Waktu berlalu dan bulan pun berganti, kini sudah hampir 2 bulan Kendrick tinggal di rumah pak Angga.
Kondisi kesehatan Ken pun berangsur-angsur sudah pulih dan Ken pun berencana untuk segera pulang ke rumahnya
" Bagaimana keadaan mu sekarang nak Ken, apa benar-benar sudah pulih ?" tanya pak Angga ketika keduanya berada di sebuah perkebunan kacang panjang milik pak Angga yang sudah siap untuk di panen
" Alhamdulillah, sudah pak" sahut Ken
" Syukurlah kalau begitu" ucap pak Angga
" Emm... saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada bapak dan juga Freya yang sudah banyak menolong saya" ucap Ken dengan tulus
" Itu memang sudah menjadi kewajiban kami nak Ken, sebagai sesama manusia kita memang harus saling tolong menolong" tuturnya
" Pak Angga dan nak Ken sedang apa?" tanya salah satu warga desa yang mengenal baik pak Angga dan juga tahu tentang keberadaan Ken yang tinggal di rumah pak Angga, yang kebetulan lewat bersama tetangga lainnya
" Oh ini pak Darto, kami baru saja ingin memanen kacang panjang, kebetulan sudah siap panen" jawab pak Angga
" Duhh... enak ya sekarang pak Angga mau panen sudah ada yang bantuin" seloroh pak Darto
" Iya, Alhamdulillah pak Darto" timpal pak Angga dengan kekehan
" Kenapa enggak di jadikan menantu aja pak Angga, saya lihat cocok tuh dengan Freya?" Pak Angga hanya menimpali dengan senyuman sementara Ken sudah membeliakkan matanya mendengar ucapan laki-laki paruh baya yang berada di samping pak Darto
" Freya itu sudah pantas untuk menikah pak Angga, alangkah baiknya pak Angga segera mencarikan jodoh untuknya biar putri pak Angga tidak mengganggu dan menggoda putra saya terus" lanjut kata pak Burhan yang merupakan ayahnya Guntur laki-laki yang memang sudah lama menaruh hati pada Freya begitu pun sebaliknya
" Maksud pak Burhan apa ya bicara seperti itu?" tanya pak Angga merasa tersindir dengan ucapan pak Burhan
" Masa pak Angga enggak tau sih, ah tepatnya bukan enggak tau pasti pura-pura tidak tahu aja, iya kan!" tuduh pak Burhan tersenyum meremehkan
" Tolong ya pak Burhan bicara itu yang jelas jangan mutar-mutar seperti itu?" Tegas pak Angga merasa jengkel dengan pak Burhan
" Sudahlah pak Burhan, tidak baik bapak bicara seperti itu, ini urusan mereka tidak baik pak Burhan bicara begitu?" ucap pak Darto
" Jelas aku harus bicara pak Darto, karena putrinya itu sering sekali aku lihat tengah menggoda Guntur padahal Guntur itu sudah punya calon isteri tapi Freya dengan tidak tahu malunya selalu saja menggoda dan mendekati Guntur" sarkas pak Burhan dengan arogannya
Pak Angga mengepalkan tangannya tidak terima atas tuduhan pak Burhan terhadap Freya
" Putri ku tidak pernah menggoda putra mu Burhan!" geram pak Angga
" Putri ku gadis baik-baik, jangan asal tuduh kamu!" Ken hanya bergeming menatap datar pak Angga yang terlihat marah pada pak Burhan
" Cih, tidak pernah katamu? aku tidak asal tuduh aku sering melihat putrimu datang kepasar dan menemui putraku, aku tahu Freya pasti gencar mendekati Guntur karena sekarang Guntur sudah sukses dan mapan"
Pak Angga semakin tidak terima dengan tuduhan demi tuduhan yang dilontarkan pak Burhan
" Freya itu selalu sok jual mahal menolak setiap laki-laki yang ingin melamarnya, karena incaran dia itu laki-laki kayak raya seperti Guntur putraku"
" Putri mu itu terlalu percaya diri, dia pikir putra ku mau dengan gadis kampungan sepertinya, putra ku itu lulusan sarjana sedangkan putrimu hanyalah lulusan SMA, mereka itu tidak selevel"
" Dan jangan pernah bermimpi jadi menantuku, katakan pada putrimu untuk cari saja laki-laki kaya lain yang mau dengannya, ah.. paling juga cuma dijadikan pembantu saja" Pak Burhan terkekeh meremehkan
" Pak Burhan, sudah ayok pak kita pergi saja. ini sudah siang kita harus pergi ke pabrik kan!" ucap pak Darto berusaha untuk mengajak pak Burhan pergi karena kalau lama-lama berada di tempat itu yang ada akan terjadi adu jotos
Pak Angga berusaha menahan amarahnya, meladeni pak Burhan selalu saja membuatnya naik darah
" Aku belum selesai pak Darto!" kesal pak Burhan
" Sudahlah pak Burhan, tidak baik bicara seperti itu" ucap pak Darto yang ikutan kesal mendengar kata-kata kasar yang pak Burhan ucapkan
" Ahkk... kau ini menyebalkan sekali, kenapa kau selalu membelanya?" geram pak Burhan
" Sudahlah pak Burhan, ayok kita pergi saja!" pak Darto menarik tangan pak Burhan
Mau tidak mau pak Burhan pun ikut pergi bersama pak Darto
Setelah kepergian pak Darto dan pak Burhan terlihat pak Angga menghela napasnya berat
" Pak.... bapak baik-baik saja?" tanya Ken saat melihat pak Angga diam saja dengan raut wajah menahan kesal dan marah
" Bapak tidak apa-apa nak Ken" jawab pak Angga
" Sebaiknya nak Ken pulang saja, bapak mau memanen kacang panjang dulu!" ujar pak Angga yang pergi begitu saja meninggalkan Ken yang bergeming di tempat
" Pak!" panggil Ken membuat langkah pak Angga berhenti tapi tidak menoleh
" Boleh saya bantu bapak?" tanya Ken
" Sebaiknya nak Ken pulang saja!" sahut pak Angga datar dan tanpa menoleh
Pak Angga melanjutkan langkahnya menuju ladangnya, setelah pikirannya sudah terasa jauh lebih baik, pak Angga pun memulai kegiatannya hari ini yaitu memanen hasil perkebunan kacang panjangnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments