'Pokoknya aku gak mau nikah sama kak Nanda!!!!! Kak Rizky benar benar tega sekali. Dia sangat egois, hanya mementingkan dirinya sendiri. Tapi gimana cara buat ngelunasin hutang toko? gimana cara cepat dapet uang 300 juta selama sebulan?? AHH Aku benar-benar bisa gila jika terus memikirkannya.' begitulah isi pikiran dari Zahra yang kini sedang melamun sendiri dengan tangannya memegang kepala sedikit pusing dengan isi pikirannya sendiri. Ia pun merasa perlu mengobrol dengan kak Rizky perihal permasalahan utang piutang ini.
Zahra pun bergegas untuk mencari Rizky. Terlihat Rizky sedang menghisap rokoknya sambil menikmati kopi diteras pinggir rumah depan kolam ikan kecil-kecilan. Ya memang kak Rizky juga memelihara ikan lele disana.
"Kak, apa ada cara lain untuk membayar hutang selain menikahkan aku dengan kak Nanda ?" tanya Zahra setelah sampai dipinggir teras rumah. Cuaca malam hari ini memang sangat dingin. Ditambah dengan suasana hati yang dingin.
"Ya dengan membayar semua hutangnya." ucap Rizky santai sambil sesekali menyesap rokok hingga asapnya sudah mengepul didepan wajah Zahra yang kesal.
"Yaudah, aku akan bantuin kakak buat bayar hutang." ucap Zahra.
"Hahahaha." Rizky hanya tertawa mendengar perkataan adik perempuannya itu yang tidak percaya akan mengatakan hal seperti itu.
"Kenapa tertawa? kakak meremehkanku?" Tanya Zahra. Ia merasa kakaknya itu meragukan kemampuannya.
"Ya jelaslah. Mana mungkin kita bisa mendapatkan uang sebanyak itu Ra. 300 juta. Kamu pikir itu kecil hah ? Bahkan kita menjual rumah ini saja gak akan cukup buat bayar hutang." ucap Rizky. Ia benar-benar tak menyangka kalau adiknya sangat berpikiran pendek.
"Terus kakak mau aku nikah saja?" tanya Zahra kembali. Kini ia benar-benar emosi, ia tak menyangka kakaknya seenaknya saja mengatur hidupnya.
"Iya, itu solusi yang terbaik." ucap Rizky.
"Baiklah, kalo kakak ingin itu. Aku akan membocorkan semua rahasia ini ke ibu." ucap Zahra mengancam sang kakak.
"Nakal sekali ya kamu!!!"
"Kak Rizky yang jahatttttttt!!!"
"Kamu nakal!!!!"
"JAHAT"ucap Zahra sambil mendorong Rizky hingga ia terjatuh kedalam kolam ikan. Byuurrrr!!!! semua tubuh Rizky masuk ke dalam kolam ikan. Bajunya basah kuyup. Hingga suara jatuhnya Rizky ke dalam kolam, terdengar oleh ibu dari kamar.
"Dasar yaaa!!!! awas saja balasanku!!!" umpat Rizky
"Apa ini? kenapa Rizky berenang malam hari??"tiba-tiba sudah ada Bu Mela yang melihatnya.
...****************...
Kejadian bertengkar semalam, tidak membuat Zahra memberitahu sang ibu akan permasalahan hutangnya itu. Zahra masih belum tega kalau melihat ibunya sedih. Hari ini ia pun berniat untuk melamar kerja. Solusi dari semuanya kali ini adalah bekerja. Dengan bekerja ia akan menghasilkan uang. Ia pun mendapat informasi dari temannya, yaitu ada sebuah restoran Korea yang baru akan dibuka dan membutuhkan banyak karyawan. Zahra pun berniat untuk melamar pekerjaan ke sana. Ia pun segera pergi bersama Nurul untuk pergi ke Restoran tersebut yang tak begitu jauh ditengah kota Bandung.
Kini mereka berdua pun sudah berada disebuah Bangunan Restoran yang baru dibuka. Menurut informasi dari Nurul, Restoran Kimchijiggae ini baru saja pembukaan kemarin dengan pengguntingan pita oleh sang pemilik Restoran itu.
"Ra, kamu tau nggak?" tanya Nurul tiba-tiba.
"Nggak." Jawab Zahra.
"Kemarin kata Putri, CEO atau pemilik restorannya masih muda dan ganteng loh." ucap Nurul sambil menyeruput teajus gula batu dengan sesekali menahan pedas karena memakan seblak. Mereka berdua mampir dulu ke tempat seblak didepan Restaurant, karena jarak ke Restaurant lumayan jauh apalagi macet juga, jadi mereka kelelahan dan memilih untuk mengisi perutnya yang lapar.
"hadeuh kamu tuh ya kalo denger yang ganteng tuh langsung aja antusias."ucap Zahra.
"Ih beneran. nih gue kasih fotonya lu mau liat ga??" tanya Nurul sambil menyodorkan handphone nya kewajah Zahra, namun Zahra langsung menepisnya merasa hal tersebut tidak terlalu penting.
"Sudahlah, aku juga gak penasaran kok. Mau dia ganteng atau jelek, gue gak dapet untungnya." ucap Zahra.
"Eh apaan gak dapet untung ? dapetlah, loe bisa jadi istrinya. Soalnya si CEO ini ternyata masih bujangan juga hehehe." ucap Nurul mulai matre.
"Terserah kamu deh, sekarang cepet-cepet makannya deh, kita harus segera memberikan lamaran pekerjaan ini." ucap Zahra sambil bersiap-siap.
Namun dikejauhan ternyata ada seseorang yang sudah memperhatikan Zahra dari tadi. Dia adalah Nanda, sang pemilik Restorant ini. Dengan mata berbinar-binar Nanda memperhatikan gerak-gerik Zahra.
"Bapa kenal dengan dua perempuan itu?" tanya Reyhan, sang manajer Raestaurant itu. Ia adalah kepercayaan Nanda dalam menjalankan bisnis. Nanda mempunyai beberapa Restaurant di Indonesia dan Jepang, ini merupakan Restaurant keempat yang baru aja akan dimulai dan membutuhkan beberapa karyawan.
"Ya, saya kenal. Saya akan mewawancarai sendiri perempuan yang berkacamata itu." ucap Nanda dengan matanya yang tak lepas dari Zahra.
"Oke baik pa, saya akan atur."
'Ternyata kamu juga melamar kesini, bakalan makin sering ketemu aja' ucap Nanda dalam hati. Ia benar-benar bahagia.
...****************...
Kali ini Zahra sedang menunggu giliran dirinya dipanggil. Entah mengapa, Zahra jadi giliran terakhir yang akan diwawancara. Mungkin itu karena Abjadnya berawalan dari Z atau sengaja Nanda menjadikannya giliran terakhir.
"Kamu kapan dipanggilnya sih? lama banget." ucap Nurul mengeluh karena temannya masih lama dipanggil.
"Yaudah kalo kamu mau pulang, udah mendingan kamu duluan aja." Ucap Zahra kasian dengan Nurul yang sudah menunggunya dari tadi.
"Nggak deh aku tunggu kamu aja."
"Silahkan mbak Zahra, masuk ke ruang ini." ucap Salah seorang yang menyuruhnya masuk.
"Kenapa saya ke ruangan ini? bukankah mereka semua pergi kesana?" tanya Zahra heran karena dirinya saja yang berbeda ruangan.
"CEO kami ingin langsung menemui mbak Zahra saja." ucap Sang Manajer Reyhan.
"What ? saya? Kenapa?" tanya Zahra. Namun tidak dijawab oleh Reyhan. Ia hanya mempersilahkan Zahra untuk masuk.
Akhirnya dengan terheran dan perasaan gugup karena akan bertemu langsung CEO nya, yang sudah diceritakan Nurul bahwa ia tampan. Zahra pun masuk kedalam ruangan. Dilihatnya ada seorang pemuda yang duduk membelakanginya.
"Maaf pa, saya disuruh sama karyawan bapa, untuk ke ruangan ini." ucap Zahra.
"Iya, silahkan duduk." ucap Nanda.
Zahra pun duduk dengan manis dikursi, Namun ketika Nanda membalikkan badannya, Zahra tercengang karena melihat ternyata orang yang dihadapannya adalah Nanda.
"Kak Nanda? kenapa kakak ada disini?" ucap Zahra terkejut.
"Aku pemilik restoran ini."ucap Nanda dengan senyuman misteriusnya.
"Ja-jadi kakak pemilik restoran ini?" tanya Zahra kaget karena ternyata kak Nanda pemilik restoran yang luas dan bagus ini.
" iya, Kenapa? kamu kaget?" tanya Nanda dengan tersenyum. Sedangkan Zahra hanya membalasnya dengan anggukan kepala saja.
"jadi kamu mau melamar kerja disini?"tanya Nanda.
"emm iya, tapi kayaknya aku nggak jadi deh kak. Aku nggak mau hutang budi lagi sama kakak." Ucap Zahra. Ia tak mau lagi memiliki hutang budi dengan Nanda. Kak Rizky sudah banyak sekali berhutang dengan Kak Nanda.
"Kamu sudah keterima. Nggak usah wawancara." ucap Nanda.
"apa-apan sih kak? lagian aku gak jadi kerja disini."ucap Zahra.
"Kenapa? lagian kan sebentar lagi kamu mau jadi istri kakak. Restoran ini juga akan menjadi milik kamu." ucap Nanda dengan jelas.
Zahra yang mendengarnya hanya menelan ludah. Ia benar-benar nggak habis pikir dengan Nanda yang begitu berambisi untuk menikahinya.
"Kak. pliss kasih aku waktu. Aku pasti bisa melunasi hutang itu." ucap Zahra.
"nggak, aku tetap akan menikahimu Zahra." ucap Nanda. Tentu saja Zahra merasa jantungnya berdegup lebih kencang mendengar perkataan Nanda. Tidakkkkk.. Zahra gak boleh baper. Ia harus segera melunasi hutang kakaknya.
"Pokoknya, aku tetap akan melunasi hutang itu!! aku gak mau nikah sama kakak." ucap Zahra.
"Ku beri waktu 2 bulan."
"Hah? bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan uang 300 juta selama 2 bulan?"tanya Zahra kaget dengan kesepakatan yang diucapkan Nanda.
"Kalo gak mungkin, aku akan segera melamarmu." ucap Nanda. Sontak membuat Zahra melebarkan pupil matanya.
"Okee setuju. Aku akan cari pekerjaan yang menjanjikan, agar aku bisa mendapatkan uang 300 juta selama 2 bulan." ucap Zahra, sambil beranjak dari tempat duduknya. Namun baru saja ia berdiri, Nanda sudah menahannya.
"Kamu sudah melangkahkan kaki ke ruangan ini. Jadi kamu gak bisa keluar dari ruangan ini." ucap Nanda.
"Maksud kakak apa?"
"Kamu harus kerja disini, kalo nggak. Aku akan segera melamarmu." ucap Nanda.
"Ini pemaksaan."
"nggak, kamu sendiri kan yang mau kerja disini." ucap Nanda santai.
Tak membuang kesempatan, Nanda pun berusaha untuk memeluk Zahra. Entah mengapa, dia memang sangat menyukai Zahra. Nanda juga tidak bisa membedakan ini hanya ambisi atau dia benar-benar mencintai Zahra. Ya jelas, Nanda ingin segera menikahi Zahra, agar ia bisa tenang dan bisa bersamanya sepuasnya. Memikirkannya saja sudah sangat menyenangkan bagi Nanda.
"Oke, aku akan kerja disini mulai besok." ucap Zahra. Ia hanya takut kalau Nanda benar-benar akan melamarnya kalau ia menolak pekerjaan ini. Namun ketika Zahra akan melangkah pergi, tangannya ditarik oleh Nanda. Ia berhasil menangkap Zahra kedalam pelukannya. Sontak saja membuat Zahra kaget dan berusaha melepaskan diri. Ia benar -benar tidak menyangka kalau Kak Nanda akan senekat ini. Zahra berusaha sekuat tenaga melepaskan pelukan Nanda, namun Nanda malah menyembunyikan kepalanya dijilbab Zahra.
"Kak Nanda!!! aku akan melaporkan Kakak kepada kak Rizky!!!!"
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments