“Liam!!”
Kepala wanita cantik itu terasa sangat pusing, dia melihat dua tangannya telah terlepas borgol bahkan dirinya sudah berada di dalam kamar namun hanya seorang diri, matanya memburu mencari dimana keberadaan Liam namun tak dia temukan.
“Untuk apa pula aku mencari dia. Aku benci dengannya, sikapnya sangatlah kasar kepadaku.”
Hyun bangkit dari tempat tidurnya, dia membuka jendela kamarnya dan ternyata benar masih malam hari.
“Dugaanku benar, ini masih malam dan belum pagi. Aku harus melanjutkan perjalananku untuk mencari di mana keberadaan Lim sekarang.”
Hyun mengambil jaket yang tergantung di belakang pintu kamarnya, dia mengenakan jaket tersebut dan segera berjalan pergi menuruni tangga. Hyun merasakan debaran jantungnya yang kembali tak normal, tubuhnya terasa sangat lemah dan kepalanya pening.
“Aku harus kuat, aku tidak bisa terus-terusan lemah seperti ini. Aku harus tetap kuat dan menemukan Lim,” ucap Hyun.
Hyun teru menuruni tangga, sesampainya di ruang tamu dia melihat Liam yang sedang duduk dengan menundukkan kepalanya, ada tiga botol alkohol yang tersebar di lantai juga karpet yang berantakan.
“Apa yang sedang dia lakukan?” tanya Hyun, ketakutan.
Hyun teringat, kejadian sebelum dia keluar dari dalam gudang. Hyun mendengar suara erangan yang berasal dari ruang tamu.
“Baby!!”
Hyun terkejut, dia langsung bersembunyi saat melihat seorang wanita dengan pakaian seksi yang sudah acak-acakan menghampiri Liam.
“Baby, berikan aku usapan.”
Hyun merasa sangat jijik, saat melihat mereka bercumbu di bangku sofa. Hyun tak bisa melihat hal itu lebih lanjut lagi, dia harus pergi secepatnya karena sudah sangat jengah.
“Aku harus segera pergi, melihat mereka seperti ini rasanya sangat memuakkan.” ucap Hyun di dalam hatinya.
Hyun diam-diam melarikan diri dari rumahnya, meskipun sangat sulit untuk melarikan diri tapi akhirnya dia bisa melakukanya.
“Syukurlah, akhirnya aku terbebas dari neraka.”
Hyun berjalan perlahan-lahan, dia lupa membawa uang dan kini dia harus menempuh pencarian Lim dengan berjalan kaki entah sampai kapan dia harus berjalan kaki.
‘Lelah sekali, mungkin aku bisa duduk sebentar disini.”
Hyun berdiam diri di tepi jembatan, tubuhnya mengigil kedinginan rasanya seperti ingin pingsan saja, bahkan sekarang nafasnya tersendat.
“Aku harus pergi sekarang.”
Pada saat Hyun hendak memaksakan dirinya untuk meneruskan perjalanannya, sebuah mobil mewah berhenti di depannya dan membuat Hyun bingung.
“Tidak bisakah mobilmu tidak parkir di depanku seperti ini?” tanya Hyun dengan sangat kesal.
Hyun menatap tajam pada mobil tersebut, kemudian seorang pria tua keluar dari dalam mobil tersebut dan menghampiri Hyun.
‘Maaf pak, bisakah bapak tidak menghalangiku?” tanya Hyun
“Nona muda, silahkan masuk ke mobil sekarang.”
Hyun membelalakan matanya, dia menunjuk dirinya sendiri
“Aku?” tanya Hyun, bingung.
“Ya. Nona Hyun Bae.”
Hyun pun menurutinya, dia masuk ke dalam mobil bersama dengan pak tua yang mengendarai mobil mewah tersebut.
“Nona terlihat begitu pucat, apakah nona sedang sakit?”
“I-iya. Tapi, aku tidak akan menularkanmu, tenang saja.”
Pak tua tersebut menanggapi Hyun dengan tawaanya
“Memangnya, seburuk apa penyakit nona hingga takut akan menularkan orang lain?” tanya pak tua tersebut.
“Kanker paru-paru. Tenang saja, ini tidak menular.”
Raut wajah pak tua tersebut langsung berubah murung
“Apakah sudah lama nona mengidap penyakit kanker paru-paru?”
“Aku sudah memasuki stadium dua sekarang.’
“Aku sungguh minta maaf karena sudah membuatmu bersedih nona. Tapi, apakah kamu tidak lakukan pemeriksaan ke rumah sakit saja?”
Hyun hanya diam dan menggelengkan kepalanya.
“Kamu memang tidak pernah berubah nona. Seharusnya tuan muda lebih berhati-hati lagi.”
Hyun mengerutkan keningnya, dia bingung dengan celetuk pak tua yang kini ekspresi wajahnya langsung berubah cemas.
“Tuan muda? Siapa tuan muda?” tanya Hyun.
“Tidak nona, maksudku. Maksudku bukan tuan muda yang biasannya,” ucap pak tua, berusaha untuk memperbaiki keadaan
Melihat pak tua tersebut sudah sangat kesulitan, membuat Hyun berhenti untuk memburunya dengan hujan pertanyaan.
“Bolehkah aku membaringkan tubuhku di atas bangku mobil?” pinta Hyun.
“Tentu saja nona. Apakah aku perlu mengambilkan seLimut untukmu?” tanya pak tua
“Bolehkah?”
“Tentu nona muda. Tunggu sebentar, aku akan mencari tempat parkir untuk mengambil seLimut yang ada di bagasi.’
“Tidak perlu, aku yang akan mengambilnya sendiri. Tidak perlu repot-repot, aku bisa naik melalui bangku dan mengambilnya.”
“Tidak, jangan nona itu berbahaya!”
Hyun tetap bersikap keras, dia menaikkan kedua kakinya di atas bangku mobil dan meloloskan dirinya berada di bagasi mobil lalu mengambilnya.
“letaknya tidak jauh, tenang saja aku bisa mengambilnya.”
Hyun tertawa namun tetap saja membuat pak tua itu sangat khawatir padanya. Hyun pun bebaring di dalam mobil dan menutupi tubuhnya dengan selimut.
“Kau memang tak pernah berubah, nona muda.”
Hyun yang sedang sakit, membuatnya tak terpikir akan hal apapun dan melanjutkan tidurnya yang pulas dengan lembutnya kain yang dia dapakan.
“Lim.. Lim… Lim kamu dimana? Lim..”
Bahkan, Hyun yang sedang mengigau masih terus mengingat Lim. Dia memang benar-benar sangat merindukan Lim.
“Nona muda, bahkan kau yang sedang tidur pulas masih mengingat tuan muda. Aku sungguh merasa kasihan padamu, bertahanlah aku akan membawamu padanya.”
Hyun tidur dengan sangat pulas, bahkan dia tak pedulikan apapun lagi yang ada di dalam pikirannya dia hanya ingin bertemu dengan Lim bagaimanapun caranya mereka harus bersama.
“Nona muda, nona muda bangunlah. nona muda.”
perlahan, hyun membuka matanya. Dia melihat pak tua yang berada di luar mobil berusaha untuk memanggilnya. Hyun terkejut saat melihat pak tua berada di dalam tangkapan semua orang dengan pakaian serba hitam
“pak tua, ada apa ini. kenapa mereka menangkapmu!” panik hyun melihat ke sekeliling pria pakaian hitam itu mengurung pak tua.
“nona muda, cepat pergilah!! nona muda jangan sampai tertangkap!!” perintah pak tua meminta hyun untuk pergi.
Hyun yang melihat kedua pria lainya hendak menangkapnya, hyun langsung berlari kencang menghindari mereka dan tak lupa membawa selimut.
“kembali kau!!”
hyun yang tengah di kejar-kejar itu dia langsung berlari kencang menghindari mereka semua, hyun sangat ketakutan dan hanya dapat terus berlari melarikan diri dari mereka
“Tolong!! tolong!!” teriak hyun
Jalan yang licin membuat hyun terjungkal dan terjatuh menghantam tanah, membuat tubuhnya terasa begitu sakit dan kakinya terkilir
“Ya tuhan, sakit sekali.”
Hyun menangis tersedu-sedu, dia memegang kakinya yang terkilir. Hyun yang melihat dua orang pria itu terus mencarinya, dia terburu untuk kembali bangun dari duduknya dan berjalan mendekati pohon besar untuk dijadikan sebagai tempat mengumpat.
“Mereka tidak akan melihatku, tenanglah hyun.”
Hyun terus melakukan pemantauan pada mereka berdua yang berjalan mendekat padanya
“Tidak, mereka tidak akan melihatku.tidak akan.”
Nafas hyun tersenggal kala melihat mereka berdua yang semakin mendekati pohon besar tempat hyun mengumpat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments