"Senangnya aku, karena rasa cinta kamu tak pernah berubah kepada aku. Meskipun kamu sudah menikah dengan wanita itu," ucap Syila sambil bergelayut mesra ke kekasihnya.
"Mana mungkin aku berubah, Sayang. Pernikahan aku dengan Syakilla hanyalah pernikahan di atas kertas. Hatiku tetap menjadi milikmu," sahut Raihan yang langsung memeluk tubuh kekasihnya dan melabuhkan kecupan di pucuk kepala kekasihnya. Tentu saja hal itu membuat Syila merasa bahagia. Cintanya Raihan hanya menjadi miliknya seorang.
Syakilla sedang duduk termenung di teras depan rumahnya. Matanya kini mengarah ke langit yang begitu indah, kala malam hari. Sudah dua bulan mereka menikah, tak ada sedikitpun perubahan pada diri Raihan. Bahkan sikapnya kepada Syakilla semakin menjadi, membuat Syakilla merasa jenuh menjalani pernikahan dengan Raihan.
Raihan tampak kaget, saat melihat sang istri yang sedang duduk menunggu dirinya pulang. Raihan memilih langsung masuk ke dalam, tak menegur Syakilla sedikitpun. Membuat Syakilla merasa geram.
"Mas!" teriak Syakilla.
Raihan menghentikan langkahnya dan menengok kebelakang menatap sinis Syakilla.
"Apa seperti itu cara memanggil suami?" tanya Raihan.
"Cih, suami. Ternyata kau masih menganggap dirimu sebagai suamiku? Sekarang aku tanya, apa pantas suami yang baru saja pulang berkerja tak menyapa istrinya, tak menganggap kehadiran istrinya, dan memilih langsung masuk begitu saja ke dalam rumah?" sindir Syakilla.
"Terserah kamu saja, aku mau mandi. Aku lelah, ingin beristirahat," ucap Raihan dengan santainya. Dia langsung melanjutkan menaiki anak tangga dan masuk ke kamarnya.
Raihan membaringkan tubuhnya di ranjang. Dirinya tampak memijat keningnya yang tiba-tiba saja terasa sakit. Memiliki dua wanita di hidupnya, sungguh membuat dirinya merasa pusing. Syakilla bukanlah wanita yang mudah dia tindas.
Syakilla mengetuk-ngetuk pintu kamar Raihan berkali-kali, hingga akhirnya mau tak mau Raihan terpaksa membuka pintu kamarnya dan menatap Syakilla dengan tatapan yang tajam.
"Mau apa kamu kesini?" tanya Raihan sinis.
"Aku ingin meminta cerai," ujar Syakilla to the point membuat Raihan melongo.
Tanpa sadar Raihan menarik tangan Syakilla dengan kasar, dan melempar Syakilla ke ranjang dengan kasar.
"Sudah aku katakan! Aku tak akan menceraikan kamu dalam waktu dekat ini, kamu tunggu saja saatnya semua itu terjadi. Kau pikir menjadi janda yang baru menikah dua bulan itu menyenangkan? Aku yakin semua orang akan menganggap kamu sebelah mata," ucap Raihan tegas. Saat itu posisi Raihan mengukung tubuh Syakilla, membuat Syakilla tak bisa bergerak.
Syakilla tampak ketakutan, dia takut kalau Raihan akan merenggut kepera*wananya secara paksa. Keringat bercucuran membasahi wajahnya, wajahnya terlihat tegang.
"Tenang saja, aku tak akan meminta hakku sekarang. Persiapkan saja, jika suatu saat aku meminta kamu untuk melayani aku. Enak saja aku melepas kamu begitu saja, aku akan mengambil perawan kamu terlebih dulu sebagai bayaran atas pernikahan ini," ujar Raihan sambil tersenyum licik. Jari tangannya kini menyelusuri wajah, leher, dan tubuh Syakilla.
"Lepaskan! Kau tak bisa menuntut aku melakukan hal itu. Karena pernikahan kita hanyalah pernikahan di atas kertas, selama ini kau tak pernah menjalankan kewajiban kamu sebagai seorang suami," ujar Syakilla ketus.
Hari ini Ayah Abimanyu dan Bunda Bunga sudah bersiap-siap untuk berangkat mengunjungi rumah yang Raihan dan Syakilla tempati. Bunda Bunga sudah menyiapkan untuk makanan untuk makan siang bersama anak dan menantunya. Dia memasak cumi saus padang, cah kangkung, udang goreng tepung, dan ayam goreng serundeng.
"Sudah semua, Bun? tanya Ayah Abimanyu kepada sang istri.
"Iya, sudah Yah. Ayo kita berangkat sekarang," ajak Bunda Bunga.
Mereka kini sudah dalam perjalanan menuju rumah anak dan menantunya. Mereka sengaja tak memberitahu lebih dulu kepada Raihan ataupun Syakilla, kalau mereka mau ke rumahnya.
"Lagi pada ngapain ya kira-kira mereka?" Ucap Bunda Bunga.
"Lagi mesra-mesraan 'lah, Bunda seperti tak pernah merasa saja menjadi pengantin baru. Bawaannya pengen mepet terus, paling juga mereka masih berduaan di kamar," ujar Ayah Abimanyu.
"Itu 'kan kamu, bukan Raihan. Kerjaannya mepet aku terus," sahut Bunda Bunga membuat Ayah Abimanyu terkekeh.
Mereka berharap, Raihan menuruni kisah percintaan mereka. Mereka pun dulu menikah karena perjodohan, seiringnya jalan mereka akhirnya saling cinta. Namun sayangan, kisah Raihan tak sama seperti mereka. Raihan masih mempertahankan kekasihnya, meskipun dirinya sudah menikah dengan Syakilla. Pernikahan dirinya dengan Syakilla, hanyalah pernikahan di atas kertas.
Suara klakson mobil terdengar, tanda di luar pagar ada tamu yang datang. Saat itu Syakilla sedang mandi, dan Raihan tadinya berniat ingin pergi mengajak kekasihnya berjalan-jalan.
"Killa ... La ...!" ucap Raihan sambil mengetuk pintu kamar Syakilla.
Wajahnya terlihat panik, dia ingin memberitahu Syakilla kalau orang tuanya datang. Dia meminta Syakilla untuk berakting terlihat mesra di depan kedua orang tua Raihan.
"Ya ampun ini anak pada kemana sih. Dari tadi di klakson, tak ada satupun yang keluar," cerocos Ayah Abimanyu.
"Ya sudah, coba aku turun," ucap Bunda Bunga.
Raihan tampak gelisah saja, dia semakin kencang mengetuk pintu kamar Syakilla. Hingga akhirnya Syakilla membukanya. Saat itu dia keluar hanya menggunakan handuk yang menutupi setengah tubuhnya. Membuat Raihan menelan salivanya, melihat tubuh Syakilla yang begitu seksi. Dia tak menyangka kalau Syakilla memiliki tubuh yang indah. Bahkan Syila sangat jauh.
"Ya ampun, kenapa si Mas? Bikin kaget saja. Kalau aku belum buka, berarti aku itu lagi di kamar mandi atau lagi apa," cerocos Syakilla.
Bukannya menjawab, Raihan justru langsung masuk menerobos ke kamar Syakilla. Mengambil pakaian dalam dan juga baju Syakilla, kemudian langsung menarik tangan Syakilla untuk masuk ke kamarnya.
"Mas mau ngapain sih bawa-bawa aku ke kamar Mas?" protes Syakilla.
"Sudah diam dulu, jangan banyak tanya! Di depan pagar ada mobil Ayah. Sekarang lebih baik kamu cepat pakai baju dan berhias. Aku mau membuka pintu pagar dulu. Kasihan, sudah lebih dari 15 menit mereka di depan. Semua itu gara-gara kamu yang mandi seperti putri raja. Oh ya satu lagi, nanti kamu harus berakting di depan orang tua aku. Jangan buat dia curiga, kalau pernikahan kita hanya pernikahan di atas kertas. Sudah paham? Aku turun dulu ya. Jangan lupa pesan aku," ujar Raihan.
"Enak saja aku disuruh akting. Justru ini kesempatan aku untuk bicara sama orang tua kamu, tentang kelakuan kamu selama ini," ucap Syakilla membuat Raihan menghentikan langkahnya lagi.
"Lihat saja kalau kamu berani mengatakannya, aku akan buat kamu tambah menderita," ancam Raihan.
Raihan langsung pergi meninggalkan Syakilla, dia tak ingin berdebat. Nanti yang ada dirinya akan semakin lama lagi membukakan pintu untuk orang tuanya masuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Samsia Chia Bahir
Jgn takut shakila 😣😣😣
2023-08-29
0
Arin
ayo Kila...jngn jdi cwe yg lemah
2023-08-22
0
Valkarin Lv
👍👍👍
2023-08-12
0