Rose atau nama panjangnya Rose La Cieste, yang mengaku sebagai Pemilik toko scroll dan mantan pengajar di Akademi sihir Ibukota. Menawarkan dirinya untuk menjadi guru.
Aku yang sekarang berada di lapangan latihan bersamanya masih bingung dengan situasi mendadak ini.
Rose dengan santainya langsung mengajari Yuna cara menggunakan sihir dengan benar di lapangan
Dari yang kudengar dari Wilmort, seharusnya mantan guru yang bekerja di sana terbilang cukup keras kepala dalam hal menawar.
Tetapi ini malah kebalikannya. Ini sangatlah mudah sampai aku tidak perlu meminta dan dengan sendirinya mengajukan diri sebagai guru Yuna.
Aku yang melihat kemampuannya pun tidak meragukannya sama sekali, dia benar benar memiliki skill mengajar yang setara dengan pengajar di Akademi sihir ibukota.
Aku yang masih diam menatap mereka saling berlatih, mengeluh dalam hatiku.
"Aku benar benar tidak mengerti.... Banyak sekali hal yang terjadi hari ini, dan itu membuatku sangat pusing." Ucapku dalam hati.
"Aku tiba tiba bertemu dengan seseorang yang mengaku dirinya sebagai mantan pengajar akademi sihir di ibukota, sekaligus pemilik toko scroll itu. Dan dia dengan mudahnya menawarkan dirinya untuk melatih yang saat itu kubilang bahwa temanku (yang aslinya Yuna) memerlukan seseorang untuk mengajarnya memakai sihir.
Aku yang masih melongo melihat mereka berlatih, tersadar ketika ada orang yang menepuk bahuku dari belakang.
"Hei."
Aku yang menyadari ada orang yang menepuk bahuku dari belakang langsung menengok kebelakang.
Orang yang menepuk bahuku adalah seorang pria yang memakai baju besi dengan pedang dipinggulnya dan memakai perisai kayu di tangan kirinya.
Sangat pas sebagai peralatan untuk berlatih.
"Apakah mereka temanmu?" tanya pria itu.
"Mereka?...ah, memang salah satunya temanku, tetapi 1 nya lagi bukan." balasku.
Setelah aku mengatakan itu, pria itu dengan santainya duduk disebelahku sambil menatap Yuna dan Rose yang sedang berlatih.
"Kau tau, sudah lama aku tidak melihat Nona Rose melatih seseorang."
aku yang mendengar pria itu mengatakan nama Rose, langsung bertanya kepadanya.
"Hah? apakah kau mengenal Rose?" ucapku terkejut.
"Ya.... dulu dia adalah pengajar di akademi sihir, aku sempat menjadi muridnya saat itu.
Pria itu yang melihat Rose sedang melatih Yuna tiba tiba mukanya berubah menjadi sedih.
"Apakah kau ingin mendengar cerita tentang seseorang yang dulunya bermimpi menjadi Kstaria?" Tanya pria itu kepada Rave.
Aku yang menyadari maksud dari omongannya langsung menjawab.
"Karena aku sedang menganggur dan tidak sibuk, aku akan mendengarkan ceritamu kali ini." Ucapku pelan.
"Terima kasih." ucap pria itu.
Pria itu menarik napas sebelum melanjutkan.
"Dulu, ada seorang anak laki laki yang pernah diselamatkan oleh Ksatria dari negaranya, anak laki laki itu mengagumi dan bermimpi untuk menjadi sepertinya suatu saat. Dia berlatih tiap hari, mempelajari sihir, bahkan berniat untuk pergi ke Akademi sihir yang terkenal di ibukota kerajaan demi mengejar mimpinya menjadi seorang Ksatria."
Anak laki laki itu sudah jelas adalah dirimu sendiri.
"Awalnya anak laki-laki itu ditolak, tetapi ia terus belajar dan belajar hingga akhirnya diterima di Akademi sihir yang selalu ia dambakan. Setelah itu, dia bertemu dengan seorang pengajar sihir yang sangat luar biasa di sana, dia mengagumi pengajar sihir itu. Bahkan sampai jatuh cinta padanya, itu membuat hari harinya menjadi harum seperti bunga.
Dan sudah pasti pengajar sihir itu adalah Rose.
"Tetapi, semua itu berubah ketika ia mendengar bahwa pengajar sihir yang ia kagumi, keluar dari Akademi sihir. Mengapa? itu karena saat itu dia dicurigai telah membuat skandal dengan salah seorang murid di Akademi."
Skandal? dilihat dari sifat Rose terhadapku, kemungkinan itu benar-benar terjadi tidaklah 0%.
"Anak laki-laki itu tidak percaya kepada berita palsu itu dan memutuskan untuk keluar juga dari Akademi yang selama ini selalu ia dambakan, demi mengejar gurunya yang dia kagumi, dia sampai tinggal di kota yang sama dengannya, melihatnya setiap hari, bahkan sampai membantunya merapikan gudang tokonya saat berantakan."
"Bentar-bentar, itu terdengar seperti penguntit kan? " Pikirku dalam hati
"Anak laki laki yang sudah menjadi pria pun akhirnya disadari oleh Gurunya, ia ditawari bekerja di toko yang dimilikinya, diberi tugas setiap hari, dan juga makan bersamanya tiap malam. Pria itu sungguh senang dengan hidupnya sampai ia berharap bahwa waktu akan berhenti untuk selamanya."
Jadi ada hasilnya juga ya? semangat ya.
"Tetapi.... Pria itu sadar, bahwa apa yang dilakukannya selama ini membuat dirinya semakin jauh dengan impiannya. Pria itu mengalami dilema, bahkan ia sampai bertanya ke Gurunya tentang apa yang harus dilakukan ia kedepannya."
Kau baru sadar soal itu?
"Gurunya mengatakan bahwa pria itu harus memutuskan jalan yang akan dipilihnya sendiri untuk masa depannya. Karena itu adalah hidupnya, gurunya merasa bahwa bukan keputusannya dalam memutuskan jalan yang akan dipilih pria itu."
Hoooh...ternyata bijak juga Rose itu...
"Tetapi tetap saja, pria itu masih takut dalam memilih dua pilihan, antara ia ingin mengejar mimpinya dan menjadi seorang Ksatria, atau tetap tinggal dan membantu gurunya dalam menjalani kehidupannya sehari-hari."
Jujur saja, menurutku kau harus meninggalkan gurumu sendirian.
"Sampai hari ini pun pria itu masih bingung, hingga ia kadang meminta saran kepada orang lain mengenai pilihan yang harus diambilnya, bahkan dia sampai ke peramal untuk membantunya melihat ke masa depan tentang apa jalan terbaik yang akan dipilih orang itu."
"Tetapi sampai sekarang pun pria itu masih bingung?"
"Ya... maka dari itu pria itu bertanya kepada orang yang ada disampingnya saat ini....."
"......"
"......"
Apakah pria itu sebenarnya kam-"
"ku beritahu sekali, orang itu tidak ada hubungannya denganku ataupun orang yang ada di depanmu sekarang."
Dilihat dari mana pun itu ada hubungannya dengan kamu dan Rose.
"Aku hanya bercerita mengenai temanku yang sedang bingung sekarang. Jika kau punya saran untuk diberikan kepadanya, aku akan menyampaikannya ketika aku bertemu dengannya.
"kalau begitu, aku akan memberi suatu saran kepada temanmu itu."
"Saran apa pun akan kusampaikan."
"Kalau begitu ...........BERHENTILAH MENJADI ORANG BODOH YANG HANYA MENGIKUTI JEJAK GURUMU DAN FOKUSLAH KE IMPIANMU DASAR BODOOOOOOH!!!!!" Teriakku ke pria di depanku.
Pria yang ada di depanku langsung membelalak kaget melihatku berteriak.
"HANYA ADA ORANG BODOH YANG TIAP HARINYA TIDAK SADAR AKAN IMPIANNYA SENDIRI DAN MEMBUAT PELARIAN YANG TIDAK ADA GUNANYA UNTUK DIRINYA SENDIRI DENGAN MENGURUS TOKO DAN MEMBERSIHKAN GUDANG TIAP HARINYA." lanjut teriakku ke pria itu.
"......."
"MAKA DARI ITU KEJARLAH IMPIANMU BODOOOOOOHHHHHHHH!!!!!"
"......."
Pria di depanku yang dari tadi hanya berdiam seketika berdiri dan membungkukkan badannya.
"Terima kasih.... Terima kasih banyak!" Ucap orang itu berterima kasih.
Aku yang melihat pria itu membungkuk, meletakkan tanganku di bahunya.
"Sampaikan saranku kepadanya."
"Pasti.... pasti akan kusampaikan, pasti akan kusampaikan dengan nyawaku sendiri..." ucap pria itu sambil membungkuk.
Ketika aku melihat Yuna dan Rose sudah selesai berlatih... Aku langsung berpamitan dengan pria yang ada di depanku.
"Aku harus pergi sekarang, Terima kasih telah menceritakan cerita temanmu kepadaku." ucapku pelan.
"Tidak! aku lah yang harusnya berteruma kasih, Terima kasih karena telah memberikan saran yang pasti akan terus menempel di hati temanku." Balas pria itu.
"Kalau begitu, aku pergi sekarang, sampai nanti!" ucapku sambil berlari meninggalkan pria itu dibelakang."
"T-tunggu!"
"Hmm?"
"A-anu, bolehkan aku tau siapa namamu?" tanya pria itu
"Namaku Rave, panggil aku Rave.... Kalau kamu?"
Pria itu yang ditanyakan namanya langsung memasang wajah dengan penuh bangga.
"Namaku adalah William, William D Xavier. Senang bertemu denganmu Rave."
Aku yang telah mendengar nama pria itu langsung melambaikan tangan dan berlari ke arah Rose dan Yuna.
Pria itu dari kejauhan masih menatapku.
Setelah menatap selama 5 menit, pria itu membalikkan badan dengan senyuman di wajahnya seolah beban yang ada di dirinya sudah menghilang.
"Tunggu aku....Rose.......Aku pasti.......pasti akan menjadi lebih kuat dari diriku yang sekarang." ucap pria itu tersenyum.
Dan begitulah...pria itu dengan gagah berjalan keluar dari Kamp pelatihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Munzhou
lanjut thoorrrr
2023-01-12
1