"Kalian berdua ini benar-benar keterlaluan ya. Kau tahu tidak Raihan? Ayah sama Bunda sudah hampir setengah jam berada di depan. Apa salah satu diantara kalian, tak ada yang mendengar suara klakson mobil?" Cerocos Ayah Abimanyu.
"Dengar sih Yah sebenarnya, tetapi tadi lagi nanggung aku sama Syakilla. Setelah selesai, barulah aku bergegas membukakan pintu pagar. Lagian siapa suruh ganggu, seperti tak tahu saja masa pengantin baru," ucap Raihan berbohong.
"Syukurlah kalau kalian sudah saling mencintai satu sama lain, Ayah senang mendengarnya. Semoga pernikahan kalian selalu bahagia," ucap Ayah Abi. Rasa kesalnya hilang, saat mendengar rumah tangga anaknya dengan Syakilla.
Syakilla sudah terlihat cantik, dengan dress yang tadi Raihan pilih secara acak. Raihan tersenyum puas, melihat hasil pilihannya yang membuat Syakilla terlihat cantik.
"Ternyata selera kamu ok juga Raihan, dress itu membuat Syakilla terlihat berbeda," puji Raihan pada dirinya sendiri. Padahal, memang Syakilla aslinya cantik. Mau pakai apapun dia tetap terlihat cantik.
Syakilla langsung mencium tangan mertuanya secara bergantian, dan setelah itu langsung pamit membuatkan minuman untuk kedua mertuanya.
"Sepertinya, Ayah akan segera dapat kabar bahagia dari kalian. Raihan rajin bercocok tanam Ya, La? Jam segini saja, masih saja terus kerja," goda Ayah Abimanyu.
"Em, Enggak kok Ayah. Dia itu bohongin Ayah. Se ...," ucapan Syakilla terhenti, karena Raihan langsung memotong ucapan Syakilla. Raihan langsung menatap Syakilla tajam.
"Biasa Yah, Syakilla suka malu-malu kalau kita bicara tentang urusan ranjang," jelas Raihan.
"Iya, Ayah mengerti. Bunda juga dulu gitu, suka marah-marah kalau Ayah bahas adegan ranjang. Malu-malu kucing," ujar Ayah Abimanyu.
"Yah, sebenarnya ...," lagi-lagi ucapan Syakilla harus terpotong.
Raihan yakin, kalau Syakilla berniat mengadu kepada sang ayah. Tentu saja hal itu tak akan dia biarkan. Raihan berpura-pura, mengatakan lapar. Raihan menarik tangan Syakilla untuk menjauh dari orang tua. Menarik tangan Syakilla ke dapur, Raihan menyuruh sang bunda untuk duduk. Karena mereka yang akan menyiapkan makanan yang bundanya bawa.
"Awas ya, kalau kamu berani mengadu! Aku akan semakin menyiksa kamu. Lebih sekarang kita siapkan makanan, aku lapar," ucap Raihan.
Raihan tampak membantu Syakilla menyiapkan makanan. Diam-diam kedua orang tuanya menghampiri mereka.
"Bunda senang sekali melihat kemesraan kalian Bunda. Semoga kalian bisa seperti ini terus sampai tua nanti," ujar sang Bunda.
Syakilla memilih untuk diam, dan fokus menyiapkan makanan dan minuman. Bukan karena dia takut dengan ancaman Raihan, tetapi dia ingin mencoba memberi kesempatan kepada suaminya.
Mereka kini sudah berada di meja makan, Syakilla tampak melayani sang suami. Mengambilkan nasi, lauk, dan juga sayur untuk sang suami. Mereka terlihat akur, padahal biasanya mereka tak pernah seperti itu. Tak pernah sekalipun Raihan makan masakan sang istri. Mereka tak pernah makan bersama di meja makan.
"Raihan, Syakilla, sepertinya sudah saatnya kalian memiliki keturunan. Agar memperkuat pernikahan kalian. Ayah dan Bunda juga sudah tak sabar ingin segera menimang cucu. Oh ya, kapan kalian berniat untuk berbulan madu?" ujar Ayah Abi.
Ucapan sang ayah membuat Raihan tersedak. Untungnya Syakilla sigap, dia langsung memberikan air putih untuk sang suami. Selama ini Raihan selalu berusaha untuk menghindar dari Syakilla, dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak menyentuh Syakilla. Karena dia tak ingin Syila marah.
"Tapi Yah ...," ucapan Raihan terhenti karena sang ayah tak ingin mendengar penolakan dari Raihan. Membuat Raihan tak berkutik.
Bahkan sang ayah akan menyiapkan tiket bulan madu untuk mereka berdua. Hingga akhirnya mau tak mau dirinya mengiyakan.
"Killa, kamu tak merasa keberatan 'kan? Semoga saja dengan kehadiran anak di pernikahan kalian, membuat hubungan kalian semakin kuat," ucap Ayah Abi dan akhirnya Syakilla menganggukkan kepalanya pasrah.
Ayah Abi dan Bunda Bunga sudah pulang, kini hanya tinggal mereka berdua. Raihan terlihat gelisah. Pikirannya sejak tadi tak tenang. Dia yakin Syila akan marah, kalau tahu dirinya menyentuh Syakilla dan bahkan membuat Syakilla hamil.
"Kamu pikir aku mau hamil anak kamu. Kasihan jika anak itu terlahir ke dunia tanpa cinta dari ayahnya. Daripada hidup tersiksa seperti ini, lebih baik kita bicarakan sama ayah. Kalau kita tidak bisa melanjutkan pernikahan ini," ujar Syakilla.
"Enggak! Pernikahan ini harus dilanjutkan. Ayah pasti akan marah besar. Nanti aku coba pikirkan jalan keluarnya. Ya sudah, aku mau pergi dulu," ujar Raihan.
Raihan langsung meninggalkan Syakilla dan memasuki kamarnya untuk bersiap-siap.
"Kamu mau kemana Mas? Ini 'kan hari libur," protes Syakilla. Bagaimana mereka bisa segera memiliki anak, jika Raihan selalu pergi menghindar darinya.
"Aku butuh angin segar dulu. Kepala aku pusing, stres. Ya sudah, aku jalan dulu," ucap Raihan.
Mobil Raihan telah pergi meninggalkan rumah. Dia berniat menjemput sang kekasih. Sejak kemarin Syila terus merengek minta dibelikan tas branded, dan baru hari ini Raihan bisa mewujudkan keinginan kekasihnya.
Raihan terlihat lebih banyak diam. Kepalanya, rasanya ingin pecah. Saat ini dirinya berada di apartemen Syila.
"Yang, Ayah meminta aku dan Killa untuk segera memiliki anak. Sebenarnya, Aku sudah sempat menolak, tetapi ayah tetap memaksa. Aku bingung, aku harus seperti apa? Kalau aku menolak dan menceraikan Killa, ayah pasti sangat marah padaku," ujar Raihan.
Syila tampak terdiam. Sungguh posisi yang sangat sulit, tentu saja dia tak ingin berbagi dengan Killa. Meskipun status Killa kini adalah istri sahnya.
"Aku tahu kamu kecewa, makannya aku bicara sama kamu. Mungkin kamu punya solusi untuk masalah ini," ujar Raihan. Dirinya justru lebih memikirkan perasaan Syila dibandingkan Syakilla istri sahnya.
Raihan memeluk tubuh kekasihnya. Rasanya begitu berat untuknya mewujudkan keinginan ayahnya. Lantas bagaimana dengan Syakilla? Justru dalam hal ini Syakilla 'lah yang akan rugi.
"Ya sudah, kalau memang itu harus terjadi. Tetapi aku tak ingin kamu melakukannya dengan cinta. Cukup buat dia sampai hamil, setelah itu tugas kamu selesai," ucap Syila dengan santainya.
Dimana perasaannya sebagai sesama wanita? Mempertahankan laki-laki yang sudah menjadi milik wanita lain. Justru dirinya menyalahkan Syakilla, mengapa dia hadir di tengah-tengah hubungan dirinya dengan Raihan.
"Aku sayang sama kamu, aku mohon jangan pernah tinggalkan aku," ucap Syila.
"Apalagi aku? Bahkan hatiku hanya milik kamu seorang, meskipun status aku sudah menjadi suami Syakilla. Aku janji, tak akan pernah meninggalkan kamu. Aku masih terus berharap, kalau Ayah berubah pikiran. Huuft kenapa harus ada Syakilla diantara hubungan kita," cerocos Raihan. Sama halnya dengan Syila, Raihan pun menyalahkan hadirnya Syakilla diantara hubungan mereka.
"Malam ini aku ingin menginap disini. Biar saja si Syakilla di rumah sendiri," ujar Raihan. Tentu saja hal itu membuat Syila tersenyum bahagia, karena dia tetap selalu menjadi prioritas bagi Raihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Wahyu
bikin emosi perempuan jgn lmh
2024-03-20
0
Samsia Chia Bahir
Syakila syakilaahhh, mending g usah diprtahanin prkawinanx deeehhhh 😣😣😣😣😣
2023-08-29
0
Valkarin Lv
👍👍👍
2023-08-13
0