Syakilla dan Raihan sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Namun, pernikahan mereka tak seperti pernikahan pada umumnya. Tak ada cinta di hati keduanya. Jika Syakilla akan berusaha untuk mencintai suaminya, tetapi tidak untuk Raihan. Keputusannya sudah bulat, dia akan tetap mempertahankan hubungannya dengan Syila.
Tak ada raut bahagia di wajah Raihan, dan justru Raihan menatap sinis ke arah Syakilla. Menunjukkan rasa tak sukanya atas pernikahan ini. Pernikahan apakah ini?
"Sepertinya dia tak menyukai pernikahan ini?" gumam Killa dalam hati. Hatinya seakan meringis. Namun, dia berusaha untuk menepis perasaannya itu.
Acara selanjutnya, Raihan diminta memakaikan cincin di jari manis Syakilla. Setelah itu Syakilla langsung mencium tangan Raihan sebagai rasa hormatnya kepada laki-laki yang baru saja resmi menjadi suaminya. Raihan pun terpaksa mengecup kening Syakilla.
"Raihan, sekarang kamu sudah resmi menjadi suami Syakilla. Ayah titip Syakilla sama kamu ya, tolong cintai dan sayangi dia! Jangan pernah kamu sakiti hatinya! Kalau sampai hal itu terjadi, kamu akan berhadapan dengan Ayah. Karena sekarang, Ayah dan Bunda adalah orang tua penggantinya," ucap Ayah Abimanyu, saat prosesi acara sungkeman.
"Eemmm, iya." Hanya itu yang Raihan bisa ucapkan, karena dirinya tak bisa berjanji panjang lebar yang akhirnya nanti dia tak tepati.
Setelah prosesi acara akad nikah selesai. Mereka langsung bersiap-siap untuk acara resepsi mereka. Raihan terlihat dingin kepada Syakilla, karena Syakilla bukanlah wanita yang dia cintai. Pernikahan ini bukanlah pernikahan yang dia impikan.
Suasana terasa tegang, tak ada sepatah katapun yang terlontar dari bibir Raihan. Syakilla terlihat sesekali melirik ke arah Raihan yang sibuk memainkan ponselnya.
"Aku tunggu depan ya!" hanya kata itu yang terucap dari bibir Raihan. Dia merasa tak nyaman berada di dekat wanita yang telah resmi menjadi istrinya.
Raihan terlihat gelisah, karena Syila marah kepadanya. Dia meminta Raihan menemui dirinya malam ini. Dia takut kalau nantinya Raihan akan melakukan malam pertama dengan Syakilla.
"Iya, setelah acara selesai aku akan menemui kamu. Jangan marah lagi ya! Aku mencintai kamu, aku tidak mencintai Syakilla," tulis Raihan di pesan chatnya kepada kekasihnya. Raihan mencoba menenangkan kekasihnya, untuk tidak marah lagi.
Malam ini mereka akan menginap di hotel, sang ayah sudah menyewa satu kamar hotel untuk malam pertama mereka. Kamar hotel itu sudah dihias seperti kamar pengantin.
Besok, Raihan akan langsung membawa Syakilla ke rumah yang sudah sang ayah beli sebagai hadiah pernikahan mereka. Dengan alasan, dia ingin mengajak Syakilla hidup mandiri.
"Berikan Ayah cucu secepatnya!" titah sang ayah.
"Yah, aku sama Syakilla belum saling mengenal. Aku ingin kami saling mengenal dulu, dan menikmati hidup berdua. Layaknya masa pacaran," protes Raihan, dia mencoba memberi pengertian kepada ayahnya. Hingga sang ayah mengerti. Karena memang benar apa yang dikatakan sang anak, mereka berdua butuh saling mengenal.
Acara resepsi di mulai. Syakilla dan Raihan berjalan menuju pelaminan. Tanpa Raihan dan kedua orang tuanya Raihan tahu, Syila datang sebagai tamu undangan di pernikahan Raihan dan Syakilla.
"Harusnya aku yang di sana. Dampingi kamu, bukan dia," ucap Syila, sorot matanya terlihat penuh kebencian. Syila berniat akan merebut Raihan dari Syakilla, dia akan membuat Raihan membenci Syakilla.
Acara resepsi di mulai. Kedua mempelai mendapatkan ucapan selamat dari para tamu undangan yang datang ke acara tersebut. Syakilla berusaha melebarkan senyumannya, meskipun hatinya terluka dengan sikap dingin Raihan kepadanya.
Ingin rasanya dia berlari pergi meninggalkan acara ini. Demi menjalankan amanah dari orang tuanya, dia harus terjebak dengan pernikahan tanpa cinta.
"Ayah dan Bunda langsung pulang ya ke rumah. Selamat menikmati malam pertama kalian sebagai pasangan suami istri yang sudah sah," ucap Ayah Abimanyu dan Syakilla tampak mengangguk dengan malu-malu. Kala teringat, malam ini dia harus melayani suaminya dan memberikan mahkota yang selama ini dia jaga untuk suaminya. Sedangkan Raihan justru terlihat dingin.
Mereka kini sudah berada di kamar hotel, di kamar pengantin mereka. Tak ada sikap romantis yang dilakukan Raihan kepada Syakilla, layaknya pasangan pengantin baru.
"Aku mau pergi dulu! Kamu tak perlu menunggu aku pulang! Tidur saja, karena aku akan pulang larut malam," ucap Raihan ketus membuat Syakilla tersentak kaget.
"Ta-tapi ...," ucapan Syakilla harus terhenti, karena Raihan langsung membentaknya dan menunjukkan wajah tak suka.
"Cukup! Aku tak ingin dengar ucapan protes kamu! Ingat, jangan pernah bermimpi aku akan menyentuh kamu! Aku menikahi kamu hanya terpaksa, hanya menuruti permintaan Ayahku saja. Semua ini karena amanah tak bermutu orang tua kamu," bentak Raihan.
Jantung Syakilla seakan terhenti seketika. Hatinya terasa sakit. Laki-laki yang baru saja mengucap ijab kabul, kini dengan tega menggoreskan luka di hatinya. Seakan dirinya tersambar petir di siang bolong, dan menusuk hingga ke relung hatinya yang paling terdalam.
Raihan pergi meninggalkan Syakilla begitu saja. Tak ada perasaan sedikitpun kepada Syakilla. Dia lebih memilih untuk mendatangi kekasihnya. Padahal malam ini adalah malam pengantin dirinya dengan Syakilla.
"Ya Allah, mengapa takdir begitu kejam kepadaku? Apa salahku, sampai aku harus merasakan seperti ini? Mengapa dia menikahi aku, jika tujuannya hanya untuk menyakiti hati aku," ucap Syakilla lirih. Air matanya jatuh satu persatu, dia tak mampu membendung perasaan hatinya lagi.
Syakilla langsung membuka pakaian pengantin yang dia kenakan, dan membersihkan riasan di wajahnya. Syakilla langsung mengambil wudhu untuk sholat isya, dan mencoba menenangkan hatinya.
"Hanya Allah yang mampu membolak-balikan hati seseorang. Semoga suatu saat nanti, kamu bisa berubah. Menerima aku di hidup kamu," doa yang Syakilla ucapkan di sujudnya. Air matanya mengalir semakin deras, dirinya terlihat rapuh tak berdaya. Hanya Allah tempatnya mengadu, dan meminta pertolongan.
Setelah meluapkan perasaannya saat ini. Syakilla memilih untuk membaringkan tubuhnya di ranjang. Dia masih berharap, perasaan suaminya kepadanya bisa berubah dengan seiringnya waktu. Perlahan mata Syakilla meredup, hingga akhirnya dia tertidur pulas.
"Aku pulang dulu ya, Sayang. Aku takut Syakilla akan melaporkan kepada Ayah, jika malam ini aku tak pulang," ucap Raihan lembut kepada kekasihnya. Tak lupa dia melabuhkan kecupan di kening kekasihnya. Raihan sudah mulai mengantuk, karena dirinya baru saja bercinta dengan kekasihnya.
"Ya sudah. Tetapi ingat ya, jangan pernah sentuh dia! Kalau hal itu terjadi, aku akan pergi dari hidup kamu," ancam Syila.
"Kamu tenang saja, hal itu tak akan pernah terjadi! Makanya tadi saat ayah meminta aku untuk segera memberikan cucu. Aku langsung buat alasan yang membuat dirinya mengerti. Ya sudah, aku pulang dulu ya, I Love You," ucap Raihan.
Raihan baru saja sampai di kamar hotelnya, dan dia melihat Syakilla yang sudah tertidur pulas di ranjang. Hal itu membuat dirinya tak terima.
"Hei, bangun! Siapa yang menyuruh kamu tidur di ranjang! Tempat kamu itu di sofa! Aku tak sudi tidur satu ranjang dengan kamu," bentak Raihan. Bukan hanya berkata demikian, Raihan juga menarik tangan Syakilla dengan kasar. Membuat Syakilla terjatuh ke lantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
guntur 1609
kauaakan nyesal raihan. jalang yg suka morotimu kau pertahankan. istrimu yg baik kau tinggalkan
2025-02-13
0
Arie Chrisdiana
nggilani, jijik, siapa yg nikah dan siapa yg mlm pertama,,, hadeh,,,
2023-10-03
0
Putra Al - Bantani
baru baca 2 bab, keren kak langsung Subcrebe ya, mampir juga di karya ku kak
2023-09-27
0