4

Hyun merasa tubuhnya sangat lemas dan tak berdaya, di bawah rinai hujan gerimis yang semakin deras membuatnya ingin menyerah.

“Aku tidak boleh menyerah, Lim sudah melakukan banyak sekali pengorbanan untukku. Aku harus menemukannya sekarang.”

Namun, tak sampai Lima menit berlalu Hyun sudah terbaring di dalam pelukan Liam yang sedari tadi berjalan di belakangnya dan siap memeluk kapanpun Hyun terjatuh.

“Liam, kenapa kau masih berada disini. Apakah kau tidak mengerti kalau kau tidak bisa mengikutiku kemana aku pergi?”

Hyun masih bersikap angkuh, seakan tak membutuhkan Liam, namun pria dengan tatapan mata yang dingin itu hanya diam dan menggendong tubuh Hyun membawanya pergi bersamannya.

“Liam, kenapa kau sangat keras kepala. Aku tidak butuh bantuanmu, sungguh.”

Liam tak menanggapi apa yang di bicarakan Hyun, dia tetap menggendong wanita keras kepala itu dan membawanya pulang bersama dengannya.

“Aku minta kamu jangan keras kepala, satu malam ini saja tolong dengarkan apa yang aku katakan dan patuhi aku. Ini juga demi kebaikanmu, Hyun babe.”

Hyun hanya diam dan menangis, hatinya sangat keras sekali untuk menerima perkataan suaminya.

“Aku hanya ingin bertemu Lim. Aku hanya ingin bersamanya, apakah itu sangatlah sulit?” tanya Hyun, dengan airmatanya yang mengalir.

“Apakah pantas bagi seorang tunangan membicarakan pria lain kepada tunangannya?” Liam membalikkan pertanyaan Hyun.

Hyun lantas menoleh menatapnya dan bicara dengan apa adanya.

“Kamu hanya tunangan, tapi Lim adalah suamiku.”

Hyun tak peduli bagaimana perasaan Liam saat mengetahui bahwa dirinya tenyata telah menikah dengan pria lain. Tapi, tak ada balasan dari Liam dia hanya diam dan tetap menggendong Hyun hingga tiba di rumah mereka.

“Aku akan membuatkanmu makan malam Hyun,” ucap Liam

Hyun yang telah turun dari gendongan Liam, dia melirik Liam dan menggeleng.

“Aku tidak lapar, aku lelah dan ingin ke kamar sekarang.”

Tapi, sudah terlambat bagi Hyun untuk menolak. Kini, tunangannya yang awalnya masih terlihat bersabar menghadapi sikap keras Hyun kini dia mulai jengah dan langsung menggendong tubuh Hyun.

“Liam, aku menolak untuk makan sekarang. Turunkan aku Liam!!” Hyun terus berteriak meminta pertolongan

Sebelum menurunkan Hyun dari gendongannya, Liam lebih dulu mengambil borgol yang tersimpan di dalam lacinya. Dia langsung mendudukkan Hyun di atas bangku makan.

“Waktuku sudah habis Hyun. Aku harus memberikanmu beberapa ketegasan.”

Hyun menggelengkan kepalannya, dia menangis saat melihat borgol ada di tangan Liam.

“Apa yang kau bawa. Untuk apa itu semua, Liam!” teriak Hyun.

Hyun terus memberontak, menolak tangannya di borgol. Namun, saat Liam mengeluarkan tatapan tajam dan tegasnya Hyun langsung terdiam.

“Kamu tidak akan mati ataupun kesakitan. Aku hanya ingin membuatmu mengerti.”

Hyun terdiam, tidak. Dia menangis sekarang, airmatanya mengalir dan tatapan matanya menggambarkan permohonan juga penyesalan.

“Aku tak mengerti apa kesalahan yang aku lakukan hingga kamu mengikat kedua tanganku ke belakang dengan borgol besi ini. Kamu tidak mencintaiku, Liam.”

Hyun hanya bisa menangis dan menundukkan kepalanya, pandangannya bahkan sekarang memburam karena menangis. Liam menatap lekat kedua matanya, dia mengusap wajah Hyun dengan tangannya yang lembut

“Baby, kamu hanya perlu diam dan menunggu hingga makan malam selesai. Aku tidak ingin kasar padamu, tapi jika kamu terus membantah aku akan melakukannya.”

“Apa kesalahanku, aku hanya ingin mencari Lim. Kenapa aku tak boleh melakukannya, kenapa aku tidak bisa kembali ke rumahku!!”

Liam menghela napas panjang dan kembali bicara dengan tegas.

“Kamu akan mengerti suatu saat nanti, baby.”

Liam menarik perlahan kepala Hyun, dia memberikan kecupan di kening Hyun. Kecupan yang sangat lembut.

“Love you more,” bisik Liam.

Hyun kini menatap Liam yang hendak pergi ke dapur untuk membuatkan makan malam untuknya.

“Gila, kau sudah menggila Liam. Kau jahat sekali mengikatku dengan kejam seperti ini, aku ini manusia bukanlah binatang ataupun boneka!! Lepaskan aku Liam!!”

Hyun terus berteriak, namun Liam tak pedulikan dirinya dia terus membuat makan malam untuk mereka.

“Aku akan membebaskan diriku sendiri dan pergi dari neraka ini!!” teriak Hyun

Setelah sekian banyaknya kaLimat makian juga teriakan Hyun, entah kenapa kaLimat yang baru saja Hyun katakan itu membuat hati Liam terhenyak, bahkan membuatnya berhenti sejenak lalu kembali membuat makan malam.

“Baik, jika kamu tidak mau menolongku, aku akan menolong diriku sendiri.”

Hyun menendang-nendang meja makan, dia melakukan segala cara untuk menganggu Liam bahkan berteriak meminta tolong agar Liam peduli dan melepaskanya tapi ternyata tidak, pria itu kembali dengan membawa solatip.

“Apa kau sudah gila, Liam. Tidak, tidak akan aku biarkan kamu melakukan itu padaku, tidak akan aku biarkan!!”

Terdengar suara ketukan pintu dari dalam rumah mereka, terdengar seperti suara ketukan yang menuntut untuk segera dibuka.

“Shit!!’ sentak Liam

Sentakan Liam, membuat Hyun sangat terkejut dia tak menyangka tunangannya sudah sepenuhnya berubah menjadi pria yang kejam juga kasar.

“Aku tidak akan membiarkan kalian bertemu. Aku harus menyembunyikanmu.”

Liam mendorong bangku tersebut dan memasukkan Hyun ke dalam gudang yang gelap juga sunyi.

“Tidak Liam. Aku mohon, aku mohon padamu jangan lakukan ini, tidak aku mohon demi tuhan kau sangat tahu aku takut dengan kegelapan.Tolong, jangan lakukan ini.” ucap Hyun menangis tersedu-sedu memohon padanya.

Liam berlutut di hadapan Hyun, dia mengalungkan kedua lengannya di pundak Hyun. Entah mengapa, Hyun dapat merasakan perasaan menyesal juga sangat bersalah yang terlihat jelas dari pancaran mata Liam.

“Hyun babe. Aku akan selalu ada bersamamu, aku bersumpah tidak akan lebih dari Lima menit. Baby, aku mohon kita tidak ada pilihan lain.”

Hyun menggelengkan kepalanya, dia terus menolak apa yang akan di lakukan Liam.

“Aku mencintaimu, tapi aku tidak bisa melawannya. Aku minta maaf, aku janji padamu ini hanya akan terjadi dalam waktu Lima menit.”

Hyun menangis, dia tak mau berada di gudang meskipun hanya Lima menit atau satu menit pun dia tak mau itu terjadi. Hyun melihat Liam melepaskan kalung liontin miliknya dan di ikatkan di leher Hyun.

“Kalung yang pernah kita bicarakan, kalung ini akan selalu melindungimu. Aku bersumpah akan selalu bersamamu Hyun.”

Liam kembali memberikan kecupan di kening Hyun dan langsung menguncinya di dalam gudang yang kedap dengan suara

“Tidak!! Liam!! Liam!!! Buka pintunya, aku mohon Liam!!! Aku mohon, buka pintunya untukku, aku mohon.” Hyun sudah terlalu lemas untuk membalaskan kekejaman yang di lakukan Liam padanya, kini dia hanya bisa pasrah dengan kepla yang tertunduk dan matanya yang terpejam.

“Takdir apa yang aku dapatka sekarang, kenapa sangat menyakitkan seperti ini?”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!