Chapter 5

Shanghai China.

Davina sedang termenung menatap ponselnya, hatinya sedang gelisah. Dia merasakan sesuatu yang ganjal akan percakapannya dengan Byan barusan.

Dia merasakan suara Byan yang tidak seperti biasanya, suaranya di telepon barusan terkesan sangat dingin dan tak semangat. Apalagi sudah beberapa hari ini Byan tidak meneleponnya dan juga biasanya yang menutup telepon lebih dulu adalah dirinya bukan Byan.

Malah terkadang jika dia menyuruh Byan menutup telepon terlebih dahulu, Byan akan selalu berkata bahwa suaranya sangat enak di dengar dan ingin terus mendengarkannya. Tapi saat ini Byan sangat berbeda dari biasanya, dia bisa merasakannya.

"Apa Byan mengetahui sesuatu tentang masa lalu ku?" Gumamnya merasa gelisah.

"Ataukah dia tau tentang hubunganku dengan Sutradara Feri? Ahhhh, itu tidak mungkin. Aku sudah menutup semuanya dengan rapat." Davina bergumam.

"Tidak! Aku harus memastikannya langsung, sepertinya aku harus mempercepat kepulangan ku." Davina mengepalkan kedua tangannya karena hatinya benar-benar gelisah.

***

Bandar Udara Internasional Soekarno - Hatta, Pukul 20.00 WIB.

Kasya dan Rama asistennya baru saja keluar dari mobilnya, mereka akan pergi untuk melihat proyek kerja sama di Kota Medan.

Jadwal penerbangan mereka tinggal beberapa menit lagi, mereka berjalan dengan tergesa-gesa agar tak terlambat.

Kasya berjalan sedikit tidak fokus karena dia sedang melihat ponselnya untuk memberikan pesan kepada Byan, bahwa dia sebentar lagi akan mematikan ponselnya karena akan berada di dalam pesawat.

Ketika dia menundukkan kepalanya untuk mengetik sebuah pesan, tiba-tiba ada yang bertabrakan dengannya. Kasya yang merasa tubuhnya 'oleng' pun, tangannya segera menggapai-gapai untuk mencari pegangan.

Kasya pun akhirnya berhasil berpegangan, dia mengira tubuh yang dia jadikan pegangan juga dia peluk adalah Rama asistennya.

"Rama, maaf. Terima kasih." Ucapnya spontan dan belum menyadari siapa yang dia peluk.

"SINGKIRKAN TANGANMU!!!!." Terdengar suara raungan marah dari seorang pria.

"Dasar wanita kegatelan, tidak punya malu. Wanita kurang ajar!!!." Semua kata-kata penghinaan untuk wanita keluar dari mulut pria tersebut.

Kasya mendongak mendengar umpatan kepadanya, dia terkejut dengan amarah dan makian pria tersebut. Dia terperangah dengan matanya membulat penuh. Sampai - sampai mulutnya menganga lebar karena tak percaya seseorang sedang berkata kasar dan menghina dirinya.

"Nyonya, maaf. Tolong segera lepaskan tangan Anda dari tubuh Tuan kami." Kata salah satu lelaki yang bersama pria tersebut, lelaki itu berkata dengan sopan.

Perkataan lelaki itu membuat Kasya tersadar dan segera melepaskan pegangannya dari pria yang memakinya tadi.

Setelah dia melepaskan tangannya, Kasya baru saja ingin membalas perkataan si 'Tuan memaki' tadi. Tapi belum sempat dia membuka mulutnya untuk berbicara, rombongan pria tersebut sudah secepatnya berlalu pergi.

"Sialan! Apa pria itu gila?! Memaki dan menghina seenaknya!" Kasya balik memaki pria tadi.

"Rama! Ingat - ingat wajah pria barusan. Jika suatu saat aku bertemu lagi dengannya, kalau aku tidak bisa membalasnya jangan panggil aku Kasya Indira! Huh!" Kesalnya, kemudian dia melanjutkan kembali langkahnya untuk segera naik ke pesawat.

Sedangkan Rama sebenarnya dari tadi terbengong dari saat adegan Presdirnya bertabrakan dengan pria 'pemaki' tadi sampai saat Presdirnya itu berjalan pergi.

Rama pun akhirnya tak kuat menahan tawanya, karena sepanjang dia bekerja dengan Presdirnya itu, baru kali ini ada yang memaki dan menghina Presdirnya secara langsung.

Karena memang banyak lelaki yang memaki Presdirnya itu karena cinta mereka ditolak oleh Presdirnya, tapi itu pun mereka hanya berani di belakang.

Tapi pria 'pemaki' tadi sangat berani sekali memaki Presdirnya secara langsung, apakah pria tadi tidak mengenal siapa Presdir Kasya Indira? Wanita yang sekarang terkenal dalam dunia bisnis dengan segala kesuksesannya di Indonesia.

***

Axel baru saja turun dari Jet pribadinya dengan asisten dan beberapa pengawalnya. Setelah 21 tahun berlalu, akhirnya untuk pertama kalinya dia menginjakkan lagi kakinya di Negara kelahirannya.

Dulu dia pergi untuk melupakan dan menghapus semua kenangan yang menyakitkan, bahkan dia juga dulu pernah bersumpah tidak akan pulang kembali ke Indonesia sampai akhir hayatnya.

Tapi seminggu yang lalu ayahnya yang sudah tua dan mempunyai penyakit yang parah, memohon-mohon agar dia kembali. Pria tua yang dulu ikut andil menggoreskan luka dalam hati dan hidupnya.

Pria tua itu sudah bertahun-tahun selalu meminta maaf dan memohon padanya, tapi apakah cermin yang telah pecah akan bisa kembali seperti semula?!

Pecahan-pecahan dari cermin itu tidak bisa menyatu kembali, meskipun sudah beberapa kali dia berusaha menyatukannya.

Axel turun dari jet pribadinya lalu berjalan paling depan dan di ikuti asisten serta pengawalnya, sebenarnya tubuhnya sedikit gemetar karena dia sangat gugup sekali.

Semua kenangan-kenangan masa lalu seketika menyerbu masuk ke dalam kepalanya, sehingga dia pun berjalan tanpa berkonsentrasi penuh.

Saat ada yang bertabrakan dengannya, dia merasakan ada yang memeluknya dengan erat dan tercium oleh hidungnya aroma ringan parfum wanita.

Benar saja saat dia menundukkan kepalanya, dia melihat seorang wanita dengan erat nya berpegangan dan memeluk tubuhnya.

Sontak saja semua urat-urat di tubuhnya menjadi tegang, dia pun dengan refleks berkata-kata kasar kepada wanita tersebut.

Kemudian setelah wanita itu melepaskannya, dengan langkah seribu dia berjalan untuk segera masuk ke dalam mobil pribadinya yang sudah terparkir.

Axel secepatnya berjalan pergi karena dia mengira setelah dia bersentuhan dengan wanita yang memeluknya, gejala kecemasannya akan segera kambuh dan sudah siap ingin meminum obatnya sebelum itu terjadi.

Tapi saat dia sudah berada di dalam mobilnya, anehnya tubuhnya tidak bereaksi apapun dan juga tadi tubuhnya hanya menegang sebentar.

"Dion! Kemari!" Perintahnya pada asistennya yang sedang berada di luar mobil.

"Iya Bos." Jawab Dion lalu menghampirinya.

"Bukankah yang memelukku tadi seorang wanita?" Tanya Axel heran.

"Benar Bos." Dion sekali lagi menjawabnya.

"Lalu kenapa gejala kecemasanku tidak muncul? Lihatlah... tubuhku baik-baik saja." Axel berkata lagi sambil menunjukkan tubuhnya, biasanya jika gejalanya kambuh maka akan timbul ruam-ruam merah pada kulit tubuhnya.

"Hah?" Tentu saja sekarang sang asisten yang bingung.

"Ko bisa Bos?" Dion malah balik bertanya.

"Aku bertanya padamu! Kenapa kamu malah balik bertanya!?" Akhirnya Axel menghela nafasnya karena memang terkadang asistennya itu 'oon' nya kebangetan.

"Aha! Aku tau jawabannya Bos!" Seru Dion.

"Apa?" Axel masih dengan sabar meladeni Dion.

"Sepertinya wanita tadi adalah transgender atau wanita jadi-jadian! Ah... ternyata aku pintar juga, hahaha." Dion dengan bangga berkata.

"..............!!!!!" Axel menatap tajam Dion.

Terpopuler

Comments

Noorjamilah Sulaiman

Noorjamilah Sulaiman

🤣

2024-02-27

0

Conny Radiansyah

Conny Radiansyah

mulut loe Dion ...

2022-12-28

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!