambil terus memainkan gawai di tangannya.
“Ayo pulang Cia” jawab Matteo langsung berdiri dan merebut gawai di tangan Claudia dan membatalkan pesanan taksi di aplikasi.
“Eh eh eh ponselku” Claudia langsung kaget ketika ponselnya seakan melayang ke udara ketika di rebut oleh Matteo.
“Orang itu, kenapa jadi menyebalkan begitu” gerutu Claudia yang mau tidak mau harus mengikuti langkah Matteo menuju mobil.
“Kamu tidak bertanya alamat apartemenku dimana?” tanya Claudia kepada Matteo yang sedang menyetir.
“Tidak, aku sudah tahu” jawab Matteo dengan singkat
“Hah? Bagaimana bisa? Kamu penguntit ya?” tanya Claudia dengan bingung karena Matteo bisa mengetahui alamatnya tinggal.
“Nggak penting menguntit orang sepertimu Cia” ejek Matteo dengan senyum tipis, setipis tissue. Hihihi..
“Aku taunya di CV mu kemarin, jangan berprasangka buruk tentang aku” Matteo kembali bersuara.
“Oh begitu” Clau sambil mengangguk-angguk tanda bahwa ia mengerti perkataan Matteo.
Dan selama perjalanan tidak ada lagi yang bersuara. Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing.
“Cia, are you okay?” tanya Matteo pada Claudia yang sedang melamun memandang perutnya.
Namun Clau tidak menjawab pertanyaan Matteo.
Matteo menjadi cemas sendiri melihat Claudia yang tengah melamun.
“Hei, what do you think Cia?” tanya Matteo lagi sambil memegang bahu Claudia
“Eh kaget” latah Claudia sambil sadar dari lamunannya.
“Makanya jangan melamun” Matteo jadi gemas sendiri dengan tingkah perempuan cantik itu.
“Hem, oh iya kita sudah sampai ya? Kenapa tidak bilang dari tadi sih” gerutu Clau pada Matteo sambil membuka pintu mobil.
“Yang melamun siapa?” tanya Matteo bercampur sindiran.
Mendengar itu, Clau jadi kikuk sendiri.
“Terimakasih tumpangannya” ucap Clau tanpa menjawab pertanyaan Matteo.
“Hem, sama-sama. Ini ponselmu” Matteo langsung menyodorkan ponsel yang ia rebut tadi kepada Claudia.
“Oh iya, aku lupa” Clau langsung mengambil ponselnya.
“Nomorku sudah aku simpan di ponselmu Cia, besok pagi aku jemput” ucap Matteo lagi sebelum menghidupkan mesin mobilnya untuk pulang ke mansionnya.
“Eh tidak perlu” jawab Clau dengan cepat.
“Aku tidak butuh jawabanmu, selamat istrahat Cia” Matteo langsung menutup kaca mobilnya dan melajukan mobilnya di jalan raya.
Melihat itu, Claudia jadi melongo dengan tingkah atasannya itu.
“Aneh sekali” Clau jadi bergidik ngeri terhadap Matteo dan langsung masuk ke lift menuju apartemennya.
.
.
.
Yuhuuu… jangan lupa like dan comment ya kakak-kakak🤗🕊️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Dede Imas Madaraisahdi
Matteo ini klo mau dingin kejam mbo Yoo konsisten, Liat clau pd pandangan pertama udah sok* ngajak kenalan pertemuan ke dua sok acuh yg ketiga sengaja ngikutin maksa* lain...
kadal klo jatuh hati begitu yaa Teo😅
2023-01-28
2
𝒯ℳ
So far, nice story...... bagus 👍
2023-01-18
2
𝒯ℳ
Uda tenggelam menyelam bgt dalam ternyata baru ingat ga tahu berenang 😂
2023-01-18
2