Note :
"Ketika anda harus memilih antara bertahan atau melepaskan, dengarkanlah logikamu. Karena jika tulus, hatimu takkan memberimu pilihan."
Ig : _ dawnlover011
Happy Reading Kakak
Setelah perdebatan yang tak kunjung berhenti, akhirnya Daniel memutuskan untuk menyuruh Dessy kembali ke apartemennya, dan Jo yang mengantarnya.
Daniel bisa melihat bagaimana hancurnya perasaan istrinya terhadap kejadian beberapa saat yang lalu. Hati kecilnya merutuki kebodohannya kenapa bisa ketahuan oleh sang istri, harusnya ia lebih pintar dalam menutupi kebusukannya dengan rapi. Agar tak ada yang terluka baik itu Claudia maupun Dessy.
Daniel akui ia memang salah, ia mencari kesenangan diluar dengan cara bermain serong dengan perempuan lain. Tapi sejujurnya ia juga menyesal karena mengambil langkah itu. Namun apalah daya, memang benar adanya penyesalan selalu datang terlambat.
Setelah berdiam cukup lama, Daniel akhirnya buka suara
“Ayo aku antar pulang” Ucap Daniel dengan lembut.
Mendengar hal itu, Claudia berdiri dan tanpa menjawab perkataan suaminya. Bibirnya kelu harus bicara apa. Penampilannya juga sedikit berantakan akibat pertengakaran dengan Dessy.
Melihat sang istri berdiri dan berjalan keluar ruangan, Daniel langsung mengekori sang istri dari belakang. Hingga sampai di dalam lift mereka berdua tetap diam seribu bahasa. Sebenarnya bisa saja Daniel berbicara kepada Claudia, namun ia mengurungkannya, takut sang istri akan kembali marah.
Ting…
Lift terbuka di lantai dasar, beberapa karyawan melihat mereka kemudian kembali menunduk. Sebenarnya pertengkaran di ruangan CEO tadi sempat di dengar oleh beberapa karyawan dan tentu saja info itu langsung menyebar luas kepada karyawan yang bekerja dikantor tersebut. Namun mereka tidak langsung menggosipi sang atasan di depan orangnya, alasannya adalah karena takut di pecat. Dan itu memang benar adanya.
Hingga sampai diluar gedung, mereka langsung di sambut oleh sang supir dan membukakan pintu mobil kepada Nyonya dan Tuannya.
Di dalam mobil pun keduanya sama-sama diam, tak ada yang bersuara hingga sampai di mansion megah milik Daniel.
Ketika sampai, Daniel menyerngitkan dahinya karena ada dua mobil mewah terparkir rapi di garasi mansionnya. Pemilik mobil tersebut sudah pasti milik dari kedua orangtua Daniel dan Claudia.
“Aku yang menyuruh mereka datang kemari” ucap Claudia dengan ketus sambil berjalan masuk ke mansion seakan tahu kebingungan Daniel saat ini.
Sudah pasti Daniel kaget dengan ucapan sang istri. Daniel buru-buru mengejar sang istri, ia menahan pergelangan tangan Claudia
“Sayang, apa maksudnya kamu menyuruh papa dan mama datang ke sini, jangan bilang kamu memberitahu kejadian tadi kepada mereka?” ucap Daniel dengan wajah yang panik.
Melihat wajah suami yang nampak panik, Claudia hanya menatap dengan dingin dan tanpa minat.
“Iyah benar” Ucap Claudia singkat kemudian berjalan kembali.
Memang benar, Claudia menghubungi kedua orangtuanya dan mertuanya itu untuk langsung datang ke mansionnya untuk memberi tahu kabar tentang kehamilannya. Bukan tentang kejadian dikantor. Namun semua berada diluar kendalinya. Semuanya begitu cepat terjadi.
Tiba di ruang tamu depan, nampak orangtua mereka sedang duduk dan mengobrol ringan, membahas tentang bisnis sembari menunggu putera dan puteri mereka.
“Nah yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga” ucap papa Bram yang merupakan ayah Daniel. Mendengar hal itu ayah Agam, bunda Lara dan mama Sarah melihat bersamaan ke arah Daniel dan Claudia.
Namun mama Lara yang melihat Claudia yang nampak berantakan dan mata yang sembab langsung berdiri dan bertanya kepada sang anak
“Clau, apa yang terjadi nak”? tanya bunda Lara dengan cemas.
Claudia yang mendengar pertanyaan sang bunda pun, tak kuasa menahan isakan tangis yang sejak tadi di tahannya, karena kejadian di kantor tadi begitu cepat dan amat sangat menyesakkan hatinya.
Dia berlari, menangis dan langsung memeluk sang bunda dengan erat seolah mencurahkan kepiluan hatinya, sesak dan nyeri di dada. Mengisyaratkan bahwa aku sedang tidak baik-baik saja, aku terluka dan sedang rapuh.
Memang benar adanya, ikatan seorang ibu dan anak sangatlah kuat. Bunda Lara langsung memeluk erat sang putri sambil menangis pula dan mengelus rambut panjang sang anak.
Papa Bram, mama Sarah dan ayah Agam yang masih bingung dengan kejadian ini hanya saling pandang. Hingga akhirnya Daniel buka suara
“Pa, mah, yah, bun maafkan aku karena telah menyakiti perasaan dan menghianati Clau” ucap Daniel sambil menundukkan kepala.
Papa Bram langsung berdiri dan menghampiri sang putra, memegangi bahu Daniel
“Bicara yang benar Niel, apa yang terjadi” Gemas papa Bram karena hanya bicara setengah-setengah.
“Aku menghianati Clau, aku telah berselingkuh dan sekarang perempuan yang menjadi selingkuhanku itu sedang mengandung anakku” Ucap Daniel dengan pelan dan bergetar
“Apa?” Ucap ayah Agam, papa Bram, Bunda Lara dan mama Sarah bersamaan.
Papa Bram langsung memberi hadiah bogem di wajah sang anak secara bertubi-tubi.
Kericuhan pun terjadi kembali. Ayah Agam yang tak terima perkataan Daniel langsung menarik kerah baju Daniel dengan sangat keras. Rasanya Daniel seperti dicekik oleh mertuanya saat ini. Tapi dia tidak melakukan perlawanan karena sejatinya yang salah disini adalah dia sendiri.
“Katakan sekali lagi anak muda apa yang kamu katakan barusan!!! Ucap ayah Agam sambil terus mengetatkan tarikan kerah baju Daniel.
Daniel sendiri sudah tak mampu memberi perlawanan, mukanya sudah merah akibat ulah sang mertua.
“I,i,itu benar a,adanya yah, su,su,sungguh aku mi,,nta ma,aaaf” ucap Daniel sambil terbatuk-batuk.
Mendengar hal itu, ayah Agam semakin mengetatkan tarikan kerah baju Daniel dan tanpa aba-aba langsung memberi hadiah bogem mentah di muka Daniel sampai Daniel langsung mimisan.
“Akh, Daniel” teriak mama Sarah melihat keadaan putranya yang mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari sang suami dan besannya.
Bunda Lara yang sedang memeluk putrinya, langsung melerai pelukan itu dan berlari menghentikan pukulan suaminya kepada Daniel yang membabi buta.
“Berhenti mas, lepaskan tanganmu, jangan menyiksa Daniel seperti itu” Bunda Lara berkata sambil menangis.
“Dia pantas mendapatkannya” ucap papa Bram dengan dingin.
Benar, papa Bram hanya melihat Agam terus memukuli anaknya tanpa ampun dan tidak ada niat sama sekali untuk melerai, karena pikirnya itu pantas di dapatkan Daniel. Dan mungkin saja, itu tidak setimpal dengan sakit hati menantunya saat ini.
“Papah ini apa-apaan” teriak mama Sarah yang langsung memeluk sang putra ketika ayah Agam melepaskan tangannya di kerah baju Daniel.
Uhuk uhuk uhuk…
Daniel terbatuk-batuk akibat cengkraman dlehernya tadi sangatlah kuat.
Ayah Agam langsung melirik sang putri yang tengah berdiri mematung dengan tatapan kosong.
“Ayo pulang, ini bukan rumahmu lagi. Jangan bertahan di sisi orang yang suka selingkuh” Ucap ayah Agam kepada Claudia
“Sekali selingkuh, maka ke depannya pun akan begitu” tambah ayah Agam.
Jangan lupa like comment dan subcribe ya sama favoritin juga
Jangan lupa vote juga hehehe. 1 vote sangat berarti buat author yang pemula ini
Sekalian mampir di Ig aku : _dawnlover011
Salam Hangat dari kota Kembang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Alanna Th
smoga daniel diusir dari kk ortunya. kejam tapi sdh bikin kecewa n malu ortu 😠😠😠
2023-05-15
1
Bayu Chandri
aku suka kalo sikap tegas begini
2023-04-26
3
tina yusuf
ya begitu kalau lupa dgn kebaikan sebelumnya jadi selingkuh
2023-02-21
1