Absolute Word

Absolute Word

Episode 1 : Reborn

Salam kenal semuanya, Untuk novel kali ini. saya akan membuat cerita bertemakan Dunia lain dengan konsep sihir.

Mohon Dukungannya Untuk Novel ini, apabila ada kesalahan kalimat/tutur kata, silahkan berkomentar agar kedepannya saya bisa lebih baik dan dapat memperbaiki kesalahan saya sendiri.

Terima kasih dan selamat membaca!

...----------------...

Namaku Rave, Siswa SMA yang baru saja lulus 2 bulan lalu.

Aku berumur 18 Tahun dan berpenampilan seperti anak biasa pada umumnya.

Minggu lalu, aku menerima pemberitahuan bahwa aku lulus dalam penerimaan beasiswa di Amerika.

lebih tepatnya aku diterima setelah gagal selama 16 kali.

Maka dari itu, aku sangat bersemangat pada hari ini, karena hari ini aku akan segera pergi ke sana.

Hari sudah menunjukkan pagi, dan aku membuka jendelaku untuk menikmati angin sejuk di pagi hari.

"Ahhhh, segarnya..." Ucapku sambil menghirup angin di luar.

Dari kecil, aku sudah senang dengan angin pagi, entah kenapa rasanya berbeda dengan yang lain.

*Drrrk* {Suara Jendela}

"Selamat Pagi Rave~~"

Aku menengok ke asal suara itu, suara yang selalu kudengar tiap harinya.

"Ah, Selamat pagi Nina."

Dia adalah Nina, teman masa kecilku.

Kita sudah bersekolah bersama sejak Tk, dan sampai SMA pun kita masih bersama.

"Kau terlihat sangat bersemangat, apakah ada sesuatu?" Tanya Nina dengan penasaran.

Ah, langsung ke topiknya ya.

"Apakah kau ingat Nina? minggu lalu, aku diterima di Universitas luar negeri tepatnya di Amerika. Waktu ketika aku mengobrol denganmu di Telepon itu lo.."

"Ah, yang beasiswa itu ya?"

"Betul sekali, siang ini, aku akan langsung berangkat menuju bandara."

Entah kenapa ekspresi Nina berubah menjadi sedih.

"Begitu ya.... Kalau begitu, semangat ya Rave." Ucap Nina dengan ekspresi yang berlawanan dari kalimatnya.

"Tentu saja!, ini adalah impianku untuk belajar di luar negeri!

"Kalau begitu, sampai nanti." Ucap Nina sambil menutup jendelanya.

"Eh? Nina?"

Aku memanggilnya beberapa kali, tetapi tidak ada jawaban.

"Mungkin lagi buru buru kali ya?" Pikir ku dalam hati

Aku langsung mandi dan menyiapkan Ransel ku untuk bersiap menuju bandara.

Setelah selesai sarapan dan ketika waktu sudah menunjukkan pukul 10.30, aku memesan taksi untuk mengantarku ke bandara.

*Tin tong* {Suara Lonceng Rumah}

"?"

Tamu?

"Iya, sebentar..."

Sebelum membuka pintu, aku mengintip dulu untuk melihat siapa yang datang.

Seorang gadis dengan pakaian rapi berwarna Biru dan rambut hitam yang diikat ponytail, serta memiliki aura dewasa.

Ya, itu adalah Nina.

Aku membuka pintuku

"Nina?, ada perlu apa kamu ke sini?"

"...."

Nina memasang wajah cemberut.

"Biarkan aku ikut."

"Eh?"

"Biarkan aku ikut bersamamu ke Bandara!"

Dalam sekejap aku bingung

"Tapi..... Kenapa?"

"Ini adalah saat terakhir aku bisa melihatmu, kita udah bersama sejak kecil. Dan aku ingin bersamamu sampai saat saat terakhir."

"Bentar-bentar, aku bukannya pergi selamanya loh.. hanya beberapa tahun saja."

"Tapi tetap saja, aku tidak bisa melihatmu untuk beberapa tahun kedepan..."

Ya memang benar sih.

"Kumohon! biarkan aku pergi bersamamu!"

Nina membungkukkan badannya.

"Tapi... sebaikny-"

"Kumohon!"

Sepertinya aku tidak bisa menolak

Aku sudah kenal Nina sejak kecil, dan inilah mengapa Nina bisa dibilang sangat keras kepala.

"Baiklah.. kau boleh ikut."

"Ha? beneran? beneran nih Rave?"

"Tapi!.....kau harus mengabari orang tuamu dulu."

Nina yang mendengar dirinya diperbolehkan ikut langsung menjawab dengan semangat.

"Okey Raveeee!"

Tidak lama setelah itu, taksi yang ku pesan telah sampai di depan rumahku.

Nina dan aku langsung berangkat bersama menuju Bandara.

Di perjalanan yang kondisinya cukup rame, membuatku sedikit mepet dengan jadwal yang sudah ku buat sebelumnya.

Maka dari itu, ketika sampai di bandara, aku sedikit terburu buru untuk melakukan check in dan mempersiapkan hal lainnya.

Dan ketika aku sudah selesai dan bersiap untuk memasuki pesawat.

"Nina, sampai sini aja"

"!"

"Makasih ya sudah mengantarku pergi, saat di sana, aku pastikan untuk memberimu kabar setiap paginy- "

"Kumohon..."

Eh?

Nina yang tadinya menunjukkan ekspresi ceria dan senang, sekarang matanya berlinang air mata

"Kumohon, jangan lupakan aku.. ketika kamu di sana, pastikan kamu mengabariku setiap harinya ya." Ucap Nina sambil menahan tangisnya.

"Sudah pasti kan? pasti aku akan-"

"Dan juga! pastikan kamu jaga kesehatanmu! jangan makan mi instan terus!"

"Iya-iya, aku tau kok."

"lalu.... lalu..."

Nina sekarang terlihat seperti orang tua yang menceramahi anaknya.

"Ketika kamu sudah pulang, jangan lupa oleh-olehnya."

"Tentu saja aku tidak akan lupa."

Nina tersenyum.

"Kalau begitu, sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi, sana berangkat! "

Nina mendorong ku.

"Iya-iya, aku berangkat dulu ya. Terima kasih sekali lagi sudah mengantarku." Ucapku sambil tersenyum.

Aku melambaikan tanganku kepadanya dan berlari.

Dari kejauhan aku megintip, dia masih menatapku, mungkin dia benar benar ingin melihat saat saat terakhirku pergi.

"Sampai ketemu lagi.....Rave."

Dan begitulah aku sampai tepat waktu di Pesawat.

`Mohon untuk memakai sabuk pengaman dan buka penutup jendela di sebelah anda (Pengumuman Pesawat)

Aku membayangkan saat saat aku kuliah di sana.

Mungkin aku akan mendapat teman baru di sana, bahkan bisa dapat pacar.

`Pesawat akan segera lepas landas.

Kabar Ayah dan Ibu gimana ya? Apa mereka sehat?

`Lepas Landas dalam 3 detik

Aku rindu dengan mereka, sudah 3 tahun sejak terakhir kali aku bertemu mereka.

`3

Mungkin aku akan menghubungi mereka ketika sudah sampai di sana.

`2

Dan juga, pastikan aku tidak lupa mengabari Nina di sana.

`1

Karena dia itu orang yang-

Aku menengok ke jendela

"Eh? "

Mataku terbelalak kaget, karena aku melihat ada api di turbin pesawat.

`Pengumuman darurat : ditemukan ada masalah pada turbin pesawat sehingga keberangkatan pesawat akan ditunda untuk sementara. Mohon untuk keluar pesawat dengan tenang dan tidak mendorong penumpang 1 sama lain.

Dalam sekejap, Turbin Pesawat yang persis ada di sebelah tempat dudukku.

Meledak.

...----------------...

Semua padanganku menjadi gelap seketika

Aku tidak tau apa yang terjadi. tapi anehnya tubuhku terasa ringan.

Ada sebuah cahaya di depanku.

Cahaya itu memberikan sensasi hangat yang terasa nyaman.

karena aku penasaran, Aku berlari menuju cahaya itu..

semakin dekat dengan cahaya itu. semakin aku merasa tubuhku menjadi hangat.

Hingga akhirnya, aku sampai di cahaya itu.

...----------------...

Aku sampai pada ruangan yang serba putih dan terlihat seperti ruangan dalam kastil yang pernah kutonton di acara televisi jadul.

Semuanya benar benar berwarna putih, bahkan kulitku yang berwarna kuning langsat terlihat seperti menyatu dengan ruangan ini.

Aku maju kedepan, menuju tempat dimana ada tempat duduk yang terlihat seperti singgasana di sana.

Singgasana itu juga berwarna putih. Padahal di duniaku itu biasanya berwarna merah dan dilapisi emas di sekitarnya.

Aku yang penasaran mendekati singgasana itu.

Aku berjalan perlahan dengan suara kakiku yang menggema di seluruh ruangan.

*Tap *Tap * Tap* {Suara langkah kaki}

Sambil berjalan, aku memikirkan hal tidak penting seperti apakah ini surga? atau apakah ini adalah altar penyucian yang kubaca di komik itu?

Walaupun aku membayangkan semua itu, tidak ada satupun gambaran mengenai ruang serba putih di dalam cerita kehidupan setelah kematian.

Kalau begitu apakah ini hanya khayalan? bisa jadi.

Sambil memikirkan hal lain yang terus muncul di pikiranku, aku akhirnya sampai di Singgasana.

Singgasana itu yang berwarna putih, entah kenapa tidak terlihat seperti singgasana bagiku.

Ketika aku berniat untuk duduk di singgasana itu, sebuah suara datang dari belakangku.

"Selamat datang manusia."

"?!"

Aku yang terkejut langsung membalikkan badanku menuju asal suara itu.

"S-siapa?"

Di depanku, ada sebuah wanita serba putih yang terlihat seperti mengenakan gaun pengantin dari duniaku.

Wanita itu benar benar menyatu dengan sekitar karena penampilannya yang serba putih, tanpa ada warna apapun kecuali matanya yang berwarna biru.

Aku yang masih kebingungan dengan situasi sekarang, hanya diam melihat wanita itu berjalan mendekat.

"Hmm? kenapa kau hanya diam? ah, kau pasti kebingungan dengan tempat dimana kau berada sekarang kan?" Ucap wanita itu.

"Ah, i-iya, jika kau tau. Bisakah kau memberitahuku tempat apa sebenarnya ini?"

Wanita itu tersenyum mendengar pertanyaanku.

"Tempat kau berada sekarang adalah Sanctuary. Tempat yang berada di antara surga dan neraka."

"Hah? S-sanctuary?"

"Iya, Sanctuary. Jika kau melihatnya dari perspektif duniamu, mungkin kau bisa menganggapnya sebagai altar penyucian."

Setelah mendengar penjelasan dari wanita itu, aku akhirnya bisa sedikit mengerti tentang tempat ini.

"Altar penyucian? itu berarti, aku sedang di tempat dimana dosaku disucikan sebelum masuk ke surga kan?" Ucapku menjelaskan.

"Ya...tetapi kali ini kamu tidak akan menuju ke sana."

"Eh?"

"Kau akan dikirim menuju Dunia Baru. Lebih jelasnya seperti dunia sihir yang biasa kau lihat dalam acara televisi di duniamu."

"Bentar-bentar, aku tidak pernah mengetahui bahwa ada Dunia Baru seperti itu dari duniaku."

"Kalau itu sudah jelas, karena Dunia itu benar benar terpisah dari dimensi di mana duniamu berada."

"Eeeeehhh, beneran?

Wanita itu hanya tersenyum menanggapi pertanyaanku.

"Apakah kau ingin kembali ke duniamu?"

"?!"

Seolah mendengar sesuatu yang sangat kunantikan seumur hidupku, mataku terbelalak kaget mendengar pertanyaan itu.

"Aku.... bisa kembali?" tanyaku terkejut

"Tentu saja bisa, karena aku adalah Dewi."

"Eh?"

"Jika kau menginginkan kembali ke duniamu setelah kamu menyelesaikan tugasmu di dunia baru ini, maka dengan senang hati akan kukabulkan."

"Tugas?"

"Ya, tugasmu adalah membantu manusia dalam mengalahkan ras iblis di dunia ini. Lebih simpelnya, aku ingin kamu mengalahkan raja iblis Aatrox sebagai pahlawan

"Jadi sebagai pahlawan aku hanya harus membantu manusia mengalahkan ras iblis dan raja iblis yang bernama Aatrox itu?"

"Tepat sekali!" Ucap Dewi itu sambil menjentikkan jarinya."

Entah kenapa terdengar klasik seperti video game dari duniaku sebelumnya.

"Dan agar kamu lebih cepat memahami, aku sudah menyiapkan sebuah benda yang akan memberikanmu pengetahuan mengenai segala hal yang ada di dunia Baru ini."

"Benda?"

"Ya, kau bisa menyebutnya sebagai tab tutorial."

Tiba tiba sebuah layar muncul di depan mukaku.

"Woah, apakah ini seperti VR?"

"Vr? apakah itu adalah salah satu teknologi dari duniamu? jika iya, harusnya kau sudah tau cara menggunakannya kan?"

"Tentu saja aku tau cara menggunakannya."

Aku memencet tombol Tutorial tab yang ada di Viewku.

Ketika aku Memencetnya, aku dihadapkan oleh banyak tutorial dan berbagai informasi penting mengenai Dunia Baru.

Dunia Baru ini adalah dunia sihir, dan ada berbagai ras yang ada di dalamnya, bukan seperti bumi. Di sini ada human, Elf, Orc, Dwarf, demon, dll. Ada juga Ras campuran seperti Half Elf, Half human, Half Orc, dan lain lain.

Populasi di dunia Baru juga terbilang banyak, mencapai 4 Miliar manusia, 2 Miliar Demon, 800JT yang terdiri dari Demihuman lainnya (kecuali elf), dan Elf yang hanya 1JT. untuk Ras campuran hanya berjumlah 500 ribu, yang terbilang cukup langka.

iblis atau ras demon dengan pemimpin mereka Aatrox adalah musuh terbesar umat manusia. Manusia dan Demon sudah berperang lebih dari 5 Abad, dan masih belum berhenti sampai sekarang.

Dan sosok yang dikenal sebagai reinkarnator atau pahlawan, adalah sosok yang dipanggil oleh manusia untuk membantu mereka melawan Iblis

Jadi bisa dibilang aku adalah pahlawan yang dipanggil untuk melawan Iblis. Tetapi entah kenapa aku tidak merasa senang atau semangat tentang itu.

Ada juga pilihan mengenai perubahan muka dan struktur badan. Karena aku menyukai penampilanku, aku tidak mengganti apapun. Kecuali Rambutku yang berwarna Merah kuubah menjadi hitam.

Setelah 3 jam mempelajarinya semua yang ada, Dewi itu datang memanggilku.

"Apakah kau sudah siap?"

Aku mengarahkan pandanganku ke arah dewi itu.

"Ya, sepertinya aku sudah siap sekarang."

"Kalau begitu, langsung saja kita mulai ritualny-"

Sebelum menyelesaikan kalimat akhir, Dewi itu terlihat seperti sedang kelupaan sesuatu.

"Oh iya! aku lupa memberikanmu sesuatu."

"Eh? apa?"

"Sebuah skill spesial yang telah kusiapkan untukmu."

"Skill spesial?"

"Ya, itu adalah Absolute Word."

Ketika aku mendengar nama skill itu, aku langsung memasang ekspresi kebingungan.

"Absolute Word?"

"Ya, sebuah skill dengan kalimat mutlak yang akan mengabulkan segala keinginanmu."

"Eh? bukannya itu terlalu hebat?"

"Hmmm, bisa dibilang sih. Walau mungkin penggunaannya bisa terbilang memboros banyak mana..."

"Hoooh.. "

Sebuah notifikasi muncul dari pandangan view ku.

<[Cursed Skill] Absolute Word telah ditambahkan sebagai skill utamamu>

"Kalau begitu, ayo kita langsung saja memulai ritualnya!"

Aku yang mengetahui maksud dari Dewi itu langsung mengangguk setuju.

"Ya, ayo kita mulai."

Dewi itu mengarahkanku ke tengah tengah kastil dimana ada sebuah pola lingkaran yang terlihat seperti altar di atasnya

"Di sini?"

"Ya, tetaplah diam di situ."

Setelah beberapa saat, Dewi itupun meramalkan kalimat seperti mantra.

"ꏂꉧꄲ꒯꒐ꋬꉔ.... ꒒꒐ꂵ꒤ꇙ.... ꋊꏂ꓄ꋪ꒤ꂵ.... ꄲꋪꄲꇙ

Aku tidak mengerti bahasa mantra, tetapi yang aku tau adalah mantra yang digunakan oleh dewi itu sudah pasti mantra tingkat tinggi.

꒯꒤-꓄ꏂ ꇙ꒐ ꉔ꒤ꉔꏂꋪꏂꇙ꓄ꏂ ꒒꒤ꂵꏂꋬ!

Dalam sekejap, lantai yang kuinjak bersinar cerah dan membentuk suatu lingkaran sihir.

Aku hanya terpukau melihat itu, seperti sedang berdiri di tengah cahaya.

"Kalau begitu, Pahlawan...berusahalah sekuat tenagamu untuk membantu manusia dan mengalahkan ras iblis agar ketentraman dan kedamaian tercipta di dunia itu."

Aku mengangguk sebagai jawaban.

"Dan ketika kamu sudah berhasil, aku akan memanggilmu lagi ke sini untuk memenuhi janjiku yang kusebutkan tadi."

"Ya, pastikan kamu mengingatnya Dewi."

"Tentu saja kan? karena aku adalah Dewi.".

Aku hanya tersenyum mendengar Dewi itu membanggakan dirinya sendiri.

"Selamat jalan, Rave..." Ucap Dewi itu sambil tersenyum.

"Ya, Terima kasih untuk kesempatannya juga Dewi..." Balasku sambil tersenyum.

Seketika Cahaya yang menyelimutiku semakin terang, dan sangat silau. Sehingga aku reflek menutup mataku.

Namun, sebelum aku hendak dikirimkan, aku mengingat sesuatu yang kulupakan sebelumnya.

"Oh iya, kalau boleh tau. Siapa namamu Dewi?

Dewi itu yang mendengar pertanyaanku langsung terkejut.

"Benar juga, aku lupa memberitahumu ya."

Dewi itu tersenyum.

"Namaku adalah Destina, Dewi Destina."

"Hooooh, nama yang cantik juga.....Kalau begitu, aku berangkat dulu."

Pandanganku sudah sepenuhnya tertutupi oleh cahaya.

Walau aku sudah tidak bisa melihat apapun, aku masih bisa mendengar suara dibaliknya.

"Ya, selamat jalan. Rave.

Tepat setelah mendengar suara itu, padanganku yang tadinya hanya cahaya, sudah berubah menjadi...

"LANGIT?"

Terpopuler

Comments

Xyro.

Xyro.

izin scale char mu kak btw mampir

2023-01-29

1

noir

noir

buka jendela?

2023-01-12

1

Munzhou

Munzhou

semoga lanjut trus ya

2023-01-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!