Saat itu jam menunjukkan pukul 23.00, Killa belum juga tidur. Dia masih menunggu sang suami pulang. Padahal, suaminya tak akan pulang malam ini. Karena Raihan tampak terlelap, merasa lelah baru saja selesai bercinta dengan istri keduanya.
"Selamat datang kehancuran, Syakilla! Aku ingin lihat, reaksi kamu saat mengetahui perselingkuhan suami kamu dengan aku. Apa kamu masih tetap ingin bertahan atau memilih bercerai dengannya," ucap Syilla tersenyum licik.
Killa terkejut saat melihat pesan chat yang masuk dari nomor telepon yang tak di kenal. Sila mencuri nomor Killa dari ponsel Raihan. Syila mengirimkan foto-foto kemesraan dirinya dengan Raihan, dan juga foto pernikahan dengan dirinya.
"Tega kamu Mas. Ternyata selama ini kamu selingkuh? Bahkan kalian baru saja menikah. Padahal saat ini aku sedang mengandung anak kamu," ucap Killa lirih.
Killa tampak memegangi dadanya yang terasa sesak, hatinya begitu sakit, dan bahkan perutnya pun terasa tegang. Hingga akhir Killa memilih untuk merebahkan tubuhnya di ranjang, sambil memegangi perutnya yang terasa sakit.
"Bunda mohon, bertahanlah sayang! Meskipun, ayah kamu tak menginginkan kehadiran kamu. Bunda sangat menyayangi kamu, hanya kamu yang bunda miliki di dunia ini." Air mata Killa terus mengalir.
Suara ponsel Killa berdering. Ternyata nomor telepon yang mengirim foto-foto kepadanya. dengan tangan gemetar Killa menerima panggilan itu. Begitu jahatnya Syila, dia mengarahkan kamera ke arah Raihan yang tertidur pulas. Setelah itu dia turun dari ranjang, untuk berbicara di luar.
"Halo, Killa. Duh, kasihan. Pasti saat ini kamu sedang menangis ya? Karena akhirnya kamu tahu. Kalau suami kamu hanya mencintai aku. Asal kamu tahu, suami kamu itu terpaksa menikah dengan kamu. Kamu lihat sendiri 'kan? Dia lebih memilih tidur disini dari pada pulang ke rumah. Padahal kamu lagi hamil anaknya. So, lebih baik kamu pergi deh dari hidup kami. Karena cinta kami kuat," ucap Syila sambil tertawa puas.
"Dasar wanita ja*lang! Wanita ib*lis! Aku akan buat kau menderita. Lihat saja kau nanti! Sekarang kau masih bisa tertawa bahagia. Merasa menang," umpat Killa.
"Duh ... duh ... duh. Ternyata kamu masih berani ya? Membuat aku semakin bersemangat, membuat kamu semakin menderita. Aku yakin, kalau Raihan akan menendang kamu secara perlahan, dan menjadikan aku istri dia satu-satunya," ucap Syila.
Killa memilih mengakhiri panggilan dengan Syila. Dia sudah tak sanggup untuk berkata-kata lagi.
"Kenapa aku harus merasakan seperti ini? Selama ini aku bertahan, karena aku mengira kita akan berjuang bersama Mas untuk meraih cinta di pernikahan kita. Ternyata aku salah, kau hanya mempermainkan perasaan aku. Kamu tak pernah mencintai aku, kamu melakukan semua ini hanya untuk ayah kamu. Selama ini aku berusaha menepis ucapan kamu kepadaku, ternyata benar. Sampai kapanpun kamu tak pernah mencintai aku, meskipun kini aku sudah mengandung anak kamu," ucap Killa.
Jam menunjukkan pukul 06.00 pagi WIB. Matahari menembus tirai kamar tidur mereka. Membuat mata Raihan merasa silau, hingga akhirnya dia membuka matanya. Dia melirik ke arah Syila yang masih tertidur pulas. Apa yang Syila lakukan tak seperti Killa yang selalu membangunkan dirinya untuk sholat subuh.
Raihan meraih ponselnya di atas nakas untuk melihat jam. Dirinya terkejut, karena kini sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi.
"Huhft, aku kesiangan. Melewatkan waktu sholat subuh," ucap Raihan.
Raihan beranjak turun, dan memunguti pakaiannya yang sudah bercecer di lantai. Dia memilih untuk segera mandi, dan bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Dia yakin kalau Killa sudah menunggunya. Untungnya hari ini hari Sabtu, dia tak perlu ke kantor
Raihan baru saja selesai mandi, dan melihat Syila yang masih tertidur pulas. Raihan berjalan menghampiri istri keduanya dan duduk di pinggir ranjang.
"Sayang, bangun yuk! Aku mau pulang," ucap Raihan lembut, sambil mengelus rambut Syila, dan juga melabuhkan kecupan di kening Syila.
Syila mengerjapkan matanya, dan perlahan membuka matanya dengan sempurna.
"Jam berapa sekarang?" tanya Syila.
"Jam 06.20. Aku harus kembali ke rumah, pasti Killa marah padaku. Karena aku tak pulang semalam," jelas Raihan.
"Ini masih sangat pagi. Aku masih ingin memeluk kamu, nanti saja pulangnya. Please! Ini 'kan hari Sabtu, kamu banyak waktu untuk bersamanya," rayu Syila manja. Hingga akhirnya Raihan menurutinya. Raihan naik lagi ke ranjang, dan tidur di sebelah Syila.
Syila membuka kancing kemeja yang Raihan kenakan, dia juga membuka pengait celana dan resleting yang Raihan kenakan. Syila bangkit duduk dan melucuti pakaian Raihan kembali.
Dia langsung naik ke atas tubuh Raihan dan mencium bibir Raihan, membuat milik Raihan menegang. Perlahan ciuman itu menjadi bergairah, karena Raihan terhanyut. Terlebih saat tangan Syila menyelusuri leher turun perlahan ke tubuhnya, memberikan rangsangan di tubuh Raihan.
Syila tersenyum, kala mendengar Raihan mende*sah dan terlihat begitu menikmatinya. Syila menghentikan ciumannya, kini lidahnya bermain di leher Raihan, perlahan turun memainkan pen*til milik Raihan. Tangannya sambil memainkan rudal milik Raihan.
"Aaahh, sayang," de*sah Raihan.
Membuat Syila semakin bersemangat, dia langsung memasukkan rudal milik Raihan ke mulutnya, dan mengulumnya. Raihan semakin menggila, membuat dirinya melupakan rencananya untuk pulang ke rumah.
Syila mulai mengarahkan milik Raihan ke miliknya. Keduanya tampak mende*sah saat milik Raihan masuk dengan sempurna. Syila mulai memompanya naik turun. Tangan Raihan asyik mere*mas payu*dara Syila.
"Aahhh, faster sayang!" ucap Raihan dengan suara yang terdengar berat. Syila semakin mempercepatnya. Raihan sudah mencapai titik kli*maks. Hingga akhirnya dia berhasil menumpahkan cairan hangat ke rahim Syila.
"Kamu memang luar biasa sayang," puji Raihan.
Ternyata Raihan masih menginginkannya lagi. Dirinya bangkit duduk, dia yang akan memimpin permainan. Raihan meminta Syila membasahi miliknya, setelah itu dia menyuruh Syila menungging. Membalikkan badanya, membelakangi dirinya. Raihan memasukkan miliknya dari belakang. Raihan mulai memaju mundurkan miliknya, sambil tangan asyik memainkan kedua bukit kembar milik istrinya. Raihan semakin mempercepatnya. Hingga akhirnya dia berhasil mendapatkan pelepasan lagi.
Raihan mencoba mengatur napasnya yang terengah-engah, dan saat itu jantungnya masih berdegup kencang. Tubuhnya terasa lemas, setelah dua kali mendapatkan pelepasan. Raihan tampak membaringkan tubuhnya di ranjang.
"Aku pulang dulu ya sayang! Aku harus membagi waktuku untuk Killa. Dia sedang hamil anakku, kasihan. Aku sering meninggalkan dirinya," ucap Raihan, mencoba memberi pengertian, dan Syila akhirnya menganggukkan kepalanya.
Namun, yang dia lakukan bukan karena dia mengerti. Dia ingin melihat apa yang terjadi nanti, saat sang suami pulang. Raihan tak tahu, kalau semalam dia sudah membongkar perselingkuhan mereka kepada Killa.
Raihan pamit pulang, Syila mengantarkan sang suami sampai depan pintu unit apartemennya. Raihan baru saja sampai di rumah, sang ART bergegas untuk membukakan pintu pagar. Mulai hari ini Killa akan mempekerjakan ART untuk menemani dirinya dan membantunya untuk mengurus rumah.
Saat itu Killa baru selesai Sholat duha. Raihan langsung mencari keberadaan istrinya. Seolah dirinya tak punya salah.
"Untuk apalagi kamu pulang? Aku kira kamu tak ingat pulang, dan lebih memilih untuk tinggal bersama istri muda kamu," sindir Killa sambil merapihkan sajadah dan membuka mukenanya.
"Maksud kamu apa?" tanya Raihan yang kini sudah menatap Killa sinis
"Sudahlah! Tak perlu berpura-pura bodoh! Aku sudah tahu semuanya, kalau selama ini kamu berselingkuh dengan wanita ja*lang itu, dan bahkan kalian sudah menikah. Aku enggak menyangka, kalau kamu setega itu sama aku. Padahal aku saat ini sedang mengandung anak kamu," ungkap Killa.
"Oh, jadi kamu sudah tahu semuanya? Bagus deh kalau gitu, jadi aku tak perlu lagi menutupi semua ini dari kamu. Ya, aku dan Syila sudah menikah. Mulai sekarang, kamu harus terima Syila sebagai madumu! Aku tak akan menceraikan kamu, karena anak yang kamu kandung butuh aku," sahut Raihan.
Bagai di sambar petir di siang bolong, Killa benar-benar terkejut. Bukannya meminta maaf, Raihan justru meminta Killa untuk menerima Syila menjadi madunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Mimi Maryati
bikin greget aja suami nya itu
2023-08-14
0
Ratu Kalinyamat
ap yg akn dilakukan kmu syakila setelah tau suami kmu pny istri lg ap kmu rela dimadu. next masih penaran author ni
2023-08-06
0
Pia Palinrungi
udh killa kamunpergi saja sn raihan tg lah penderitaanmu kalau sampai ayah kamu tahu kalau kalau kamu sdh menikah
2023-07-02
0