Kematian Menunggumu
Aku bernama Arya, kakak ku bernama Angga, dan kakek ku bernama Faji. Inilah kisah terburuk, yang pernah di alami oleh seorang manusia, hidup yang penuh dengan ketakutan, dan kehampaan.
Waktu aku kecil hingga remaja aku hidup bersama kakek ku. Orang tuaku mati di bunuh, entah siapa yang membunuhnya aku tidak tahu. Nenek ku juga mati di bunuh, dan yang tersisa hanya aku kakek, kakak ku.
Kami tinggal di dekat hutan. Walaupun aku dan kakak tidak mempunyai orang tua sekarang, tetapi hidup kami harmonis dengan adanya kakek. Di setiap waktu saat kami sedih, kakek langsung membuat lelucon pada kami, aku senang ada kakek.
Aku sekarang berusia 12 tahun, dan kakak ku berusia 15 tahun, kami hanya beda 3 tahun. Kegiatan ku dan kakak, sehari-hari hanya membantu kakek mencari kayu bakar dan mengelola kebun kakek.
Karena hutan ini liar, jadi kakek membuatkannya kebun. Karena di area rumah kami sangat sepi, rumah-rumah pada berjauhan, dan juga sepi. Karena orang lebih suka tinggal di kota, aku ingin sekali melihat kota waktu kecil.
Aku dan kakak ku tidak bersekolah, karena biaya untuk sekolah cukup mahal bagi kami. Karena itu kami hanya bisa bertahan hidup dengan berkebun, dari pagi sampai sore.
Saat malam hari anggota keluarga ku tidak ada yang pernah keluar, berkeliaran di hutan di malam hari. Aku bertanya ke pada kakekku
"kenapa kami tidak boleh keluar di malam hari" tapi jawaban kakek selalu sama.
"Kalian tidak boleh keluar rumah di malam hari, dan kalau ada seseorang mengetuk pintu jangan di buka, karena kakek sangat trauma dengan kejadian 6 tahun lalu"
kata kakek. Kejadian 6 tahun lalu adalah kematian keluarga kami, kecuali aku, kakak, dan kakek.
Aku ingin tahu tentang apa yang terjadi 6 tahun lalu. Tapi kakek tidak memberitahu kami, dia hanya memberitahu kami bahwa ayah dan ibu di bunuh. Karena saat 6 tahun lalu, aku dan kakak tidur di malam hari. Lalu kedua orang tuaku pergi keluar, tetapi kakek melarang mereka.
Tapi kedua orang tuaku tidak mendengarkan pembicaraan kakek. akhirnya ayah dan ibu ku keluar rumah, Sebenarnya kakek ingin mencegah mereka yang di luar rumah, tetapi kakek tidak berani. Karena bukan hanya ibu dan ayah ku saja yang keluar di malam hari, kakek dan nenek ku yang lain juga keluar.
Dan mengalami hal yang sama, yaitu..... kematian di bunuh oleh seseorang. Aku, kakak, dan kakek ku tidak pernah melihat orang yang membunuh keluarga kami. Namun kata kakek, mungkin itu bukan seseorang, tetapi makhluk lain.
Mendengarnya, aku dan kakak merinding ketakutan. kakek menyuruh kami berjanji untuk tidak keluar di malam hari, aku pun berjanji pada kakek. Aku sangat tidak ingin keluar rumah pada malam hari, karena cerita kakek, tetapi kakak ku berbeda denganku dan kakek, kakak lebih mirip mereka.
Yaitu ingin keluar rumah pada malam hari, karena kakak ku bosan di dalam rumah terus.
Hari esok pun tiba, matahari menyinari hutan kami, walaupun banyak bayang-bayang pepohonan. Aku dan kakak bersiap untuk membantu kakek di kebun.
"Arya, kakek pergi masuk ke dalam hutan dulu ya, mencari kayu bakar" kata kakek.
"Iya kek, kakek pergi lah, aku dan kakak menunggu kakek pulang" kata ku.
Lalu kakek pergi mencari kayu bakar, aku dan kakak tidak pernah membantu kakek mencari kayu bakar, karena kata kakek di dalam hutan berbahaya. Tapi aku dan kakak ku juga mengkhawatirkan kakek.
"Kak, kenapa sih kita tidak boleh mencari kayu bakar, kita kan sekarang sudah besar" kata ku.
"Kita turutin saja kata kakek Arya, walaupun kita sudah besar, bukan berarti kita boleh melakukannya" kata kakak yang sedang menasehati ku.
"Yasudah lah kalau begitu, ayo kak kita lanjutkan berkebun" Kata ku.
Lalu kakak pun ikut berkebun lagi, Makanan sehari-hari kami adalah sayuran dari kebun sendiri. Atau buah-buahan dari hutan, dan beri dari semak hutan.
Setelah selesai berkebun aku meminta izin ke pada kakak untuk pergi ke rumah tetangga kami. Lalu aku di perbincangkan oleh kakak asal cepat pulang, dan aku pun sampai di rumah teman ku, walau kami belum akrab karena jarang bertemu.
Temanku bernama Nopal, dia tinggal bersama ayahnya saja. Karena anggota keluarganya yang lain mengalami hal yang sama seperti kami, yaitu kematian.
"Permisi, Nopal apa kau ada di dalam" tanyaku sambil mengetuk pintu.
Lalu Nopal membuka pintu untuk ku, aku melihat Nopal sedang menangis entah kenapa. Lalu aku bertanya kepada Nopal apa yang membuatnya menangis.
"Nopal, kamu kenapa menangis, apa ada yang terjadi, katakan padaku" tanya ku.
"A-Ayah ku, hiks,"
Aku tak mengerti ia membicarakan apa karena suaranya tidak jelas karena sedang menangis lalu aku tanya lagi.
"Ayah?ayah mu kenapa Nopal?" tanyaku yang membuatku penasaran.
"Ayahku mati di bunuh seseorang, hiks, hiks"
Begitu mendengarnya aku langsung terkejut, dan aku meminta izin kepada Nopal untuk masuk kedalam rumahnya. Dan aku menemukan mayat ayahnya, ini sama seperti ayah dan ibu, pembunuh itu membawakannya mayat ke dalam rumah, setelah membunuhnya.
"Nopal, aku ingin tahu apa waktu itu ayahmu pergi keluar pada malam hari?" tanyaku.
"Iya, hiks, bagaimana kau bisa tahu" Tanya Nopal.
"Aku hanya di beritahu kakek, kalau aku dan kakak ku tidak di perbolehkan untuk keluar di malam hari, dan ingat kata-kata ku Nopal, kau tidak boleh keluar pada malam hari seperti ayah mu, atau kau akan mengalami hal yang sama" kataku.
"hiks, baiklah, hiks, aku mengerti, bisakah kau tinggalkan aku sendirian" kata Nopal.
Lalu aku meninggalkan Nopal sendirian, karena keadaannya saat ini yang sedang di timpa musibah. Lalu aku segera pulang dan ingin memberitahu soal Nopal kepada keluargaku.
Waktu aku di jalan, aku menatap ke atas, aku melihat 1 kepala yang bercucuran darah, mata itu melotot ke arahku. Dan aku pun lari sambil berteriak, lalu saat Sampai kakakku menenangkanku.
"Hei, hei, kau kenapa Arya, ada apa sampai berteriak begitu?, kau membuatku takut tahu" kata kakak.
"Ka-kakak ta- tadi" bicara ku menjadi gagap karena sangat ketakutan. Jantungku berdetak sangat kencang, sampai aku bisa mendengar detak jantungku sendiri.
"Arya, lebih baik kau menceritakannya nanti saja, saat kau sudah tenang, lalu bicara pada kakak, dan kakek nanti" kata kakak yang sambil menenangkanku.
"Di, Dimana, Kak, Kakek, kak?" tanyaku yang masih tergagap-gagap.
"Kakak juga belum tahu, hari mulai sore, seharusnya kakek sudah pulang, kita masuk dulu saja sambil menunggu kakek" kata kakak.
Lalu aku menganggukkan kepalaku, dan masuk rumah. Kami sudah menunggu lama kepulangan kakek, tapi kakek belum pulang juga, padahal ini sudah Maghrib. Lalu kami makan dulu, karena kakek belum pulang, saat kami makan, ada yang mengetuk pintu rumah kami, "Tok, Tok, Tok".
Bersambung...
Hallo semuanya, author minta dukungan dari kalian dong, tolong like, dan share ke teman kalian ya, mohon bantuannya, terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
WANAH
aku suka bngt yang berbau horor
2023-06-02
0
Siti Fatimah
masih nyimak
2021-04-12
1
Rissalia
Cerita nya seru. Lanjut semangat kak.
jangan lupa mampir juga di karya aku yang bergenre Horor. " LORONG ".
Tinggalkan jejak kalian ya. Baca aja dulu siapa tau nanti suka..
Terimakasih..
2021-02-23
0