Kesal

Dengan meronta-ronta dan mengeluarkan sekuat tenaga, akhirnya Zahra bisa terlepas dari pelukan Nanda. Jantungnya sangat berdebar-debar ketika Nanda memeluknya. Zahra memang belum pernah sedekat ini dengan pria. Bahkan berjabat tangan dengan lelaki selain kakaknya juga, Zahra tidak pernah. Mungkin pernah sekali ketika Zahra masih berusia anak SD dan TK. Selama hidupnya, Zahra dibekali dengan nilai-nilai Islam oleh ibunya. Ia tidak pernah berpacaran, bahkan keinginan untuk berpacaran pun tidak pernah terlintas dipikiran Zahra. Ia benar-benar perempuan yang hanya memikirkan masa depannya dan keluarga. Sampai saat ini juga Zahra masih belum kepikiran mencari pasangan hidup, karena usianya saja yang masih remaja, baru 19 tahun. Ia hanya seorang remaja yang ingin melanjutkan pendidikannya, bukan malah menikahi pria yang tidak dicintainya. Bahkan perlakuan Nanda juga membuat Zahra sedikit takut, karena Nanda yang tiba-tiba memeluknya. Ia takut kalau Nanda akan berbuat yang lebih dari ini. Ia pun membenarkan kacamatanya setelah berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari Nanda yang membuat kacamatanya bergerak hampir jatuh dari sang empunya.

"Maaf ya." ucap Nanda. Ia merasa bersalah dengan tiba-tiba memeluk Zahra. Ia hanya tidak bisa menahan diri memeluknya jika berduaan seperti ini. Entah mengapa dirinya begitu menginginkan Zahra. Padahal Nanda juga mengetahui bahwa Zahra seorang perempuan yang sangat baik dan tahu batasan antara laki-laki dan perempuan dalam Islam. Ia pasti tidak terbiasa atau bahkan terkejut dengan perlakuannya.

"Kalo kakak, mengulanginya lagi dengan memelukku secara tiba-tiba seperti ini, aku bakalan laporin ke kak Rizky." ucap Zahra mengancam Nanda. Ia pun segera merapikan jilbabnya yang sedikit tidak rapi.

"Maafin aku ya, aku gak bisa menahan diri untuk nggak memelukmu." ucap Nanda sambil mengayunkan tangannya mencoba memegang pipi Zahra. Namun, Zahra dengan cepat langsung menahannya.

"Gak usah pegang-pegang Zahra juga bisa kali kak!!" ucap Zahra sedikit tidak nyaman dengan perlakuan Nanda yang berani menyentuh pipinya.

Nanda hanya tersenyum melihat wajah Zahra yang sedikit kesal membuat ia ingin sekali mencubit pipinya.

...****************...

Akhirnya Zahra keluar dari ruangan Nanda dengan muka yang ditekuk dan kesal. Ia langsung buru-buru pergi meninggalkan Nurul yang sudah menunggunya dari tadi. Nurul sangat heran mengapa muka Zahra seperti sedang kesal. Ia pun berusaha untuk mengejarnya.

"Lo kenapa ra? kenapa jadi buru-buru begini" tanya Nurul sambil berusaha mensejajarkan langkah kaki Zahra yang begitu cepat karena terburu-buru.

"aku mau pesen grab aja ya, biar kita bisa pulang langsung ke rumah." ucap Zahra, tidak menjawab pertanyaan Nurul.

"Lo tuh kenapa sih? setelah keluar wawancara, Lo langsung buru-buru mau pulang." tanya Nurul kembali. Kini mereka berdua sudah berada di tempat duduk pinggir jalan dengan Zahra yang sudah memegang handphonenya untuk memesan mobil grab.

"gak papa kok, kayaknya besok aku gak bakalan masuk kerja." ucap Zahra dengan muka yang datar dan galau.

"What ?? kenapa?? oke ini berita bagus sekali karena kita Alhamdulillah sama-sama keterima kerja. Tapi kok Lo jadi gak mau kerja sih? padahal Lo kan yang paling antusias banget buat dapet kerjaan." ucap Nurul heran dengan perubahan sikap Zahra yang tiba-tiba tidak mau bekerja.

"Gue gak bisa cerita sama Lo. sorry ya Nurul. btw makasih ya udah ngasih tahu lowongan kerja ini."jawab Zahra. Ia masih belum menerima kenyataan karena ternyata restoran itu milik kak Nanda. Zahra tidak bisa membayangkan kalau setiap hari ia harus bertemu dengan Nanda. Ia takut Nanda akan berbuat macam-macam terhadapnya.

Akhirnya Nurul pun tidak berani bertanya kembali kepada Zahra. Ia mengerti bahwa Zahra masih butuh waktu untuk berpikir.

...****************...

Tentu saja, perasaan Nanda hari ini sangat bahagia sekali mengetahui kalau ternyata Zahra juga melamar kerja di restorannya. Ia hanya tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian tadi yang ia ternyata benar-benar berani memeluk Zahra, sungguh begitu pas sekali tubuh Zahra yang kecil berada dipelukan Nanda. Ketika sedang bersiap-siap untuk pulang, namun tiba-tiba ternyata mamanya Nanda yaitu Mamah Raisa, datang ke restoran untuk melihat dan mengecek siapa saja yang melamar ke restoran. Akhirnya Mama Raisa pun menemui Nanda.

"Nanda. Gimana wawancara kerja hari ini?" tanya sang ibu.

"What ?? mama ternyata ada disini. Kenapa mama ke sini ?" tanya Nanda bukannya menjawab, ia malah melontarkan beberapa pertanyaan.

"Ya, mama udah pergi ke klinik kecantikan, kebetulan mampir dulu kesini, pengen liat orang-orang yang ngelamar kerja." ucap Mama Raisa.

"Mama sudah telat. Mereka sudah pada pulang semua." jawab Nanda.

"Sebenarnya mama hanya ingin memastikan sesuatu." ucap Mama Raisa.

"What ??"

"Mama hanya ingin tahu dari yang perempuan-perempuan yang melamar kerja hari ini, ada nggak yang cantik, yang bisa dijadiin menantu mama." ucap Mama Raisa. Menyindir sang anak agar segera menikah. Ya, Nanda memang anak tunggal yang mandiri di keluarganya, ia pergi sekolah ke Jepang juga selalu diusahakan. Ibu dan ayahnya sangat menyayangi anaknya, Namun Mama Raisa juga heran kenapa belum ada perempuan yang dikenalkan ke rumahnya di usianya yang menginja 25 tahun. Memang masih muda, tapi waktu yang bagus untuk segera menikah.

"haha. nggak biasanya mamah berbicara seperti itu. Tenang saja mah, aku sudah mendapatkan calon menantu mamah itu." ucap Nanda sambil tersenyum, dalam bayangannya ia akan membawa Zahra ke rumahnya dan mengenalkannya kepada orangtuanya.

"Oke, mama nggak sabar banget pengen jadi ibu hajat." ucap sang ibu.

"Haha. ada-ada saja mah."

"Cepat bawa ke rumah. Mama ingin berkenalan dengannya." ucap Mama Raisa.

"Tentu saja, aku akan segera mendapatkannya dan membawanya kerumah." ucap Nanda.

Sudah ada lampu hijau dari mamahnya untuk menikah, Nanda semakin yakin dan semakin semangat untuk menjadikan Zahra sebagai istrinya. Ia pun berencana untuk mengenalkan Zahra ke orangtuanya.

...****************...

Kringggggggg kringggg kringggg!!!!!

Bunyi handphone Zahra berdering, ada panggilan masuk. Membuat Zahra berlari kencang ke kamar. Ya, dirinya kini sedang makan nasi goreng di teras rumah. Karena hari ini ulangtahun Rama, jadi Rama mentraktir ia dan kak Rizky juga beberapa teman-temannya nasi goreng. Hubungan kak Rizky dan Rama memang terbilang dekat walaupun mereka adalah anak buah dan bos. Seringkali Rama nongkrong atau main di rumah Zahra. Mereka berdua sudah dekat seperti kakak dan adik. Akhirnya rasa suka Rama juga semakin hari semakin tumbuh karena seringnya bersama Zahra.

"Sorry ya, handphone gue berdering."ucap Zahra langsung berlari menuju kamarnya.

Dilihatnya Handphone, ternyata nomor yang tak dikenal baru saja menghubungi Zahra. Akhirnya dengan memberanikan diri, Zahra pun mengangkat telpon tersebut.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi wabarakatuh, ini Zahra bukan?" tanya seorang pemuda yang tak lain adalah Nanda.

"Iya, Lo siapa?" tanya Zahra.

"aku calon suami kamu." ucap Nanda.

Zahra langsung mematikan handphone setelah sadar pasti orang itu adalah Nanda.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!