Rama menoleh ke kanan dan kiri, mencari-cari sumber suara itu. Pandangan matanya pun jatuh pada seberang jalan, ada seorang gadis berambut pendek yang memakai dress brokat berwarna merah maroon tengah berjalan sempoyongan.
Di sebelah gadis itu ada seorang pria berjaket kulit hitam yang tengah merangkulnya. Dia berjenggot dan berkumis. Dilihat dari usia, sepertinya dia sudah 40 tahun lebih.
Tampak jelas di sana gadis itu seperti risih dan mencoba menepisnya, tetapi pria itu masih terus menganggunya. Bahkan sekarang mencoba menariknya entah mau dibawa ke mana.
Seketika, bola mata Rama membulat kala dengan lancangnya pria itu meremmas salah satu dada gadis itu.
"Lepaskan! Tolong!" teriak gadis itu yang mencoba mendorong dada pria di sampingnya.
Rama langsung berlari dan dengan kedua tangan yang mengepal kuat, kemudian langsung menonjok pria tersebut.
Bugh!!
Pipi kirinya berhasil Rama bogem, selanjutnya pipi kanannya.
Bugh!!
Tubuh pria itu pun tersentak jatuh.
"Dasar br*ngsek kau! Nggak punya adab! Berani-beraninya melecehkan perempuan!" geram Rama murka.
"Kau siapa memangnya?! Dia itu pacarku! Nggak usah ikut campur!" sarkasnya tak terima.
Pria berjaket itu lantas berdiri dan mencoba mendekati gadis yang kini berdiri di belakang Rama, dia terlihat seperti meminta perlindungan. Bahkan secara mendadak mendekap tubuh Rama dari belakang.
Jantung Rama seketika berdebar, dia pun mengendus aroma alkohol di tubuh gadis itu. Sepertinya dia habis minum.
"Lepaskan dia!" berang Rama marah saat pria itu mencekal tangan gadis itu. Segera, dia mendorong tubuh pria di depannya. Rama sama sekali tak percaya, jika pria itu adalah pacarnya. Kalau pun memang pacar, tak semestinya dia melakukan hal yang menurutnya kurang ajar itu. "Pergi sekarang atau kau akan kulaporkan ke polisi?! Aku ini anak polisi!" ancamnya.
Sengaja Rama berbohong sedemikian rupa, demi menakut-nakutinya. Dan benar saja, pria itu sempat membulatkan mata. Kemudian berlari pergi meninggalkan mereka.
"Terima kasih. Untung Kakak datang tepat waktu, aku takut, Kak," ucap gadis itu pelan.
Rama menyentuh lengannya yang berada di perutnya. Perlahan melepaskan lalu berbalik badan.
Keningnya langsung mengerenyit, wajah gadis itu merah padam dan matanya sayup. Tetapi dibalik itu, wajahnya terlihat familiar menurutnya, hanya saja Rama lupa pernah ketemu dia di mana.
"Kita sepertinya pernah ketemu, ya? Tapi di mana?" tanya Rama memastikan.
"Kakak ini bicara apa?" Gadis itu menatap Rama sambil terkekeh. "Kita ini 'kan pacaran, masa Kakak lupa sama aku." Dengan tubuh setengah oleng, dia pun menarik tangan Rama untuk mengikuti langkahnya.
"Pacar apanya? Aku bukan pacarmu dan kita mau ke mana?"
"Pulang, di mana motor Kakak?" tanya gadis itu menghentikan langkah. Tetapi tiba-tiba dia pun ambruk, jatuh pingsan.
Rama terbelalak, cepat-cepat dia meraih tubuh kecil gadis itu lalu membawanya masuk ke dalam mobil.
Mesin mobil itu dicoba lagi, mungkin saja akan menyala.
"Alhamdulillah, akhirnya nyala," ucap Rama penuh syukur, lalu mengemudikan mobilnya.
Di dalam perjalanan itu, dia merasa bingung sendiri akan mengantarkan gadis itu ke mana. Sedangkan sekarang saja dia tak sadarkan diri.
"Masa aku bawa dia ke rumah?" Rama menoleh sebentar ke arah gadis di sampingnya. Wajahnya cantik dan imut sekali. Sejak tadi jantung dia juga tak henti-hentinya berdebar kencang. "Tapi kalau aku bawa ke rumah nanti apa kata Daddy? Sedangkan dia terlihat mabuk."
Perlahan gadis itu mengerjapkan matanya, tetapi masih terlihat sayup. Rama langsung mengulum senyum, merasa senang.
"Akhirnya kamu bangun, di mana rumahmu? Aku akan mengantar ...." Ucapan Rama seketika mengantung kala secara tiba-tiba dia mendapatkan sebuah kecupan dibibir. Rama sontak terbelalak, kala gadis itu juga langsung meluumatnya sembari mengalungkan kedua tangannya pada tengkuk Rama.
Merasa takut kecelakaan sebab dia tengah mengemudi, Rama pun mengerem mobilnya asal, lalu mendorong tubuh gadis itu untuk melepaskan ciuman.
"Kenapa kamu tiba-tiba menciumku?! Ey, apa yang kamu lakukan?" Rama tampak tercengang sekaligus kaget dengan apa yang gadis itu lakukan. Sebab dia tengah menarik dress brokatnya ke atas hingga terlepas.
Seperti tak ada malu, kini tubuhnya yang putih nan seksi itu hanya tertutup bra putih dan celana pendek berwarna putih. Susah payah Rama menelan ludahnya.
"Panas banget, Kak, aku nggak kuat, eugh!" ucapnya sambil cegukan. Aroma alkohol itu langsung mengguar di hidung Rama.
"Kamu mabuk, ya? Minum berapa botol kamu?" Rama menggeleng cepat. Menetralkan pikirannya yang seketika travelling. Segera dia mengambil sebotol air mineral yang masih bersegel di dalam dasbor. Membuka, lalu memberikannya. "Ini, minum air putih dulu biar mabuknya hilang," sarannya.
Gadis itu mengambil. Tetapi bukannya diminum, dia justru menguyur tubuhnya.
Dia merasakan hawa panas yang menjalar, keringat dingin pun keluar dan inti tubuhnya terasa gatal hingga sekarang bokongnya ikut bergesekkan pada kursi.
"Kenapa kamu malah membasahi pakaian dalammu, nanti ... eh, kamu ngapain sekarang?" tanya Rama panik.
Tingkah gadis itu sangatlah aneh menurutnya, sebab sekarang dia justru membuat tubuhnya sendiri polos sempurna, lalu tanpa permisi dia pun duduk dalam pangkuan Rama.
"Kamu gila, ya?! Apa yang ... Eeemmpptt!" Ucapannya terhenti lantaran gadis itu mengecupnya lagi. Melummat kasar bibirnya dan menekan kepala pria itu supaya tak lagi melepaskan ciuman.
Rama berusaha mendorong tubuh gadis itu, tetapi gadis itu justru menggesekkan bokongnya di bawah sana.
Jantung Rama makin berdebar dan seperti ingin loncat rasanya. Namun, seperti ada yang janggal pada tubuhnya saat ini.
Yakni tiba-tiba saja, senjata pamungkasnya yang mati itu langsung bangun. Berkedut oleh sendirinya dan mengeras sempurna. Seperti merespon sentuhan yang gadis itu lakukan. Rama dapat merasakan betapa sesak dia di dalam celana.
'Apa hanya perasaanku saja, burungku yang mati sekarang hidup?' batinnya bingung.
Semakin lama, ciuman yang dilakukan gadis itu mendapatkan balasan. Rama yang semula diam dan menolak kini mulai terhanyut.
Tidak terlalu pandai, masih terkesan kaku. Tetapi bibirnya terasa manis dan membuat birahi pria yang selama ini mempunyai penyakit impoten itu kini menggebu.
Oleh sendirinya, tangan Rama mulai berkelana. Berawal dari mengelus kedua pipi. Kemudian turun ke leher lalu mendarat pada kedua dada yang terasa kencang dan kenyal. Ukurannya pas dalam genggaman tangannya. Lantas dia meremmas kuat benda itu.
"Eemm ...," gumam gadis itu, saat pucuk dadanya dipilin lembut oleh Rama.
Ini pengalaman pertama, Rama menyentuh dada seorang gadis. Sebab dulu saat dia berpacaran, hanya ciuman dan pelukan saja yang dia lakukan. Mungkin bonusnya dengan leher. Memberikan cupaang.
Tubuh Rama jadi ikut-ikutan panas, otaknya sudah tak bisa berpikir jernih. Yang dia pikirkan hanya apakah dia bisa, dan mampu mempertahankan miliknya untuk terus berdiri? Entahlah, tetapi saat ini Rama mau membuktikannya sendiri.
Dia lantas menarik tubuhnya sembari mengendong gadis itu, lalu membawanya menuju kursi belakang. Pelan-pelan dia merebahkan gadis itu di kursi. Dan terlihat, gadis itu begitu pasrah sekali.
...Mau ngapain Om? 🤣...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
Fitriyani Puji
wah om rama mau buka puasa dan merendam pusaka nyayang sudah lama bertapa semoga sukses om wslopun belum sah hhhh
2023-02-28
1
🍁𝐂𝐋𝐈𝐅𝐅💃🅺🅰🆃🆁🅸🅽❣️
awas ditangkap hansip🤣
2023-02-25
2
mama yuhu
bawa ke hotel om
masak Bedurnya d mobil?. 🤔🤔😃
sama sama ori nich😁😁
2023-01-12
4