Ternyata, Rizky tak hanya menelpon Zahra, ia juga mengirimkan pesan. Zahra langsung membuka pesan dari Rizky dan membacanya.
dari : Kak Rizky
-Ra, kamu bisa ke toko sebentar nggak ? kakak mau ngomong sesuatu sama kamu. Penting ya.-
Begitulah isi dari pesan yang dikirimkan Rizky. Entah apa yang akan dibicarakan oleh Rizky, Zahra memang tidak mengetahuinya. Mungkin Rizky sedang kewalahan karena banyak pembeli. Zahra biasanya memang membantu kakaknya ditoko. Toko sembako peninggalan ayahnya itu memang kini jalankan oleh kak Rizky, setelah sebelumnya kak Rizky bekerja di pabrik dan menikah dengan kak Fani.
Setelah membaca pesan dari kakaknya itu, Zahra langsung mengeluarkan motornya dan bergegas untuk pergi ke Toko. Jarak antara rumahnya dan toko memang sedikit jauh, jadi harus menggunakan sepeda motor.
"Zahra, kamu mau kemana? makan dulu atuh. Udah mau keluar lagi aja." ucap sang ibu yang tiba-tiba sudah berada dibelakang Zahra. Ternyata Bu Mela baru saja sedang mengepel lantai dan melihat Zahra mengeluarkan motornya sehingga lantainya pun terlihat sedikit kotor bekas ban motor Zahra.
"Kak Rizky menyuruhku untuk ke Toko Bu. Mungkin dia sedang banyak pelanggan." ucap Zahra.
"Oh yaudah, kamu hati-hati ya. Naik motornya jangan ngebut-ngebut." ucap Bu Mela.
"Iyaa ibu Sayang." jawab Zahra dengan senyuman manisnya.
...****************...
"eh Ram, Bang Rizky mana?"tanya Zahra kepada Rama, temannya yang beberapa bulan ini sudah bekerja ditokonya. Karena setelah Zahra tiba ditoko, ternyata ia melihat kalau keadaan toko baik-baik saja, tidak sedang ramai pelanggan.
"Ada di gudang. Eh kenapa Lo kesini Ra?" tanya Rama. Ia adalah teman SD Zahra. Rama adalah karyawan baru kakaknya. ada 2 karyawan yang bekerja di Toko sembako keluarganya itu. Memang, tidak begitu besar tokonya itu sehingga tidak membutuhkan begitu banyak karyawan, namun memang Alhamdulillah selalu ramai pembeli. Mungkin dikarenakan harganya lebih murah dari toko-toko biasanya.
"Gue disuruh bang Rizky kemari." ucap Zahra sambil bergegas menuju gudang. Rama hanya tersenyum melihat Zahra, karena sebenarnya Rama juga sangat menyukai Zahra. Kepribadiannya yang ceria membuatnya sangat menyukainya. Namun Rama masih belum berani untuk mengungkapkan perasannya itu. Sudah lama sekali ia memendam perasaannya, dari kecil Rama sudah menyukai Zahra. Namun, Zahra memang tidak pernah peka.
Sesampainya di gudang, Zahra menemui kakaknya yang sedang memijit kepalanya seperti memikirkan sesuatu. Setelah melihat adiknya itu, Rizky pun menyuruh adiknya untuk duduk dulu.
"Kakak mau ngomong serius sama kamu Ra." ucap Rizky. Tak hanya itu, Rizky juga menutup pintu gudang dan menguncinya rapat-rapat khawatir akan ada yang mendengar pembicaraan mereka berdua. Zahra yang melihat sikap kakaknya itu, merasa heran mengapa kakaknya itu sampai harus mengunci pintu gudang untuk berbicara dengannya.
...****************...
"Ra, gimana ya ngomongnya." ucap Rizky. Ia bingung sekali untuk memulai dari mana pembicaraan dengan adiknya ini.
"tinggal ngomong aja. aku dengerin." ucap Zahra.
"Kamu mau kan bantu kakak?" tanya Rizky tiba-tiba.
"Bantu apaan?" tanya Zahra heran mengapa tiba-tiba kakaknya menanyakan hal itu. Sudah jelas Zahra akan selalu membantu kakaknya itu kalau memang ia membutuhkannya.
"ya apa aja. Pokoknya bantuin kakak." ucap Rizky kembali.
"Kakak seperti lagi bicara sama siapa aja. Sudah jelaslah aku akan selalu membantu kakak, kalau memang kakak membutuhkan aku. Kita kan bersaudara kak. Kenapa kakak harus berbicara seperti itu?" tanya Zahra heran mengapa sang kakak menanyakan hal tersebut yang tidak perlu dipertanyakan lagi.
"Oke, jujur sebenarnya kakak punya hutang modal." ucap Rizky. Mendengar perkataan kakaknya, Zahra langsung pusing.
"Berapa kak?" tanya Zahra. Ia berusaha tenang mendengarkan kakaknya. Padahal hatinya sudah bergejolak mendengar kata 'hutang'.
"300 juta." ucap Rizky. Tentu saja membuat Zahra melongo, kenapa kakaknya punya hutang begitu besar.
"kamu juga tau kan? kakak sudah beli mobil toko juga." lanjut Rizky.
"Kenapa hutang kakak banyak banget? terus sekarang gimana ? apa kakak sudah berhasil melunasinya?" tanya Zahra kesal dengan kakaknya yang begitu mudahkan meminjam uang, tanpa memikirkan bagaimana kedepannya.
"Belum, kakak hanya bisa membayar setengahnya saja, namun orang yang meminjamkannya ingin segera kakak melunasi hutangnya tahun ini." ucap Rizky.
"Kenapa? apa sebelumnya sudah ada perjanjian yang telah disepakati?" tanya Zahra. Meskipun ia baru lulus SMA, tapi pemikirannya sudah mulai dewasa.
"sudah, kakak sudah berjanji akan melunasinya tahun depan, tapi dia memaksa tahun ini." ucap Rizky.
"Terus aku harus bantu apa kak? kalau pinjam ke bank atas nama aku. Aku gak bisa kak. Masih dibawah umur." ucap Zahra. Ia berpikir kalau kakaknya akan meminta dirinya untuk meminjam uang di bank.
"Bukan itu yang harus kamu lakukan Ra." ucap Rizky.
"Ya terus apa? kakak kan hanya butuh uang." ucap Zahra.
"Utang kakak akan lunas, kalo kamu menikah sama orang yang meminjamkannya." ucap Rizky. Zahra yang mendengarnya kaget dan merasa aneh sekali dengan perjanjian tersebut.
"Hah? maksud kakak apa? aku harus menikah? perjanjian macam apa itu? kenapa harus aku." ucap Zahra kesal dengan kakaknya.
"Kakak juga gak tau, tapi ternyata ia menginginkanmu." ucap Rizky kembali.
"nggak! ini urusan kakak sama dia. Kenapa harus aku yang menjadi korbannya? pokoknya aku gak mau!!!" ucap Zahra kesal.
"Aku akan mengadukannya kepada ibu." lanjut Zahra.
"Jangan!!! kamu jangan coba-coba membicarakannya dengan ibu ra! kamu hanya akan menambah beban pikirannya. oke, maafin kakak untuk hal ini. Karena kakak yang memulainya. Tapi kembali lagi dengan perkataanmu sebelumnya. Kamu mau kan membantu kakak?" tanya Rizky.
"Gak bisa kak untuk hal ini kak. Menikah tuh bukan hal sembarangan." ucap Zahra.
"Kalo gitu berarti kamu mau menggusur toko sembako ini."Ucap Rizky.
"Maksud kakak apa? ini semua salah kakak sendiri, kenapa aku yang harus bertanggungjawab." ucap Zahra kesal dengan kakaknya.
"Oke mungkin ini berat. Tapi hanya kamu solusi semuanya. Dia hanya menginginkanmu. Kalo kamu gak mau, resikonya toko sembako dan rumah akan disita. Kamu juga gak mau itu kan." ucap Rizky.
"Memangnya dia siapa kak? kenapa kejam sekali?" tanya Zahra. Berat sekali, Zahra mengetahui ini semua dari kakaknya, apalagi solusi yang ditawarkan sangat tidak mungkin. Ini bukan drama Korea pernikahan paksa karena hutang, Zahra masih belum siap menikah. Usianya baru 19 tahun.
"Nanda. Dia menginginkanmu. Entah apa yang membuatnya seperti ini, tapi sepertinya dia memang menginginkanmu menjadi wanitanya." ucap Rizky. Rizky juga sebenarnya heran mengapa Nanda menjadi berubah seperti ini. Padahal mereka berdua sudah berteman sejak lama seperti saudara.
"oh, aku juga baru ingat kalo dulu Kak Nanda pernah menyatakan perasaannya kepadaku ketika aku masih duduk di bangku SMP, tetapi aku menolaknya. Kukira perasaanya tidak akan berlanjut seperti sekarang ini." ucap Zahra.
"Apa ? serius kamu Ra? kenapa kamu gak pernah bilang sama kakak." ucap Rizky dengan kenyataan bahwa ternyata memang Nanda sudah menyukai adiknya dari dulu.
"Tapi, saat ini aku bener-bener benci sama kakak yang berani berhutang Segede ini!!" ucap Zahra yang tidak menggubris pertanyaan kakaknya itu.
Zahra pun bergegas membuka pintu gudang untuk keluar, namun kakaknya menahannya kembali.
"Tapi gimana? kamu setuju mau menikah dengan Nanda?" tanya Rizky.
"Aku Gak Mau!!" Teriak Zahra bersamaan dirinya yang langsung keluar dari gudang.
Namun begitu keluar dari gudang tiba-tjba kaget, karena kepalanya menabrak dada seseorang didepannya. Ternyata sudah ada orang yang menunggu didepan pintu gudang. Zahra pun mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa orang yang sudah ditabraknya ini. Namun seketika ia kaget karena ternyata dia adalah Nanda. Zahra yang melihatnya hanya membuang muka dan bergegas akan pergi, namun tangannya tertahan oleh Nanda yang menariknya.
"Zahra. kamu mau kemana?" tanya Nanda. Ia begitu merindukannya.
"Aku mau kerumah lah." ucap Zahra. Padahal hatinya begitu was-was ketika bertemu dengan Nanda.
"Ikut aku sebentar." ucap Nanda sambil tidak melepas tangan Zahra.
"Ki, aku pinjem adikmu sebentar ya."lanjut Nanda berpamitan kepada Rizky yang ternyata kepalanya sudah menongol dibalik daun pintu dan melihat kejadian mereka berdua.
"iya silahkan aja nan." ucap Rizky hanya tersenyum melihat Nanda. Ia sangat mengetahui kalau Nanda pasti sangat merindukan Zahra.
"Aku gak mau! kak Nanda mau bawa aku kemana?" tanya Zahra berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Nanda yang memang itu tidak ada gunanya karena tangan Nanda begitu besar daripada tangannya. Akhirnya mau tidak mau, Zahra pun menaiki mobil Nanda, meskipun sambil meronta-ronta meminta Nanda melepaskan tangannya.
Rama yang melihat pemandangan seperti itu, panik dan langsung menarik tangan Zahra.
"Lo mau bawa Zahra kemana bang?" tanya Rama.
"Bukan urusan kamu. Aku udah izin sama abangnya." ucap Nanda.
Ia pun langsung melepaskan tangan Zahra dan membiarkannya pergi bersama Nanda. Ada perasaan sedih melihat Zahra pergi dengan laki-laki lain.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments