Hyun berdandan dengan sangat cantik, dia memakai gaun abu-abu dan rambutnya yang di rias dengan sangat cantik membuat dirinya terlihat sangat mempesona.
“Liam, apakah aku sudah cantik?’ tanya Hyun, kepada Liam
Liam tersenyum, dia mengangguk dan membelai lembut rambut Hyun
“Kamu sangat cantik. Apakah kamu sudah menyelesaikan riasanmu dan juga sudah menyiapkan koper?” tanya Liam
“Untuk apa koper?” tanya Hyun
“Koper pakaianmu dan semua yang kamu miliki’
Hyun merasa hatinya sangat berat, namun dia mengangguk untuk mempertegas dia sudah melakukannya.
“Aku sudah menata semuanya dengan sangat baik.”
“Baguslah, kalau begitu. Ayo, kita harus segera pergi.”
Liam mengambil tas koper milik Hyun, dia meletakkan di dalam bagasi mobilnya, menata semuanya dengan rapih. Liam melihat Hyun yang hanya berdiri seraya menatap wajahnya dengan tatapan gelisah.
“Hyun, ayo kita pergi,”
Hyun menahan tangan Liam, dia menatap Liam dengan matanya yang sendu.
“Hyun, ada apa?” tanya Liam
“Aku merasa hatiku sangat berat untuk meninggalkan semua ini. Rumah ini, pekarangan yang ada disana. Apakah aku harus meninggalkan rumah ini?” tanya Hyun
Liam terkekeh, dia membelai lembut wajah cantik Hyun dan menatap matanya dengan tatapan yang tak biasanya.
“Jika kamu tetap berada di dalam sini, maka kamu tidak akan pernah bisa bertemu dengan Lim, suamimu. Apakah kamu ingin menunda hal yang selama ini kamu yakini dapat membawakan kebahagiaan untukmu?” tanya Liam
Hyun terdiam, “Baiklah, ayo kita pergi sekarang,” ajak Hyun.
Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan pergi ke tempat dimana Lim berada.
“Apakah kamu tahu, dimana Lim berada?” tanya Hyun.
“Jepang.”
Hyun terkejut, “Itu artinya kita akan menaiki pesawat? Tapi, apakah kamu sudah menyiapkan tiket?” tanya Hyun, cemas.
Liam menunjukan satu tiket pesawat, pada Hyun yang membuat Hyun tersenyum dan mengagumi kebaikan Liam
“Kenapa kamu sangat baik padaku, aku tidak menyangka kamu akan membelikan tiket pesawat juga menyiapkan semua keperluanku,’ ujar Hyun, sangat terharu.
Liam terkekeh, “Kamu menangis karena kamu terharu dengan apa yang aku lakukan?” tanya Liam
Hyun tersenyum, “Kau sangat baik Liam, terimakasih banyak atas bantuanmu.”
“Akan aku lakukan segalanya untuk membuatmu bahagia Hyun,” ucap Liam, dia menarik pundak Hyun dan mengecup kepalanya dengan mesra.
“Liam, boleh aku minta sesuatu padamu?” tanya Hyun
‘Sesuatu yang seperti apa, Hyun?” tanya Liam.
“Aku ingin kamu mencari seorang wanita yang sangat baik diluar sana, setelah aku pergi. Mungkin saja, aku pergi takkan kembali lagi,” ujar Hyun, memegang tangan Liam.
Liam terdiam dan tetap fokus menyetir mobil, dia tak menanggapi permintaan Hyun. Tak terasa mereka pun tiba di bandara. Liam membantu Hyun untuk menurunkan tas koper miliknya.
“Liam, apakah kamu tidak ikut bersamaku saja?” tanya Hyun
“Tidak. Aku hanya bertugas untuk mengantarmu sampai ke bandara dan setibanya kamu di bandara, kamu yang akan mengurus dirimu sendiri tanpaku,” ujar Liam
“Tapi, bagaimana jika aku tersesat nanti?” tanya Hyun, sangat cemas.
“Tidak akan, saat tiba di bandara Jepang seseorang akan menjemputmu dan mengantarkanmu menemui Lim,”
“Siapa?” tanya Hyun
“Seorang suspir pribadi Lim dia yang akan mengantarmu pulang menemui Lim,” ujar Liam
Hyun mengerutkan keningnya, dia merasa ada sesuatu kejanggalan yang membuat pikirannya terbuka.
“Darimana kamu mengenal Lim?” tanya Hyun
Liam tersenyum, dia mengusap kepala Hyun dengan tangannya yang lembut
“Setibanya disana, kamu akan tahu semuanya.”
“Mengapa kamu bisa tahu segalanya tentang Lim, padahal kamu belum mengenalnya,” tanya Hyun dengan bingung
Liam tak menjawab pertanyaan Hyun “Aku tidak mau menjawabnya, sudah waktunya penerbanganmu. Pergilah, Hyun.”
Hyun menatap Liam dengan tatapan matanya yang dipenuhi kebingungan, dia membawa tas kopernya.
“Liam, kamu yakin tidak ingin pergi denganku juga?” tanya Hyun sedikit membujuk.
“Tidak, sampaikan saja salamku untuk Lim,” pinta Liam menepuk pundak Hyun
Hyun tersenyum dan mengangguk, “Aku akan menyampaikannya kepada Lim,”
“Pergilah, kamu harus terbang ke jepang sekarang dan menemui suamimu Lim,” pinta Liam.
Hyun menghela napasnya, mereka sama-sama melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan. Hyun tak hentinya menatap Liam, begitu pula dengan Liam yang seakan menyerah untuk mempertahankan Hyun berada di sisinya.
“Maafkan aku sudah melukaimu, terimakasih atas semua pengorbanan yang sudah kau beri untukku. Kau begitu baik kepadaku, Liam.”
Hyun pun segera melakukan penerbangannya, saat hendak mencari tempatnya untuk duduk tiba-tiba saja bangkunya sudah di duduki seorang wanita tua
“Permisi nyonya ini adalah bangku milikku,” ujar Hyun
Wanita tua tersebut hanya diam saja dia tak peduli dengan panggilan Hyun,
“Apa kau tidak mendengarku, nyonya?” tanya Hyun kembali
Sepertinya, wanita tua tersebut tidak mau mendengar Hyun yang terus membujuknya.
“Permisi nona, silahkan duduk dimana saja. jangan berdiri seperti ini,”
Tak sengaja tubuh Hyun terdorong oleh bapak-bapak tua yang membuat tubuhnya terhuyung ke belakang dan menimpa seseorang yang sedang duduk sendirian dengan koran di tangannya.
“Owh astaga, yatuhan maafkan aku tuan. Aku tidak sengaja menabrakmu dan terhuyung menimpamu,” ucap Hyun, merasa sangat bersalah atas apa yang dia lakukan.
Pria tersebut melepaskan koran yang terletak didepan wajahnya, dia langsung menatap Hyun yang masih berada di bawah lantai. Ketika melihat wajah pria yang ada di hadapannya sekarang, membuat tubuh Hyun terasa begitu lemas dan mulutnya yang ternganga terkejut.
“Lim?!” kejut Hyun, jantungnya terasa berdebar dengan begitu kencang
“Siapa?” tanya pria tampan yang memiliki wajah layaknya seorang pangeran
“Hah?!” Hyun kembali ternganga, dia sangat tak menyangka ketika suaminya itu tak mengenali dirinya.
“Lim, ini aku Hyun.”
Pria tampan itu kembali mengingat wajah juga nama yang disebutkan Hyun
“Hyun? Hyun?” tanya Lim merasa sangat aneh.
Seorang pramugari pesawat berjalan mendekati Hyun, dia segera membangunkan Hyun yang masih berada di atas lantai,
“Nona maaf, bisakah kamu duduk dengan benar di atas bangkumu?” tanya pramugari tersebut
“Ah iya, maafkan aku,” ucap Hyun.
Hyun segera duduk di samping Lim, dia melihat Lm yang menatapnya dengan tatapan bingung dan terlihat terganggu.
“Maaf permisi, apakah ada bangku lain? Karena aku memesan bangku ini hanya untukku sendiri,” ujar Lim mengajak bicara pramugari pesawat.
“Maaf, hanya ini bangku yang tersisa tuan. Jadi, tolonglah kalian duduk tenang ya, karena penerbangan akan segera dilakukan,” pinta pramugari tersebut dan langsung bergerak kembali ke ruangannya.
Hyun begitu tercengang saat mendengar Lim mengusirnya dari tempat duduknya.
“Lim, kenapa kamu mengusirku. Aku adalah Hyun babe kamu, apakah kamu tidak mengingatku? Aku adalah si kecil Hyun,” ujar Hyun dengan matanya yang berkaca-kaca.
Lim hanya menatapnya dengan tatapan yang aneh, dia terlihat sangat terganggu
“Bisakah kau simpan semua pertanyaan itu, aku ingin kembali baca koran dan jangan ganggu aku!!” perintah Lim pada Hyun dengan tegas
Hyun tak sadar menitihkan airmatnya, dia merasakan hatinya yang sangat sakit saat Lim bicara dengan kasar seperti itu.
“Tenanglah Hyun, dia bicara kasar seperti ini karena dia tak mengingatmu dengan baik. ini sudah delapan tahun, wajar saja jika dia bicara dengan kasar padamu,” ucap Hyun di dalam hatinya, dia berusaha untuk mendoktrin dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments