5. Dilecehkan

"Halo, Dad. Ini gawat!" seru Rama panik.

"Gawat kenapa? Dan ke mana saja kamu, Ram? Kondangan sambil menginap?"

"Aku memperk*sa seorang gadis, Dad!" Rama tak menjawab pertanyaan sang Daddy, dia malah langsung memberitahukan masalah yang dialami.

"Memperk*sa?!" Terdiam sebentar, lalu Rama mendengar suara kekehan. "Jangan bercanda kamu, nggak lucu tahu."

"Sumpah, Dad. Aku serius."

"Tapi caranya bagaimana, Ram?" tanyanya yang tampak tak percaya.

"Cara apanya?" Alis mata Rama bertaut.

"Cara memperkosanya."

"Masa Daddy nggak tahu cara memperkosa? Ya dimasukkin lah, Dad. Terus goyang."

"Daddy paham tentang itu, tapi kamu 'kan tahu, burungmu letoy. Mana bisa dia memperkosa wanita. Kencing saja musti dipegangin, kan?"

"Lha, Dad. Semua cowok itu kalau kencingnya sambil berdiri ya dipegangin. Kecuali jongkok."

"Tapi Daddy nggak dipegangin juga bisa kok."

"Ya biar nggak basah aja celana karena air kencing. Kan pesing."

"Buka saja semua celananya kalau mau kencing. Daddy juga suka begitu kok."

"Ah, kok jadi bahas kencing, sih?" Rama mengusap wajahnya. "Jadi Ini gimana, Dad, aku bingung. Semalam burungku justru tegak dan berotot."

"Mungkin semalam kamu mimpi basah, Ram. Terus kebawa sampai bangun. Mangkanya kamu berpikir seperti itu," tebak Mbah Yahya yang masih tampak tak percaya.

"Ah Daddy. Ini kenyataannya, bukan mimpi basah. Masa Daddy nggak percaya padaku?"

"Ya sudah, bawa pulang saja gadis yang habis kamu perkosa. Daddy mau melihatnya," tantang Mbah Yahya.

"Gadis itu nggak ada, dia sudah pergi, Dad."

"Bagaimana bisa dia pergi?"

"Iya, pas bangun tidur dia sudah nggak ada. Seperti hilang entah ke mana."

"Sekarang kamu pulang dulu saja, kita ngobrol di rumah biar enak."

"Iya." Rama mengangguk kemudian mematikan panggilan.

***

Sisil berdiri di depan pintu apartemennya, kemudian memencet bel. Tak berselang lama pintu itu pun dibuka.

Seorang pria tampan berkumis tipis berdiri di sana. Usianya 35 tahun. Dia bernama Gugun Adiguna, Kakak kandung Sisil. Mereka tinggal di unit apartemen itu berdua.

Papa mereka sudah meninggal dunia, sedangkan Mama mereka pergi ke Arab. Awalnya dia menjadi TKW, tetapi beberapa bulan kemudian dia justru kepincut dengan orang sana dan memutuskan untuk menikah.

Baik Gugun atau pun Sisil, keduanya sering mencoba untuk menghubungi sang Mama. Tetapi selalu saja terhambat. Entah karena alasan wanita itu sibuk, tidak pegang ponsel atau apa pun itu.

Namun, Gugun sudah menilai jika memang Mamanya itu pasti sengaja, seperti ingin memutuskan tali silaturahmi kepada anak-anaknya. Mungkin karena dia sudah memiliki keluarga baru dan cukup terpandang, jadi secara tidak langsung seperti tak peduli pada mereka.

Gedung apartemen berlantai 5 itu milik Danu Siregar, bos Gugun yang sudah meninggal dunia satu tahun yang lalu. Tetapi saat ini kepemilikannya sudah dipindahkan pada anak semata wayangnya yang bernama Citra.

Hanya saja, Danu sudah memberikan satu unit apartemen itu untuk Gugun. Jadi baik dia atau pun Sisil, mereka tidak perlu membuyar uang sewa sebab sudah menjadi hak milik.

Gugun memakai stelan jas berwarna abu muda. Begitu rapih seperti ingin pergi ke kantor. Gugun sendiri bekerja sebagai asisten pribadi CEO.

"Sil, dari mana saja kamu? Kenapa semalam nggak pulang?" Gugun langsung memeluk tubuh adiknya dengan wajah khawatir. Perlahan dia relai pelukan itu dan menangkup kedua pipinya. Make up Sisil terlihat sudah luntur, rambutnya pun berantakan.

Namun, pandangan mata Gugun terhenti pada jejak berwarna merah keunguan pada leher Sisil sebelah kanan. Meskipun Gugun belum menikah bahkan berpacaran sekali pun, tetapi dia adalah pria dewasa. Bercak itu dia paham sekali seperti sebuah gigitan yang berasal dari laki-laki.

"Semalam kamu pergi sama Arya, ya? Ngapain saja kamu, Sil?!" cecar Gugun. Pertanyaan tadi belum mendapatkan jawaban, tetapi sekarang Gugun memberikan sebuah pertanyaan lagi.

"Kita masuk dulu, Kak. Nggak enak dilihat tetangga." Sisil menoleh ke kanan dan kiri, memperhatikan beberapa tetangga apartemennya yang keluar masuk.

Gugun meraih bahu adiknya, kemudian mengajaknya masuk dan langsung menutup serta mengunci pintu. Setelah itu duduk di sofa panjang secara bersebelahan di depan tv.

"Semalam aku kerja kelompok sama Lusi, Kakak ingat, kan?" Sisil ingat, kemarin dia sempat meminta izin kepada pria itu sebelum pergi. Gugun yang berada di kantor jadi tak bisa mengantarkannya.

"Iya. Tapi kenapa kamu nggak pulang-pulang? Kakak sempat ke rumah Lusi dari jam 10 malam, tapi kata satpam di rumahnya dia belum pulang. Kakak tungguin sampai jam 11, tapi tetap saja belum pulang. Nomormu juga nggak aktif, tumben-tumbenan."

"Hapeku lowbet, Kak. Kemarin malam Lusi mengajakku kerja kelompok di restoran, tapi pelayan di sana salah nganterin minuman Kak. Aku sempat mencoba minuman itu, tapi rasanya nggak enak dan tenggorokanku sakit seperti terbakar. Terus kesananya aku ngantuk dan nggak ingat apa-apa," jelas Sisil panjang lebar.

"Kok bisa? Apa mungkin minuman yang kamu minum adalah alkohol? Dan apa obat lain yang dicampurkan ke dalam sana?" tanya Gugun penasaran.

"Aku kurang tahu, Kak. Kan aku belum pernah minum alkohol."

"Terus, habis itu apa yang kamu ingat? Tadi pas bangun masih ada di restoran?"

Sisil menggeleng. "Nggak, pagi-pagi pas bangun aku ada di mobil seorang pria. Malah aku tiduran dengannya."

"Pria? Tiduran?" Mata Gugun agak melebar sempurna. Tampak seperti kaget. "Siapa pria itu? Apa Arya?"

Sisil menggeleng. "Dari postur tubuh sepertinya bukan. Aku sendiri nggak sempat melihat wajahnya."

"Kenapa nggak lihat wajahnya?"

"Wajahnya ketutupan tangan, dan aku pas bangun langsung turun dari mobilnya. Meninggalkan dia yang masih tidur."

"Harusnya kamu jangan langsung meninggalkannya. Tanyakan dulu apa yang dia perbuat. Jangan langsung pulang."

"Aku pulang karena takut Kakak menungguku. Dan aku pas bangun masih memakai pakaian lengkap. Begitu pun dengannya, Kak."

"Tapi kenapa lehermu merah?"

Sisil langsung meraih lehernya sendiri. Dia sendiri tidak tahu jika ada bekas cupaang yang tertinggal di sana. Lantas dia pun berdiri dan menghampiri kaca besar yang menempel pada tembok. Sisil dapat melihat jelas di sana. "Leherku beneran merah. Tapi, Kak. Aku sendiri nggak tahu jelas dia melecehkanku atau nggak."

"Kamu merasakan sesuatu nggak? Seperti ada yang janggal pas bangun tidur?"

"Pas bangun badanku pada sakit semua. Milikku juga rasanya perih dan ngilu kalau dibawa jalan." Sisil menyentuh inti tubuhnya.

Gugun terbelalak. Terkejut dengan apa yang dikatakan adiknya. Segera, dia pun berdiri kemudian menarik lengan Sisil hingga membuat adiknya sama-sama berdiri. "Kita ke rumah sakit sekarang untuk mengeceknya!"

Tangan gadis itu langsung ditarik begitu saja keluar dari apartemen. Tetapi mendadak Sisil menahan kakinya. Padahal mereka hendak masuk ke dalam lift.

"Aku mau mandi dulu, Kak," pinta Sisil.

"Nggak perlu mandi. Malah lebih bagus belum mandi biar pas diperiksa akan kelihatan dengan jelas, kamu dilecehkan atau nggak." Gugun tentunya tak akan terima, jika adik semata wayangnya yang dia sayangi diperkosa oleh pria tak bertanggung jawab. Dia akan memberikan hukuman yang setimpal kepada pelakunya.

"Tapi pas dicek nanti gimana? Aku malu, Kak, kalau tubuhku dilihat orang." Sisil menggeleng. Dia membayangkan jika tubuh bugilnya dilihat seorang dokter.

"Nggak apa-apa. Tapi nanti yang memeriksa adalah dokter wanita, Sil. Kamu tenang saja. Kakak akan cari dokter wanita." Gugun menarik dengan sedikit paksaan pada lengan Sisil. Supaya gadis itu ikut masuk ke dalam lift ikut dengannya.

Ting~

Pintu lift itu pun lantas tertutup, kemudian turun ke lantai dasar.

'Ya Allah, semoga Sisil baik-baik saja dan pikiran jelekku hanya sebuah tebakan. Aku pasti nggak bisa memaafkan diriku sendiri kalau itu beneran terjadi kepada adikku,' batin Gugun.

...Maaf ya, Om 😩...

Terpopuler

Comments

Fitriyani Puji

Fitriyani Puji

kamu akn punya adek ipar dan calon ponak an om hhhhh

2023-02-28

2

🍁𝐂liff❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ

🍁𝐂liff❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ

tgg jwb kok om.. pasti krn cm sm sisil 🦅 bsa bangun🤭

2023-02-25

1

Yolan

Yolan

🤭🤭🤭😛😛😛🤪🤪🤪🤣🤣

2023-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pria Impoten
2 2. Ternyata kita memang nggak berjodoh
3 3. B*rungku yang mati sekarang hidup
4 4. Siapa dia?
5 5. Dilecehkan
6 6. Aku mau menikahinya
7 7. Nasi sudah menjadi bubur
8 8. Dia 'kan?
9 9. Rama nggak boleh menikahinya!
10 10. Tentang Gisel
11 11. Aku udah ganteng belum?
12 12. Cita-cita jadi dukun
13 13. Nggak boleh naksir Sisil
14 14. Aki-aki ngorok
15 15. Kakaknya Sisil
16 16. Aku memperk*sa Sisil
17 17. Melamar, menikah, lalu diterima
18 18. Rekaman CCTV
19 19. Ayok menikah denganku
20 20. Om br*ngsek banget!
21 21. Ini sangat menyakitkan
22 22. Apa perlu Daddy pelet Sisil
23 23. Aku akan berjuang
24 24. Secepatnya menikahi Sisil
25 25. Anak Mbah dukun
26 26. Langkahi dulu mayatku
27 27. Pria tua macam Pak Rama
28 28. Apa nggak geser itu otaknya?
29 29. Ada baiknya mereka dipertemukan
30 30. Kau sebentar lagi akan kalah
31 31. Kamu nggak cocok sama Arya
32 32. Aku nggak akan memaksa
33 33. Kamu sakit?
34 34. Sisil memelukku?
35 35. Alasan saja
36 36. Lebih baik kamu menyerah saja
37 37. Akhirnya dia luluh juga
38 38. Sok baik amat
39 39. Sisil itu jodohnya Rama
40 40. Cuma aku yang bisa menerimamu
41 41. Kadang ada gila-gilanya
42 42. Lebay sih
43 43. Bingkisan seserahan
44 44. Apa jangan-jangan Daddy kasih jampi?
45 45. Kenapa nggak besok saja?
46 46. Mahar dan Uang pelangkah
47 47. Mataku mulai rabun (Visual Rama + Sisil)
48 48. Apa mungkin kamu sudah jatuh cinta?
49 49. Lupakan Arya dan belajarlah mencintaiku
50 50. Dasar cewek matre!
51 51. Dasar bencong si*lan!
52 52. Mending disantet
53 53. Kita akhiri saja
54 54. Jaga bicaramu
55 55. Udah jadi ratu kamu hari ini
56 56. Di mana Om Rama?
57 57. Ijab kabul
58 58. Cantik sekali
59 59. Apa salahku?
60 60. Om nyebelin!
61 61. Padahal lagi enak-enaknya
62 62. Mantan pacarnya Mas Rama
63 63. Sisil ke mana?
64 64. Kalau bisa sampai perih
65 65. Ternyata dia ganas sekali
66 66. Makan hati
67 67. Mana sudah basah lagi
68 68. Obat kuda
69 69. Kamu sangat cantik dan aku mencintaimu
70 70. Apa semalam aku dan Om Rama bercinta?
71 71. Kita melakukannya sama-sama mau
72 72. Siapa yang ngambek?
73 73. Izin bawa Sisil ke Korea
74 74. Gugun Vs Tuti
75 75. Ketiduran
76 76. Sok seksi
77 77. Baru jarinya, belum miliknya
78 78. Om Rama benar-benar membuatku gila
79 79. Sama-sama gila
80 80. Teman dekat Rama
81 81. Mending bercinta lagi
82 82. Hot banget si Rama
83 83. Menyantet Gugun
84 84. Dia hanya milikku
85 85. Fuji gatel
86 86. Om Rama itu sudah punya istri!
87 87. Benci banget aku sama dia!
88 88. Jangan ngambek dong, Dek.
89 89. Ketusuk paku
90 90. Saya bukan orang jahat
91 91. Kita berciuman?!
92 92. Ini hanya salah paham
93 93. Perempuan asli
94 94. Mata Om Rama bisa ternodai
95 95. Aku mau ditemenin
96 96. Di toilet
97 97. Ini yang aku inginkan sejak tadi
98 98. Kami berdua khilaf
99 99. Suka dukanya harus kita jalani bersama
100 100. Hidup segan mati tak mau
101 101. Pengen ketoprak
102 102. Gara-gara si ketoprak
103 103. Dari segi rasa juga beda
104 104. Masih kepengen bulan madu
105 105. Alhamdulillah
106 106. Waktunya bercinta
107 107. Tawaran makan siang
108 108. Indah pada waktunya
109 109. Sama saja, nggak ada bedanya
110 110. Dua Tuti
111 111. Jadi pacarku?
112 112. Pria baik dan pengertian
113 113. Mereka terlihat sangat dekat
114 114. Apa aku coba terima saja?
115 115. Sibuk bikin anak
116 116. Tega banget kamu
117 117. Yang ada adegan ranjangnya
118 118. Takut kehilangan Om Rama
119 119. Cantik sekali, seperti bidadari
120 120. Ternyata dia kebelet
121 121. Cantik-cantik kena mencret
122 122. Sama-sama manis
123 123. Pasti dia marah sama aku
124 124. Pacar pertama
125 125. Pulang ke Indonesia
126 126. Bidadari surga
127 127. Nggak rela
128 128. Ngabuburit bareng
129 129. Panas banget
130 130. Harusnya aku yang ada di sana
131 131. Terlalu muda untuk jadi janda
132 132. Foto siapa ini?
133 133. Kamu harus banyak beramal
134 134. Jangan sampai dia selingkuhin kamu
135 135. Jadi selingkuhanmu
136 136. Dijadikan tumbal
137 137. Berpikir dua kali
138 138. Nggak perlu mandi juga kamu sudah cantik
139 139. Segera menjadi Ayah
140 140. 10 Minggu
141 141. Dia keras bahkan seperti kayu
142 142. Impoten sejak lahir
143 143. Bisa-bisanya kamu lebih percaya Arya
144 144. Aku minta maaf
145 145. Kamunya yang kemanisan
146 146. Besok menikah pun aku siap
147 147. Jangan genit sama pria lain
148 148. Aa sombong banget
149 149. Nggak sayang lagi sama aku
150 150. Rasanya sangat menyakitkan
151 151. Aku akan melepaskanmu
152 152. Apakah aku harus mempercayaimu?
153 153. Dia orangnya?
154 154. Kok jadi begini?
155 155. Aku sangat mencintai
156 156. Kecelakaan
157 157. Adik iparku
158 158. Apa-apaan ini?!
159 159. Bangga dan makin cinta
160 160. Inisial Y
161 161. Membujuk Sisil
162 162. Perempuan berbahaya
163 163. Tipu daya wanita
164 164. Kenapa gelap sekali?
165 165. Kebutaan
166 166. Bisa-bisa dia meruqiah
167 167. Kita harus menyiapkan tumbal
168 168. Jantung perawan
169 169. Jam 5 sore
170 170. Menjebak Gisel
171 171. Sudah tak ada lagi hubungan
172 172. Apakah aku habis dilecehkan?
173 173. Hanya untuk saya
174 174. Ditolak mentah-mentah
175 175. Aku janji
176 176. Kamu ada masalah?
177 177. Khawatir dia pingsan
178 178. Sudah mendua
179 179. Menemui Tuti
180 180. Mulai sekarang kita masing-masing!
181 181. Dengan saling menatap satu sama lain
182 182. Kacamata
183 183. Satu ronde
184 184. Ah rese!
185 185. Benci jadi cinta?
186 186. Sisil gatel banget
187 187. Membuat kamu puas malam ini
188 188. Kopi panas
189 189. Tolong berikan aku satu kali kesempatan
190 190. Lagi olahraga
191 191. Kamu harus menjadi milikku
192 192. Kita balik lagi ke kamar
193 193. Kakak demam
194 194. Diamputasi
195 Jodoh Untuk Ustad Yunus
196 195. sudah putus?
197 196. Pindah profesi
198 197. Merindukan
199 198. Dia tidur apa mati?
200 199. Jangan sampai dia melihatku
201 200. Membuat perhitungan
202 201. Menampar pipi
203 202. Dia menantangku
204 203. Akunya penasaran
205 204. Di dalam sana
206 205. Kok berbatang?
207 206. Apa boleh kita berkenalan?
208 207. Jadian semenit yang lalu
209 208. Sudah punya suami
210 209. Anak pungut
211 210. Nembak didepan Kakaknya
212 211. Nggak suka cowok berkumis
213 212. Akunya keringetan
214 213. Kayak suaminya Mbak Inul
215 214. Mawar putih
216 215. Mas masih mencintainya
217 216. Nggak apa-apa
218 217. Aku ingin melihat Kakak bahagia
219 218. Siapa mereka?
220 219. Akan menggagalkan rencana
221 220. Ragu
222 221. Nggak adil
223 222. Perempuan baik yang dikirim Allah
224 223. Dibobol orang!
225 224. Tugas kami sudah selesai
226 225. Lepaskan aku...
227 226. Tidak sesuai rencanaku
228 227. Apakah Nona sedih?
229 228. Perempuan egois
230 229. Benar-benar keterlaluan!
231 230. Bersedia untukmu
232 231. Tak bisa berkutik
233 232. Aku mau menikah
234 233. Telah diguna-guna
235 234. Evan dan Gisel
236 235. Menikah dengan mantan
237 236. Pendarahan dan pingsan
238 237. Terlilit tali pusar
239 238. Ada yang aneh
240 239. Burung cucuku
241 240. Anakku hilang!
242 241. Reyhan Avatar Ardiansyah
243 242. Aku suka nama itu
244 243. Bercerailah dengannya!
245 244. Kalian tidak akan aman!
246 245. Ganteng-ganteng bau wedus
247 246. Kedatangan Citra dan Steven
248 247. Jangan pernah menyesalinya
249 248. Memegang kartu as
250 249. Nggak akan pernah bisa lepas dariku
251 250. Bantu aku cari solusinya
252 251. Setidaknya ada kemajuan
253 252. Kita tunangan dulu
254 253. Cemburu
255 254. Apakah itu akan merubah semuanya?
256 255. Mulai lagi dari enol
257 256. Terdengar mengecewakan
258 257. Patah hati
259 258. Hatiku milikmu
260 259. Anggap saja Ayahku sudah meninggal
261 260. Ikut dengan Opa
262 261. Meminta izin
263 262. Cuti seminggu
264 263. Kembali lagi dengan mantannya
265 264. Tolong restui Kakak
266 265. Tolong tetaplah bahagia (END)
267 Malam Panas Dengan Mantan Suami
Episodes

Updated 267 Episodes

1
1. Pria Impoten
2
2. Ternyata kita memang nggak berjodoh
3
3. B*rungku yang mati sekarang hidup
4
4. Siapa dia?
5
5. Dilecehkan
6
6. Aku mau menikahinya
7
7. Nasi sudah menjadi bubur
8
8. Dia 'kan?
9
9. Rama nggak boleh menikahinya!
10
10. Tentang Gisel
11
11. Aku udah ganteng belum?
12
12. Cita-cita jadi dukun
13
13. Nggak boleh naksir Sisil
14
14. Aki-aki ngorok
15
15. Kakaknya Sisil
16
16. Aku memperk*sa Sisil
17
17. Melamar, menikah, lalu diterima
18
18. Rekaman CCTV
19
19. Ayok menikah denganku
20
20. Om br*ngsek banget!
21
21. Ini sangat menyakitkan
22
22. Apa perlu Daddy pelet Sisil
23
23. Aku akan berjuang
24
24. Secepatnya menikahi Sisil
25
25. Anak Mbah dukun
26
26. Langkahi dulu mayatku
27
27. Pria tua macam Pak Rama
28
28. Apa nggak geser itu otaknya?
29
29. Ada baiknya mereka dipertemukan
30
30. Kau sebentar lagi akan kalah
31
31. Kamu nggak cocok sama Arya
32
32. Aku nggak akan memaksa
33
33. Kamu sakit?
34
34. Sisil memelukku?
35
35. Alasan saja
36
36. Lebih baik kamu menyerah saja
37
37. Akhirnya dia luluh juga
38
38. Sok baik amat
39
39. Sisil itu jodohnya Rama
40
40. Cuma aku yang bisa menerimamu
41
41. Kadang ada gila-gilanya
42
42. Lebay sih
43
43. Bingkisan seserahan
44
44. Apa jangan-jangan Daddy kasih jampi?
45
45. Kenapa nggak besok saja?
46
46. Mahar dan Uang pelangkah
47
47. Mataku mulai rabun (Visual Rama + Sisil)
48
48. Apa mungkin kamu sudah jatuh cinta?
49
49. Lupakan Arya dan belajarlah mencintaiku
50
50. Dasar cewek matre!
51
51. Dasar bencong si*lan!
52
52. Mending disantet
53
53. Kita akhiri saja
54
54. Jaga bicaramu
55
55. Udah jadi ratu kamu hari ini
56
56. Di mana Om Rama?
57
57. Ijab kabul
58
58. Cantik sekali
59
59. Apa salahku?
60
60. Om nyebelin!
61
61. Padahal lagi enak-enaknya
62
62. Mantan pacarnya Mas Rama
63
63. Sisil ke mana?
64
64. Kalau bisa sampai perih
65
65. Ternyata dia ganas sekali
66
66. Makan hati
67
67. Mana sudah basah lagi
68
68. Obat kuda
69
69. Kamu sangat cantik dan aku mencintaimu
70
70. Apa semalam aku dan Om Rama bercinta?
71
71. Kita melakukannya sama-sama mau
72
72. Siapa yang ngambek?
73
73. Izin bawa Sisil ke Korea
74
74. Gugun Vs Tuti
75
75. Ketiduran
76
76. Sok seksi
77
77. Baru jarinya, belum miliknya
78
78. Om Rama benar-benar membuatku gila
79
79. Sama-sama gila
80
80. Teman dekat Rama
81
81. Mending bercinta lagi
82
82. Hot banget si Rama
83
83. Menyantet Gugun
84
84. Dia hanya milikku
85
85. Fuji gatel
86
86. Om Rama itu sudah punya istri!
87
87. Benci banget aku sama dia!
88
88. Jangan ngambek dong, Dek.
89
89. Ketusuk paku
90
90. Saya bukan orang jahat
91
91. Kita berciuman?!
92
92. Ini hanya salah paham
93
93. Perempuan asli
94
94. Mata Om Rama bisa ternodai
95
95. Aku mau ditemenin
96
96. Di toilet
97
97. Ini yang aku inginkan sejak tadi
98
98. Kami berdua khilaf
99
99. Suka dukanya harus kita jalani bersama
100
100. Hidup segan mati tak mau
101
101. Pengen ketoprak
102
102. Gara-gara si ketoprak
103
103. Dari segi rasa juga beda
104
104. Masih kepengen bulan madu
105
105. Alhamdulillah
106
106. Waktunya bercinta
107
107. Tawaran makan siang
108
108. Indah pada waktunya
109
109. Sama saja, nggak ada bedanya
110
110. Dua Tuti
111
111. Jadi pacarku?
112
112. Pria baik dan pengertian
113
113. Mereka terlihat sangat dekat
114
114. Apa aku coba terima saja?
115
115. Sibuk bikin anak
116
116. Tega banget kamu
117
117. Yang ada adegan ranjangnya
118
118. Takut kehilangan Om Rama
119
119. Cantik sekali, seperti bidadari
120
120. Ternyata dia kebelet
121
121. Cantik-cantik kena mencret
122
122. Sama-sama manis
123
123. Pasti dia marah sama aku
124
124. Pacar pertama
125
125. Pulang ke Indonesia
126
126. Bidadari surga
127
127. Nggak rela
128
128. Ngabuburit bareng
129
129. Panas banget
130
130. Harusnya aku yang ada di sana
131
131. Terlalu muda untuk jadi janda
132
132. Foto siapa ini?
133
133. Kamu harus banyak beramal
134
134. Jangan sampai dia selingkuhin kamu
135
135. Jadi selingkuhanmu
136
136. Dijadikan tumbal
137
137. Berpikir dua kali
138
138. Nggak perlu mandi juga kamu sudah cantik
139
139. Segera menjadi Ayah
140
140. 10 Minggu
141
141. Dia keras bahkan seperti kayu
142
142. Impoten sejak lahir
143
143. Bisa-bisanya kamu lebih percaya Arya
144
144. Aku minta maaf
145
145. Kamunya yang kemanisan
146
146. Besok menikah pun aku siap
147
147. Jangan genit sama pria lain
148
148. Aa sombong banget
149
149. Nggak sayang lagi sama aku
150
150. Rasanya sangat menyakitkan
151
151. Aku akan melepaskanmu
152
152. Apakah aku harus mempercayaimu?
153
153. Dia orangnya?
154
154. Kok jadi begini?
155
155. Aku sangat mencintai
156
156. Kecelakaan
157
157. Adik iparku
158
158. Apa-apaan ini?!
159
159. Bangga dan makin cinta
160
160. Inisial Y
161
161. Membujuk Sisil
162
162. Perempuan berbahaya
163
163. Tipu daya wanita
164
164. Kenapa gelap sekali?
165
165. Kebutaan
166
166. Bisa-bisa dia meruqiah
167
167. Kita harus menyiapkan tumbal
168
168. Jantung perawan
169
169. Jam 5 sore
170
170. Menjebak Gisel
171
171. Sudah tak ada lagi hubungan
172
172. Apakah aku habis dilecehkan?
173
173. Hanya untuk saya
174
174. Ditolak mentah-mentah
175
175. Aku janji
176
176. Kamu ada masalah?
177
177. Khawatir dia pingsan
178
178. Sudah mendua
179
179. Menemui Tuti
180
180. Mulai sekarang kita masing-masing!
181
181. Dengan saling menatap satu sama lain
182
182. Kacamata
183
183. Satu ronde
184
184. Ah rese!
185
185. Benci jadi cinta?
186
186. Sisil gatel banget
187
187. Membuat kamu puas malam ini
188
188. Kopi panas
189
189. Tolong berikan aku satu kali kesempatan
190
190. Lagi olahraga
191
191. Kamu harus menjadi milikku
192
192. Kita balik lagi ke kamar
193
193. Kakak demam
194
194. Diamputasi
195
Jodoh Untuk Ustad Yunus
196
195. sudah putus?
197
196. Pindah profesi
198
197. Merindukan
199
198. Dia tidur apa mati?
200
199. Jangan sampai dia melihatku
201
200. Membuat perhitungan
202
201. Menampar pipi
203
202. Dia menantangku
204
203. Akunya penasaran
205
204. Di dalam sana
206
205. Kok berbatang?
207
206. Apa boleh kita berkenalan?
208
207. Jadian semenit yang lalu
209
208. Sudah punya suami
210
209. Anak pungut
211
210. Nembak didepan Kakaknya
212
211. Nggak suka cowok berkumis
213
212. Akunya keringetan
214
213. Kayak suaminya Mbak Inul
215
214. Mawar putih
216
215. Mas masih mencintainya
217
216. Nggak apa-apa
218
217. Aku ingin melihat Kakak bahagia
219
218. Siapa mereka?
220
219. Akan menggagalkan rencana
221
220. Ragu
222
221. Nggak adil
223
222. Perempuan baik yang dikirim Allah
224
223. Dibobol orang!
225
224. Tugas kami sudah selesai
226
225. Lepaskan aku...
227
226. Tidak sesuai rencanaku
228
227. Apakah Nona sedih?
229
228. Perempuan egois
230
229. Benar-benar keterlaluan!
231
230. Bersedia untukmu
232
231. Tak bisa berkutik
233
232. Aku mau menikah
234
233. Telah diguna-guna
235
234. Evan dan Gisel
236
235. Menikah dengan mantan
237
236. Pendarahan dan pingsan
238
237. Terlilit tali pusar
239
238. Ada yang aneh
240
239. Burung cucuku
241
240. Anakku hilang!
242
241. Reyhan Avatar Ardiansyah
243
242. Aku suka nama itu
244
243. Bercerailah dengannya!
245
244. Kalian tidak akan aman!
246
245. Ganteng-ganteng bau wedus
247
246. Kedatangan Citra dan Steven
248
247. Jangan pernah menyesalinya
249
248. Memegang kartu as
250
249. Nggak akan pernah bisa lepas dariku
251
250. Bantu aku cari solusinya
252
251. Setidaknya ada kemajuan
253
252. Kita tunangan dulu
254
253. Cemburu
255
254. Apakah itu akan merubah semuanya?
256
255. Mulai lagi dari enol
257
256. Terdengar mengecewakan
258
257. Patah hati
259
258. Hatiku milikmu
260
259. Anggap saja Ayahku sudah meninggal
261
260. Ikut dengan Opa
262
261. Meminta izin
263
262. Cuti seminggu
264
263. Kembali lagi dengan mantannya
265
264. Tolong restui Kakak
266
265. Tolong tetaplah bahagia (END)
267
Malam Panas Dengan Mantan Suami

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!