Night Club X Jakarta, Jam 20.45 WIB.
Hingar bingar dunia malam terlihat semakin ramai, mereka berempat baru saja datang dan masih menunggu pesanan minuman mereka di ruangan VVIP.
Davina yang memang sudah sejak tadi mengirim pesan kepada orang suruhannya, sedang tersenyum senang sambil menatap ke arah Marsya.
Tunggu saja! Ini akibatnya jika berani mau merebut milikku! Batin Davina.
Pesanan minuman akhirnya datang, pelayan bar dengan telaten menaruh semuanya di meja bar.
Marsya segera mengambil gelas jus- nya tanpa tau sudah ada obat perangsang dalam minumannya, dia masih memegang gelas jus itu di tangannya.
Marsya melirik ke arah Byan, hatinya cemas kalau lelaki itu akan minum alkohol. Karena riwayat penyakit Byan sangat tidak memperbolehkan untuk pria itu meminum alkohol.
Akhirnya dia memaksakan dirinya, Marsya berbicara pada Byan untuk pertama kalinya hari ini.
"Byan, tolong jangan minum alkohol. Kamu tau itu tidak baik untuk tubuhmu, bukan?" Marsya ingin berkata seperti biasa saja tapi malah terdengar dalam suaranya mengandung perhatian.
Byan yang sejak awal kesal akhirnya melengkungkan bibirnya tersenyum bahagia. Ternyata Marsya masih menyimpan perasaan padanya karena masih mencemaskan dia.
"Baiklah, karena kamu yang memintanya, aku akan menurutimu." Byan tanpa sadar menjawab Marsya dengan suaranya yang lembut.
Mata Sammy melirik ke arah Marsya, kemudian melirik ke arah Byan. Dia akhirnya tau ternyata ada sesuatu diantara mereka berdua melebihi rasa sayang antar persaudaraan.
"Kalau begitu karena aku tidak bisa minum alkohol, jadi minuman mu in-" Byan berkata seraya merebut gelas berisi minuman jus yang ada di genggaman Marsya, dengan secepat kilat ia meminum jus itu sampai habis.
Tentu saja yang terkejut adalah Davina, apalagi dia tidak sempat mencegahnya. Mulutnya menganga lebar tak percaya, padahal rencananya adalah agar Marsya 'tidur' dengan Sammy.
Sialan! Bagaimana ini?! Cemas Davina.
Akhirnya Davina mendapatkan ide lagi, malah ide yang menurutnya lebih baik.
Baiklah, karena sudah menjadi seperti ini. Aku akan membuat Byan meniduriku saja, bukankah selama ini dia selalu menolak, karena jika itu terjadi dia harus bertanggung jawab. Hahaha, baiklah... ide bagus Davina!
"Byan, tiba-tiba tubuhku sakit. Maukah kamu mengantarku pulang? Mungkin hari ini aku terlalu kecapean, plisss." Suara Davina bergetar seperti benar-benar merasakan kesakitan.
"Davina, mau aku periksa?" Tawar Marsya yang ikut merasakan cemas.
"Tidak usah, sepertinya tubuhku hanya kelelahan. Sepertinya hanya perlu istirahat, tapi terima kasih." Davina membalas Marsya dengan wajah seorang wanita baik.
"Byan, ayo." Davina menarik-narik tangan Byan.
Byan menatap wajah Davina yang sepertinya memang kesakitan, lalu tatapannya beralih ke arah Marsya dan Sammy. Dia sebenarnya tidak ingin meninggalkan mereka berdua dan rasa cemburunya tak menginjinkan dia pergi. Tapi melihat Davina yang kesakitan, akhirnya dia pun berdiri dari tempat duduknya dan segera memapah Davina, mereka berdua pun pergi dari club itu.
( Ya iyalah, wong Davina artis. Kalo dia akting sakit ya gitu deh 🤷 🙄 )
Setelah mereka berdua sudah berada di dalam mobil, Byan segera menghidupkan mobilnya dan segera melajukan mobilnya pergi dari sana.
Tak berapa lama di tengah perjalanan, tubuh Byan terasa sangat kepanasan . Dia merasakan sesuatu yang aneh terjadi pada tubuhnya, bahkan wajahnya kini sudah memerah. Semua urat-urat di tubuhnya terlihat menonjol keluar, Byan menggenggam setir mobilnya dengan sangat erat.
Davina yang sudah memperhatikannya sejak tadi tentu saja tau apa yang sedang terjadi pada kekasihnya itu. "Byan, ada apa? Kenapa wajahmu memerah?" Davina bertanya dengan nada polosnya.
"Tidak tau, tubuhku tiba-tiba merasa gerah dan kepanasan. T-tidak enak sekali..." Byan menjawab dengan suaranya yang seperti sedang menahan sesuatu.
"Hentikan mobilnya, aku yang akan menyetir." Davina berkata lagi.
"Kamu se-dang sakit, apa tidak apa-apa?" Byan berkata dengan kekuatan yang masih dia pertahankan.
Tapi akhirnya tanpa menunggu jawaban dari Davina, Byan yang sudah tak bisa lagi berkonsentrasi menghentikan mobilnya di tepi jalan.
Mereka berdua dengan secepatnya berpindah posisi tempat duduk, Davina dengan secepatnya melajukan mobilnya ke arah apartemen Byan.
Setelah mereka berdua sampai, dengan secepatnya Davina memapah tubuh lelaki yang sudah terpengaruh obat perangsang itu. Davina segera masuk ke dalam unit apartemen, setelah Byan menekan serangkaian 'kode' pintu unit apartemen sampai terbuka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Noorjamilah Sulaiman
klu terjd makanya nasib byan sm kayak papanya dpt perempuan yg sdh rosak
2024-02-27
0
Conny Radiansyah
koq gue yang deg"an ... jangan sampe kejadian deh 😒
2022-12-29
0