Lalu kami membuat janji bersama. Setelah itu kakak pergi masuk ke dalam ruang bawah tanah itu. Di ruang bawah tanah itu, terdapat lampu-lampu di sepanjang jalannya, lampu itu sudah redup semua. Ada juga yang kelap-kelip, suasana di ruangan itu sangat menyeramkan. Semoga kakak baik-baik saja.
"Gelap, sekali disini, kira-kira berapa jauh ke dalaman ruang bawah tanah ini" gumam kakak, di dalam ruang bawah tanah.
Setelah menelusuri lebih jauh, lorong itu sudah mencapai dasarnya. lalu banyak ruangan di dalam sana, seperti sel penjara, kakak membuka satu-satu ruangan itu. Tapi di setiap ruangan hanya ada lemari saja, lemari kosong. ruangan itu berhenti di ujung, ruangan paling terakhir, lalu kakak masuk ke dalam ruangan itu.
Di ruangan ini berbeda, dari ruangan yang lain, di ruangan ini banyak tulang-tulang manusia, dan juga satu lemari. Lalu kakak membuka lemari itu, dan terdapat sebuah pesan, dari kertas kecil yang sudah recek.
Lalu kakak membuka kertas itu, di kertas itu terdapat sebuah gambar tengkorak, dan beberapa kata.
"Maju 124 langkah, belok kiri 56 langkah, belok kanan 275 langkah, belok kanan 97 langkah, ambil tengkoraknya lalu di bakar saat di hadapannya"
"Lalu apa yang terjadi jika tengkorak itu di bakar, apa dia akan mati. Kalau kata petunjuk disini saat membakar tengkorak itu, berarti saat malam hari, kenapa harus seperti ini" gumam kakak.
Tiba-tiba, lemari itu bergeser sendiri, dan di balik lemari itu terdapat mayat yang sudah busuk, dan bermata merah. Dan tubuhnya di tutupi oleh kain kafan, lebih tepatnya pocong. Kakak Langsung lari, dan pocong itu mengikuti di belakangnya, saat kakak ingin mencapai tangga keluar.
Pocong itu berdiri di hadapannya, lalu kakak balik lagi, masuk ke salah satu ruangan. Lalu kakak menutup pintunya, dan masuk ke lemari untuk bersembunyi. Di dalam lemari ada celah-celah kecil untuk melihat keluar, pintu itu terbuka sendiri.
Dan pocong itu masuk ke dalam, dia berdiri terus di dalam ruangan. Kakak sangat ketakutan, membuat dirinya berkeringat dingin, lalu setelah beberapa lama pocong itu keluar, dan pergi ke arah berbalik dengan arah keluar. Mungkin ini kesempatan bagus untuk melarikan diri.
Saat kakak ingin membuka pintu lemari, pocong itu muncul lagi. Kakak pikir pocong itu sudah pergi, lalu tak sengaja kakiku menginjak sesuatu di dalam lemari itu. Ternyata yang ku injak itu adalah korek api, kakak berpikir kalau hantu akan takut dengan api.
Lalu kakak segera keluar, dan membawa korek api itu, lalu tiba-tiba semua lampu yang ada di ruang bawah tanah mati. Semuanya tampak gelap gulita, lalu kakak menyalakan korek api itu, dan di depannya terdapat kepala pocong yang tadi. Kakak langsung lari mencari jalan keluar dari ruangan yang di masukinnya, dan teriak.
Lalu kakak menemukan pintu keluar dari lorong. Arah keluar dari ruang bawah tanah, dari ruangan yang kakak masuki sekarang adalah di sebelah kiri. Kakak menengok arah di sebelah kiri, kakak langsung kaget, dan menjatuhkan korek apinya, lalu langsung lari ketakutan, melihat makhluk yang sama ada banyak sekali bergerombol.
Kakak di kejar, saat menaiki tangga keluar, lalu saat hampir sampai, kakak di tarik kakinya oleh salah satu pocong itu. Kakak terjatuh di tangga, dan di seret ke bawah, kakak mencoba menahan, dan berteriak-teriak. Semua pocong itu menindih Semua tubuh kakak sampai tak terlihat, dan di seret ke dalam.
"ARYAAAA!!! TOLOOOOONG!!" suara teriakan kakak menggema keluar, dari ruang bawah tanah, hingga terdengar olehku. Setelah aku mendengar suara kakak, aku langsung bergegas masuk ke dalam ruang bawah tanah itu.
Aku membawa lentera rumah yang ku punya, aku mencari-cari kakak di dalam sana tapi aku tak menemukannya.
"Kakak, kakak ada di mana, jika mendengar suaraku, berbicaralah kak" kataku.
Lalu samar-samar suara itu terdengar dari ujung lorong, lalu aku segera kesana. Walau aku sangat takut, tapi aku harus bisa menolong kakak, karena kami sudah berjanji satu sama lain. Lalu aku melihat ada ruang di ujung sana, suaranya semakin jelas terdengar, suara minta tolong.
Lalu aku segera membuka pintu itu, dan aku melihat kakakku berbaring pingsan di sana. Aku segera membawa kakakku keluar dari ruang bawah tanah, dan aku menggendong kakakku sampai keluar. Lalu aku menidurkan kakak di kamarnya, aku menunggu kakak sampai bangun, sekaligus mengurus kebun kami.
Setelah aku selesai berkebun, kakak sudah bangun dari tidurnya, dan terbengong lemas.
"Hei kak, apa kakak baik-baik saja, tadi saat kakak di dalam sana apa yang terjadi kak, kenapa kakak berteriak?" tanyaku.
"Kakak tidak kenapa-napa Arya" kata kakak, dengan suara kaku.
"Baiklah kalau begitu, aku akan mengambilkan air minum untuk kakak, setelah itu kakak istirahat lagi ya, sampai sudah baikan" kataku.
Kakak mengiyakan, Lalu besoknya aku bangun, di samping tempat tidurku kakak tidak ada. Aku langsung keluar, dan mencari kakak, tapi aku tak menemukannya, lalu aku keluar rumah, ternyata kakak sedang berkebun. Tidak biasanya kakak berkebun sendiri, biasanya pagi-pagi dia sudah membangunkan ku untuk berkebun bersamanya.
Tapi kali ini tidak, kira-kira ada apa dengan kakak, lalu aku menghampiri kakak, dan berbicara pada kakak.
"Kak, kenapa tak membangunkan ku kalau ingin berkebun, biasanya kakak kalau berkebun bersamaku?" tanyaku.
"Tidak apa-apa" kata kakak, dengan wajah bengong, dan suara kaku seperti tadi malam.
Lalu aku langsung berkebun saja, sambil memperhatikan kakak, rasanya ada yang aneh dengan kakak setelah masuk ke dalam ruang bawah tanah itu. biasanya juga kakak sering mengajakku ngobrol, tapi kali ini pendiam, apa dia masih trauma sama yang terjadi padanya saat di dalam ya?.
Aku mengajak kakak masuk ke dalam karena hari mulai gelap, kakak hanya menganggukkan kepalanya saja, lalu mengikuti ku. Lalu saat makan malamnya, kakak bengong saja tak berkata satu kata pun. Aku ingin bertanya, tapi sepertinya percuma saja jika aku bertanya.
Setelah makan, juga kakak langsung pergi begitu saja tanpa menghiraukan ku sedikitpun. Aku sangat marah padanya, lalu aku menghampirinya, dan berkata padanya.
"Kak! apa yang terjadi padamu, kalau ada apa-apa pada kakak, coba ceritakan padaku kak!" kataku .
"Sudah kakak bilang tak ada apa-apa pada kakak" kata kakak.
Setelah berkata seperti itu kakak langsung pergi ke kamarnya untuk tidur. Aku juga ikut masuk ke kamar untuk tidur, karena sudah larut malam. Lalu saat malam hari, aku bangun dari tidurku, karena mendengar suara berisik.
Mataku masih buram, aku melihat ada sesuatu di dekat tubuh kakakku, sesuatu berwarna hitam. Setelah aku melihat dengan jelas, aku langsung menutup mataku, dan pura-pura tidur, untuk mendengarkan apa yang dia bicarakan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Dwi Rinee
aku mampir thoor..
semangat!!
salam"misteri bunga kamboja"
2020-09-05
1
Naniya fannonna shiners
semangat thor lanjut yup
2020-08-28
1