Salah paham

Setelah makan bersama, akhirnya Nanda dan Zahra pun berpamitan untuk pulang. Anak-anak disana menyambutnya sangat ramah.

"Hati-hati ya nak. Apalagi ini cuacanya mendung. Kaya mau hujan." ucap Bu Halimah. Suasana sore ini memang sudah mendung seperti mau hujan.

"Iya Bu, Ninanya mana?" tanya Nanda.

"Oh dia bilang titip salam aja buat kalian, buat hati hati dijalan. Ninanya lagi ada keperluan." ucap Nanda.

"Yaudah Bu salam aja buat Nina ya." ucap Nanda. akhirnya mereka berdua pun masuk ke dalam mobil.

Mobil pun sudah berjalan, ya Nina tidak menemui mereka lagi bukan tanpa alasan. Kini ia sedang menangis, karena ternyata lelaki pujaan hatinya itu sudah mau menikahi orang lain. Penantiannya kini hanya berujung sia-sia.

"Apa mereka sudah pergi Bu?" tanya Nina. Hanya dibalas anggukan oleh Bu Halimah.

"Sudahlah. Kamu harus mengikhlaskan Nanda." ucap Bu Halimah.

"Tapi Bu, aku sangat mencintai Nanda. Kenapa ia begitu tega kepadaku. Padahal dulu secara terang-terangan aku sudah mengungkapkan perasaanku padanya Bu." ucap Nina.

"Sudahlah na. Mungkin Nanda bukan jodohmu. Kamu harus bersabar ya." ucap Bu Halimah.

"Nggak Bu, pokoknya aku akan terus mengejar Nanda. Dia harus jadi milikku." ucap Nina.

"Nggak!!! ibu gak mau kamu terobsesi seperti itu. Jangan!! kamu nggak boleh seperti itu. Yang ada, Nanda semakin tidak menyukaimu. Sudahlah nak, insya Allah kamu juga akan mendapatkan jodoh yang terbaik." ucap Bu Halimah.

"Aamiin ya Allah. hikk hikks." Ucap Nina sambil menangis dipelukan ibundanya. Entah Nina harus bagaimana, ia benar-benar tidak rela jika melihat Nanda bersanding dengan wanita lain.

...****************...

Perjalanan pulang masih belum selesai, sementara cuacanya sudah mendung. Mungkin sebentar lagi akan turun hujan.

"Kak."

"Iya?"

"Apa perjalanan kita masih lama?" tanya Zahra cemas karena melihat awan yang sudah menghitam.

"Sebentar lagi kok. Kamu tenang aja." ucap Nanda.

"Iya sih. Tapi aku takut. Sepertinya akan turun hujan." ucap Zahra.

"Kamu gak usah takut Ra. Kan ada aku." ucap Nanda.

"Iya, aku juga tahu kak. Tapi kan aku maunya kita sudah sampe rumah sebelum hujan. Minimal kita sudah ada dijalan perkotaan lah. Kalo ini kan masih dipegunungan." ucap Zahra.

"iyaa sih aku juga pengennya begitu."

Namun secara tiba-tiba ternyata hujan sudah mulai turun dengan begitu deras.

"tuh kan beneran hujan." ucap Zahra.

Akhirnya Nanda pun melanjutkan perjalanan ditengah derasnya hujan. Ia juga benar-benar tidak tahu cuacanya akan hujan seperti ini. Mobil jazz nya pun tetap melaju dengan kecepatan sedang. Namun tiba-tiba mobilnya berhenti. Menyadari akan hal itu, Zahra pun mulai panik.

"Kak, kenapa mobilnya berhenti?" tanya Zahra cemas.

"Aduh gak tau. Kayaknya aku harus periksa dulu." ucap Nanda.

"Tapi diluar hujan kak."

"Tenang, aku bawa payung kok." ucap Nanda.

Ia pun segera keluar mobil, memeriksa ban mobil. Dan ternyata benar saja, mobil ban Nanda kempes.

"Kenapa kak?" tanya Zahra setelah Nanda kembali masuk ke dalam mobil.

"Mobilnya kempes. Harus diganti dulu." ucap Nanda.

"Yaudah gimana ? aku harus bantu apa kak?" tanya Zahra.

"Masalahnya aku nggak bawa ban serep Ra." ucap Nanda.

"what ?? terus gimana dong kak!!! masa kita harus nunggu hujan reda buat nyari ban." ucap Zahra panik.

"Tenang Ra. Aku bakalan telpon Reyhan dulu buat bawa ban serep nya." ucap Nanda. Namun ternyata karena hujan yang begitu deras, akibatnya tidak ada sinyal saat ini.

"Gak ada sinyal Ra." ucap Nanda.

"Yahh gimana dong kak. Udah mau malem juga kak." ucap Zahra.

"Ya gimana lagi. Kita harus nunggu dulu hujan reda."ucap Nanda.

Ada raut kekhawatiran di wajah Zahra. Rasanya ia ingin benar-benar pulang ke rumah. Hujan masih belum reda. Hingga akhirnya ada sebuah petir menggelegar, membuat Zahra semakin ketakutan.

DUARR!!!

"Astaghfirullah Al Adzim." ucap Zahra sambil menutup kedua telinganya.

Nanda yang melihat Zahra ketakutan seperti itu, hanya tersenyum dan berusaha menenangkan Zahra.

"Kamu takut sama petir ya?" tanya Nanda.

"Hah? iyaa lah kak!!! aku pengen cepet pulang kalo banyak petir kayak gini." ucap Zahra.

"Sebentar lagi juga hujannya pasti reda." ucap Nanda.

"Itu nggak menjamin kita bakalan cepet pulangkan? ban mobilnya kan harus diganti dulu." ucap Zahra kesal.

Nanda dan Zahra pun akhirnya menunggu hujan reda. Mereka pun hanya diam saja. Tidak ada percakapan. Yang ada perasaan Zahra yang tak tenang dan ingin segera pulang ke rumah. Dilihat Handphonenya, tapi tetap saja tidak ada sinyal. Ia berharap bisa menghubungi kak Rizky dan menyuruhnya untuk menjemputnya disini, tapi itu tidak mungkin karena memang sinyal disini sangat sulit.

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya hujan sudah reda. Namun tetap saja, masih sangat susah sinyal. Sudah beberapa kali Nanda menghubungi Reyhan tapi hasilnya nihil.

"Gimana dong kak? hari udah mulai sore. Udah mau magrib. Mana bateraiku lowbat lagi." ucap Zahra kesal.

"Ya kakak juga gak tau. Semoga aja ada penginapan disekitar sini." ucap Nanda.

"ih"

Setelah beberapa saat mencari, akhirnya Nanda menemukan sebuah pemukiman yang lumayan dekat dari mobilnya yang mogok. Ada sebuah warung yang masih buka disana, Nanda pun berusaha menemui seorang ibu-ibu yang sedang menjaga warung disana.

"Assalamualaikum bu."

"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi. iya kenapa ya mas?" tanya sang ibu.

"Begini Bu. Apa ada bengkel dekat sini ya Bu?" tanya Nanda. Ya sementara ini, ia harus mengganti bannya terlebih dahulu.

"Aduh nggak ada mas. Masih agak jauh. Tapi kalo sore gini pasti udah tutup. " jawab si ibu warung.

"Apa ibu tau ada penginapan dekat sini?"tanya Nanda.

"Ada sih mas. Disana jalan sedikit juga sampe. Ada penginapan kecil diatas." ucap sang ibu. Nanda pun melihat-lihat mencari dimanakah tempat penginapan yang ibu ini ceritakan. Ia pun menemukan tempat penginapan tersebut.

"Oh iyaa Bu. Saya baru saja melihatnya. Terimakasih ya Bu." ucap Nanda.

"Iya sama sama mas." ucap ibu warung.

Nanda pun segera kembali ke mobil dan memberitahu Zahra untuk malam ini sepertinya mereka berdua harus menginap. ya, hujan masih saja gerimis, tidak mungkin mereka melanjutkan perjalanan. Apalagi ban mobil Nanda masih harus diganti.

"Apa kak ? menginap? kita berdua? aku nggak mau kak. Aku mau pulang saja." ucap Zahra panik.

"Tapi Ra. Sementara ini kita nggak bisa pulang."

"Coba kakak cari deh. Ada bengkel dekat sini atau nggak." ucap Zahra.

"Nggak ada Ra. Tadi aku sudah menanyakannya pada si ibu warung." ucap Nanda.

"Ya terus gimana dong? ibuku pasti sangat mengkhawatirkan ku, karena belum pulang malam ini." ucap Zahra.

"Udah tenang saja biar kakak yang menjelaskan ketika kita sampai rumah nanti." ucap Nanda.

Namun tiba-tiba, ketika mereka berdua sedang bercakap-cakap, ada beberapa kerumunan bapa-bapa yang menegur Zahra dan Nanda.

"Wah kalian lagi ngapain ?berduaan aja didalam mobil? lagi mesum ya??"teriak salah seorang bapa.

"Anak muda zaman sekarang memang sering banget bikin kenakalan ya."ucap seorang bapa yang lainnya lagi.

"Tunggu pa! bapa semua salah paham, kami berdua tidak berbuat apa-apa. Mobil saya mogok pa." ucap Nanda.

"Alah udahlah mendingan kalian kami bawa ke pak RW dulu." ucap si bapa.

"Buat apa pa? kami tidak berbuat macam-macam." ucap Nanda.

"Buat dinikahin lah. Kalian berdua sudah melakukan hal yang tidak sopan. Berdua-duaan didalam mobil."

"Tunggu pa. bapa salah paham. Kami tidak melakukan apapun kok." ucap Zahra.

"Lantas hubungan kalian apa?"

"Kami berdua suami istri." ucap Nanda.

"Hah ?? "

Zahra tidak percaya. Nanda benar-benar nekat. Ia hanya memberikan kode kepada Zahra untuk tidak memberitahu akan pernikahan bohong bereka.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!