Mengobati

" Loh ini siapa pak?" tanya seorang gadis dengan rambut yang dikuncir 2 dan berkaca mata, wajahnya cantik alami tapi kecantikannya ia tutupi dengan kacamata yang selalu bertengger di batang hidungnya

Gadis itu merupakan primadona di desa tempatnya tinggal, sudah banyak laki-laki yang datang untuk melamarnya namun Freya yang masih belum siap berumah tangga apalagi takut jika ia harus pergi bersama sang suami dan meninggalkan bapaknya sendirian, membuat gadis itu selalu saja menolak apalagi usianya yang baru genap 20 tahun ia merasa masih ingin membahagiakan bapaknya terlebih dahulu baru menikah

" Bapak juga tidak tahu dia siapa, tadi bapak sama Iwan menemukannya di jalan" sahut Pak Angga menjawab kebingungan putri semata wayangnya seraya merebahkan tubuh Ken di bangku panjang yang ada di ruang tamu

" Terus kenapa bapak bawa pulang, kenapa tidak bapak bawa ke klinik aja?" tanya gadis yang bernama Freya Kanaya

" Itu juga yang sudah aku katakan Fre, tapi bapak lebih memilih membawanya pulang" sambar Iwan yang mendaratkan bokongnya di kursi yang berada di sebelah Ken di baringkan

" Lokasi ke klinik terlalu jauh Frey, kalau putar balik yang ada bapak akan telat pulang sementara hujan semakin deras dan bapak mana tega ninggalin kamu sendirian di rumah" sahut pak Angga

" Makanya pak nikahkan aja Freya biar ada yang jagain" sambar Iwan

" Belum ada yang cocok Wan" timpal pak Angga

" Sama saya aja pak, pasti cocok iya enggak Frey?" ucap Iwan menoleh pada Freya

" Kalau sama mas Iwan, aku sih enggak mau nanti yang ada aku di datangi sama pacar-pacar mas Iwan sekampung" sahut Freya seraya terkekeh

" Ya enggak segitunya juga Frey, kalau kamu setuju menikah dengan ku ya pasti aku putusin deh semua pacar-pacar aku itu" sahut Iwan meyakinkan keseriusannya dan Freya hanya menanggapinya dengan kekehan saja

"Sudah... sudah.... enggak usah modusin anak bapak, mending kamu bantu bapak Freya untuk mengobati orang ini" ucap pak Angga memotong pembicaraan Freya dan Iwan yang menurut pak Angga tidaklah penting

" Iya pak, Freya ambil kotak obat dulu" Freya bergegas mengambil kotak obat yang berada di lemari yang ada di kamarnya

" Kamu sebaiknya pulang saja Wan, nanti orang tua kamu cemas kamu belum pulang" ujar pak Angga karena melihat Iwan masih betah duduk di rumahnya

" Iya pak, kalau begitu saya pulang dulu" pamit Iwan

" Hati-hati Wan, kalau masih hujan kamu bawa aja mobilnya"

" Iya pak, siap"

"Saya pulang ya pak, Assalamualaikum!"

" Wa'alaikum salam"

Tidak berapa lama Iwan pulang, Freya keluar dengan membawa sebuah kotak di tangannya

" Coba kamu periksa dan obati nak!" titah pak Angga pada putrinya

" Baik pak!" Freya pun membuka peralatan kesehatan yang ia miliki lalu dengan hati-hati Freya memeriksa keadaan laki-laki yang ada di hadapannya saat ini

Walaupun Freya tidak sekolah di jurusan ke dokteran tapi gadis itu cukup pandai dalam menguasai ilmu tentang kesehatan dari berbagai macam buku yang pernah ia baca, Freya memang pernah bercita-cita ingin menjadi seorang dokter seperti almarhumah ibunya yang merupakan seorang dokter namun akibat kecelakaan ibunya meninggal dunia setahun setelah kelahiran Freya.

Freya yang tidak ingin membebani bapaknya dengan sekolah kedokteran yang pastinya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, Freya lebih memilih belajar secara otodidak dengan membaca buku dan memanfaatkan teknologi digital yang ada, dan ilmunya pun hanya dia pergunakan kalau dalam keadaan genting saja, selain ilmu kesehatan yang Freya kuasai gadis cantik itu juga menguasai ilmu tentang bisnis dan menajemen, meskipun hanya lulusan SMA tapi gadis yang sehari-harinya bergelut dengan buku itu tidak bisa dipandang remeh, karena masih banyak lagi keahlian lainnya yang gadis itu kuasai

Setelah memeriksa keadaan laki-laki yang dibawa pulang bapaknya itu Freya lalu dibantu bapaknya memindahkannya ke kamar tamu agar pria tersebut bisa beristirahat lebih nyaman

" Bagaimana keadaannya Frey, apa perlu kita bawa ke rumah sakit?" tanya pak Angga sedikit khawatir dengan keadaan laki-laki yang dibawanya pulang itu, apalagi lukanya sepertinya cukup serius.

Freya sudah membalut luka di dada laki-laki itu dengan perban, luka tusukan senjata tajam yang cukup dalam dan beruntungnya tidak sampai mengenai jantung

" Freya rasa enggak perlu pak, tadi Freya udah memberinya obat dan lukanya juga sudah Freya bersihkan, kalau besok pagi orang ini masih belum sadar kita periksa lebih lanjut pak " tutur Freya

" Ya sudah terserah kamu aja bagaimana baiknya Frey" ucap pak Angga yang memang cukup tahu kemampuan sang putri dalam ilmu pengobatan

" Sebaiknya bapak istirahat saja, biar orang ini Freya yang jaga, takut-takut nanti dia terbangun dan membutuhkan bantuan, enggak apa-apa kan pak Freya menjaganya?" tanya Freya meminta izin

" Iya, enggak apa-apa, nanti kalau ada apa-apa kasih tau bapak ya!"

" Iya pak"

Selepas pak Angga keluar dari kamar tersebut, Freya pun menjatuhkan tubuhnya pada kursi yang tadi sempat dia ambil dari ruang tamu.

Untuk membuang kejenuhannya Freya seperti biasa menghabiskan waktunya dengan membaca buku dan sesekali memeriksa keadaan Kendrick yang masih setia memejamkan mata

" Tampan" batin Freya lalu kembali duduk di kursinya membuka buku yang tadi dibacanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!