9

“Aku paham sekarang. Tak ada yang perlu aku jelaskan lagi padamu, karena sebenarnya kau hanyalah salah paham.”

Hyun mengerutkan keningnya, dia kembali bingung dengan yang di bicarakan Rose.

“Apa maksudmu, kenapa kamu bicara seperti itu?”

“Yang sebenarnya terjadi, dia bukanlah tuan muda tapi tuan besar Lim karena usianya yang sudah setengah abad tidak pantas di panggil tuan muda,”

Hyun ternganga, dia bingung dan terkejut mendengar jawaban Rose yang mengatakan jika Lim seorang priba dengan usa setengah abad.

“Apa yang kau bicarakan, tidak mungkin Lim berusia setengah abad. Suamiku, dia berada di usia tiga puluhan sekarang.”

Hyun terus membantah Rose, dia tak terima suaminya di katakan sudah berusia setengah abad sedangkan Rose, dia sibuk memainkan ponselnya hingga terllihat raut wajah panik.

“Engg Hyun, sepertinya aku harus kembali sekarang. Aku sudah lama meninggalkan pekerjaanku.

Hyun ternganga terkejut, “Hei, bukankah kamu sedang dalam waktu luang sekarang?” tanya Hyun

“Aku mendapatkan tugas mendadak, maafkan aku Hyun. kIta akan kembali lagi nanti, sampai jumpa.”

Rose pun segera pamit pulang, namun Hyun hanya ternganga melihatnya yang tiba-tiba saja memiliki pekerjaan mendadak dan harus pulang kembali ke rumahnya.

“Sial, kenapa dia sangat terburu-buru. Aku bahkan belum sempat untuk melanjutkan pembicaraanku.”

Hyun menyadari bahwa Liam masih berada di dalam kamarnya, dia segera menaiki tangga untuk menemui Liam yang mengurung diri di dalam kamarnya. Berada di luar pintu kamar, Hyun terus mengetukkan pintu kamarnya meminta untuk dibuka.

“Liam, bisakah aku masuk? Liam, Liam.”

Hyun terus memanggilkan Liam, dia mengetuk pintu kamarnya juga, berharap Liam akan membukakan pintu kamar untuknya. Namun nyatanya tidak, pria itu tetap berada di dalam kamarnya

“Oh tidak, aku harus bagaimana sekarang.”

Hyun kembali menuruni tangga, dia memutuskan untuk membuatkan makan siang untuk Liam.

“Aku akan membuat telur goreng saja, aku berharap dia akan menyukai makanan sederhana namun bermakna ini,” ujar Hyun tersenyum.

Hyun membawa makan siang tersebut kembali ke lantai dua menuju di depan kamar Liam.

“Aku sudah membuatkanmu makanan istimewa, ayo makan denganku Liam.”

Hyun mendengar suara langkah kaki juga kuncian pintu yang perlahan terbuka, Hyun tersenyum lebar aat Hyun berdiri di depannya.

“Apa yang kau inginkan?” tanya Liam

“Aku ingin mengajakmu makan siang denganku.” pinta Hyun, membujuk Liam supaya dirinya setuju.

“Kau mengajakku untuk makan telur goreng bersamaku? Aku pikir aku tidak akan ikut, aku tidak suka telur,” ujar Liam seraya terkekeh

“Bagaimana dia bisa mengetahui jika aku masak telur goreng?” tanya Hyun, sangat bingung.

“Aku ingin kembali tidur sekarang, sampai jumpa,”

“Hei, tuan menyebalkan. jawab aku dulu.Bagaimana kamu tahu kalau aku sedang memasak telur goreng, cepat beritahu aku,” pinta Hyun yang terus merajuk meminta Liam menjawabnya.

“Aku tahu, karena aku mencium bau gosong. Ternyata, itu adalah telurmu.”

“Gosong?” kejut Hyun

Hyun langsung terburu melihat ke arah wajan penggorengannya, dia melihat telurnya yang gosong dan membuatnya sangat panik dia langsung mematikan kompornya.

“Astaga, apa yang aku lakukan. Aku lupa mengangkat telur gorengku, sial.”

Berada di dalam kamarnya, Liam berdiri di dekat jendela. Dia menatap pada jendela menatap bintang yang sangat terang berada di atas langit. Saat sedang menatap bintang, tiba-tiba Liam merasakan perutnya yang sangat sakit

“Ouch,”

Liam segera bergerak untuk mengambil obat yang ada di lacinya, dia menarik laci dan panik mencari obatnya dia meneguk obatnya dan meraih gelas yang ada di atas meja, setelah dia dapat semuanya dia segera meminumnya dan terbaring di atas lantai dengan tubuh yang sangat lemas.

“Liam, kenapa kau tertidur di lantai?” tanya Hyun, membangunkan Liam yang berbaring di atas lantai.

Liam membuka matanya, dia mengerjapkan matanya dan menarik lengan Hyun untuk terjatuh di atas tubuhnya, Liam memberika pelukan erat untuk Hyun.

“Ada apa denganmu, kenapa kau memelukku dengan sangat erat seperti ini. Aku sesak di peluk olehmu, Liam.” Hyun merengek meminta Liam melepaskan pelukanya.

Pelukan Liam semakin erat, dia memejamkan matanya.

“Liam, ayo kita makan lebih dulu. Aku sangat lapar sekarang,” Hyun terus merengek meminta dilepaskan

“Sebentar lagi, aku ingin mendekapmu dengan erat sekarang. Sebentar saja, Hyun.”

Hyun terdiam, dia membalas pelukan erat Liam dan dengan nyaman bersandar di dadannya.

“Nyaman sekali. Tapi, tidak biasanya kamu bersikap begini, ada apa?” tanya Hyun dengan bingung

Liam tak menjawab pertanyaan Hyun, dia mengalihkan pertanyaan Hyun

‘Apakah kamu mengundang Rose karena kamu ingin tahu tentang Lim?” tanya Liam

Hyun terdiam, dia tak bisa menjawab pertanyaan tunangannya.

“Aku tidak masalah dengan siapapun kamu jatuh cinta. Aku akan selalu ada di belakang setiap kali kamu membutuhkanku,” ucap Liam, terdengar sangat sedih.

“Hal itu tidak akan terjadi, Lim akan selalu mencintaiku dan tak terpikir sedikitpun dirinya untuk menghianatiku, tenang saja aku percaya Lim pria yang seperti apa,” ucap Hyun, seraya tersenyum senang.

Liam memeluk erat Hyun, dia menitihkan airmatannya. Liam menangkup wajah Hyun, dia mengusap wajah Hyun dengan sangat lembut.

“Mulai sekarang, aku akan membebaskanmu untuk kembali pada siapapun yang kamu inginkan.”

Hyun tersenyum senang dia memberikan kecupan untuk Liam, dia segera bangun dari pelukan Liam dan mencari dimana jaket milinya.

“Aku ingin pergi dulu mencari dimana Lim, aku harus segera pergi menemuinya,” ucap Hyun

Liam hanya menatap punggung Hyun yang perlahan-lahan menghilang. Namun, pada saat Hyun sudah berada di teras rumahnya, hatinya merasa tak enak entah kenapa dia ingin sekali kembali pada Liam.

“Kenapa aku tak bisa pergi meninggalkan Liam, kenapa perasaanku tiba-tiba saja berubah?” tanya Hyun, didalam hatinnya yang sedang gelisah.

Hyun berlari pergi kembali masuk ke dalam kamar, dia segera menemui Liam yang berada di dalam kamar. Hyun berlari dengan kencang, dia membuka pintu kamar melihat Liam yang sedang melihat selembar kertas.

“Liam.”

Hyun memnggilnya, kedua matanya berkaca kaca kala menatap Liam yang sedang berdiri menatap pada Hyun yang juga sedang berdiri di depan pintu kamarnya.

“Hyun.” jawab Liam.

Hyun langsung berlari, memeluk erat tubuh Liam seraya menangis tersedu-sedu

“Aku tidak ingin pergi, aku tidak ingin jauh darimu Liam. Aku tidak ingin pergi darimu, maafkan aku. Aku minta maaf karena sudah membuatmu bersedih.”

Hyun menangis memeluk erat tubuh Liam, dia merasakan hatinya yang begitu hancur. Entah mengapa, meskipun Hyun tahu kalau pria yang dia cari adalah Lim, entah kenapa dia tak bisa menjauh dari Liam.

“Meskipun aku tahu, kalau aku hanya mencintai Lim. Tapi, hatiku tak bisa meninggalkanmu, berikan aku penjelasan kenapa hatiku tiba-tiba saja berubah, Liam?” tanya Hyun, dengan mata yang berkaca-kaca.

Liam memeluk tubuh Hyun, dia menempatkan tubuh kecil Hyun di atas pangkuannya dan memeluk erat tubuhnya.

“Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja. Aku berjanji padamu, aku akan membawamu pergi menemui Lim,” ujar Liam berjanji kepada Hyun.

Hyun mengangguk, “Terimakasih Liam. Terimakasih banyak sudah memahami bagaimana perasaanku.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!