Chapter 16

Saat Byan sudah tersadar semuanya sudah terlambat, kata-katanya malah akan mendorong Marsya semakin menjauh darinya.

Sakit! Sangat sakit! Byan, apakah begitu besar cintamu padanya, bahkan kamu sangat mempercayainya sampai membelanya dan marah padaku? Marsya sekarang mengakui sepertinya dia sudah kalah dengan telak.

"Byan kamu berani membentakku, ini pertama kalinya dari sejak kita tumbuh bersama sedari kecil. Aku tadinya ingin mengatakan sesuatu padamu tapi melihat semuanya sekarang, aku merasakan kepercayaan diantara kita sangatlah tipis." Marsya tersenyum getir, air mata berjatuhan di pipinya.

Mendengar perkataan Marsya Byan merasakan keanehan, tapi dia tidak mengerti kata-kata dari Marsya. Saat dia melihat air mata Marsya terjatuh, dia seketika menyesal telah membentaknya. Dia mengangkat tangannya untuk mengusap air mata di pipi wanita yang sedang menangis itu.

Marsya menepis uluran tangan Byan dengan kasar, tatapan Marsya bahkan berubah menjadi dingin saat menatapnya.

"Ingat ini Byan! Saat suatu hari nanti semuanya terbongkar. Kamu jangan pernah merasa menyesal dan jangan berani meminta ampunan padaku! Aku tak akan pernah memaafkanmu! Dan hubungan kita selama ini, yang bahkan kamu hanya memandangku sebagai saudarimu, sekarang juga sudah berakhir! Mulai sekarang kita berdua hanya orang asing!" Marsya menajamkan kata - katanya, setelah itu dia menatap benci pada Davina lalu segera membalikkan badannya lalu pergi dari sana.

Byan terpaku mendengar semua perkataan Marsya, dia masih belum bisa mengerti semuanya. Tapi saat Marsya perrgi, dia melangkah kaki ingin mengejarnya tapi Davina menahannya.

"Jangan pergi Byan, kalau tidak kamu akan melihatku mati sekarang." Davina berkata dengan menyedihkan dan memohon - mohon.

Byan menatap Davina sekali lagi, dia merasa sangat kasihan. Akhirnya dia menghentikan langkahnya yang akan mengejar Marsya.

***

Marsya menangis sepanjang jalan bahkan sambil mengemudi, tapi dia sudah tak memperdulikan apapun lagi.

Setelah sampai di rumah dia langsung pergi ke kamarnya, Ibunya yang sedari tadi duduk menunggu kabar darinya tentu saja melihat air mata putrinya.

Ranti segera menyusul menaiki anak tangga dengan sangat cepat, dia segera membuka pintu kamar Marsya.

Terlihat olehnya putrinya itu sedang menangis dengan begitu sedihnya, dia sangat syok melihatnya.

"Sayang, ada apa? Kenapa kamu menangis? Bukankah kamu dari apartemen Byan?" Ranti segera memeluk tubuh putrinya dan mengusap rambutnya dengan sayang.

"Mah, Byan benar-benar ingin menikah dengan Davina. Aku tidak mau mereka menikah, aku... aku sangat mencintai Byan dari dulu mah, huwaaaa." Tangisan Marsya semakin keras.

"Apa? Tapi kenapa kamu tidak mengatakannya dari dulu, lalu sekarang harus bagaimana?" Ranti kebingungan atas pengakuan putrinya.

Maaf mah, aku tidak bisa mengatakan kalau Byan sudah meniduriku, karena itu tidak pantas. Byan juga hanya korban tapi tetap saja dia memaksaku. Aku tidak ingin kalian marah padanya, bagaimanapun dia adalah lelaki yang kucintai.

"Marsya tau mereka berdua saling mencintai, jadi Marsya sudah menyerah. Marsya sudah mencoba memperjuangkan Byan dan sudah mengakui perasaan Marsya padanya. Tapi Byan menolak cinta Marsya mah, kini Marsya sudah kalah." Marsya berkata dari sela isakan tangisannya dengan teramat menyedihkan.

"Sudah, sudah. Kalau begitu kamu akan bagaimana? Sanggupkah kamu melihat mereka menikah?" Tanya Ranti yang ikut merasakan sakit hati anaknya.

"Tolong siapkan kepergianku ke Amerika mah, aku akan pergi ke sana. Kalau bisa secepatnya." Marsya memohon.

"Baiklah, mama akan menelepon Paman Raditya yang ada disana, agar dia bisa menjagamu." Ranti menghela nafasnya, dia tak pernah menyangka putrinya akan mencintai Byan dan berakhir dengan kekecewaan.

***

Setelah Marsya dan Davina pergi dari apartemennya, sekarang Byan terlihat semakin murung. Ia sudah meminum banyak alkohol sampai botol berserakan di lantai sampai akhirnya tubuhnya tumbang, kini ia tergeletak menyedihkan di lantai.

Saat Kasya membuka pintu apartemen Byan, dia langsung mencari keberadaan putranya itu. Saat dia sudah menemukan keberadaannya, dia melihat keadaan menyedihkan putranya yang tergeletak tak sadarkan diri di lantai. Kasya terkejut lalu akhirnya dia berteriak histeris.

Terpopuler

Comments

Conny Radiansyah

Conny Radiansyah

kenapa mengalah Marsya ... Byan harus tau yang sebenarnya.

2022-12-29

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!